Mohon tunggu...
LindungiHutan
LindungiHutan Mohon Tunggu... Penulis - LindungiHutan.com

Informasi resmi terkait LindungiHutan.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pundi-Pundi Rupiah dari Kawasan Hutan Mangrove, Apa Saja?

19 Juni 2024   09:51 Diperbarui: 19 Juni 2024   09:54 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nelayan di kawasan Kampung Laut. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Melihat hutan mangrove kini tidak bisa hanya dengan kacamata lingkungan atau ekologis saja. Sebab hutan mangrove juga punya peran yang besar dalam mendongkrak ekonomi masyarakat utamanya kawasan pesisir pantai. Terlepas dari besarnya peran dan jasa lingkungan yang dimiliki hutan mangrove, masih ada banyak manfaat lain yang mestinya juga bisa ikut dirasakan masyarakat. Manfaat langsung berupa uang, yang sayangnya masih jarang diketahui oleh banyak orang.

Mangrove yang Lestari, Surga bagi Nelayan

Hutan mangrove menjadi rumah bagi berbagai jenis biota laut. Mereka hidup, mencari makan, hingga berkembang biak di ekosistem ini. Ada banyak biota yang bisa ditemui, mulai dari kepiting, ikan, rajungan, dan lain sebagainya. Hewan-hewan ini yang kemudian dicari oleh nelayan sebagai sumber pendapatan. Apabila kawasan mangrove rusak, maka jumlah tangkapan nelayan juga akan berkurang.

Alih fungsi lahan sama saja dengan hilangnya hutan mangrove.  Hilangnya hutan mangrove akan menyebabkan hilangnya pula hewan dan biota laut yang hidup di dalamnya. Jadi, selain berdampak buruk bagi lingkungan, juga berimbas kepada nelayan maupun masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari laut.

Omzet Besar dari Pembibitan Mangrove

Barangkali banyak yang lupa jika upaya rehabilitasi dan konservasi kawasan hutan mangrove sedang digenjot pol-polan oleh pemerintah. Tak sedikit perusahaan yang menyusul trend ini sebagai wujud dan bentuk komitmennya terhadap pelestarian lingkungan. Hal ini lantas memunculkan permintaan yang besar pula terhadap ketersediaan bibit mangrove. Pembibitan mesti banyak dilakukan untuk mengimbangi kebutuhan yang ada.

Foto tempat pembibitan mangrove di Kampung Laut Cilacap. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Foto tempat pembibitan mangrove di Kampung Laut Cilacap. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap merupakan salah satu produsen bibit mangrove yang namanya cukup tersohor. Ada banyak pesanan bibit mangrove datang dari seantero Pulau Jawa hingga Sumatera. Pembibitan dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat, yang jumlahnya bisa mencapai 20 orang. Berbagai jenis diproduksi mulai dari Rhizophora mucronata, rhizophora stylosa, bruguiera gymnorrhiza, dan bruguiera sexangula.

Dalam satu tahun produksi bibit mangrove Kampung Laut bisa mencapai 500 ribu bibit. Dari penjualan bibit mangrove, omzet yang didapat bisa mencapai ratusan juta per tahun.

Ini jelas membuktikan bahwa kawasan hutan mangrove bukan hanya memberikan jasa lingkungan tetapi juga manfaat langsung kepada masyarakat. Masyarakat yang terlibat dalam pembibitan tentunya akan mendapatkan uang dari hasil penjualan bibit.

Proyek Karbon Biru Mangrove

Apa yang dimaksud dengan blue carbon? Karbon biru atau blue carbon merupakan karbon yang diserap dan disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir. Adapun, ekosistem penghasil dan penyimpan karbon biru antara lain mangrove, rawa gambut, padang lamun, terumbu karang, hingga fitoplankton. 

Tahukah Anda jika hutan bakau di Indonesia diperkirakan menyimpan 0,82-1,09 PgC (pentagram karbon) per hektare. Hutan mangrove sebagai salah satu ekosistem penghasil dan penyimpan karbon biru memiliki peran besar dalam upaya mitigasi perubahan iklim. 

Kawasan hutan mangrove menyerap emisi karbon yang terperangkap di dalam atmosfer. Untuk kemudian membantu dalam proses akselerasi pencapaian target net zero emission pada tahun 2060 yang ditetapkan pemerintah Indonesia maupun dalam konteks komunitas internasional .

Penyelenggaraan proyek karbon biru ini tentu tidak bisa dilakukan tanpa masyarakat setempat. Masyarakat, petani, maupun kelompok tani yang ada jelas akan dilibatkan dalam proses hulu hingga hilirnya. Sederhanannya, paling tidak masyarakat dilibatkan dalam proses penyediaan bibit/pembibitan, penanaman, hingga monitoring. 

Proyek-proyek karbon biru ini akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat. Harapannya, masyarakat bisa mendapatkan pundi rupiah tambahan dan meningkatkan taraf kehidupan.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun