"Mangrove sendiri untuk penyimpanan karbon itu hampir 5 kali lipat atau bahkan lebih daripada hutan-hutan tropis lainnya, jadi dibandingkan hutan boreal, ataupun hutan tropis sekalipun, mangrove ini punya potensi penyimpanan karbon yang lebih besar sekitar 5 kalinya dari hutan lain," Jelas Alma.
Sejalan dengan pendapat Alma, penelitian terhadap hutan bakau di Indonesia menunjukkan bahwa area  tersebut diperkirakan menyimpan antara 0,82 hingga 1,09 Pentagram karbon per hektare.
Peran Hutan terhadap Climate Crisis
Dari Alma bergeser ke Ajie yang berbicara mengenai peran hutan dalam mitigasi dan adaptasi krisis iklim serta potensi karbon yang dimilikinya.
Sebagaimana diketahui, hutan Indonesia memiliki kapasitas signifikan dalam mengatasi perubahan iklim. Berdasarkan informasi dari DataIndonesia.id (2023), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan bahwa total area hutan di Indonesia pada tahun 2022 adalah sebesar 125,76 juta hektare, yang terdiri dari 27,41 juta hektare hutan konservasi, 29,56 juta hektare hutan lindung, dan 68,82 juta hektare hutan produksi.
"Kenapa kita perlu adanya hutan? Hutannya tetap ada jangan dibabatin, dialihfungsikan. Kalau di seluruh dunia, dengan nilai yang naik turun, karbon dan biomass-nya itu sekitar hampir 300 juta gigaton, bayangin kalau itu berkurang atau terlepas karbonnya, enggak tahu deh atmosfer kita masih bisa bertahan enggak," Ungkap Ajie.
Lebih lanjut, pentingnya mengambil langkah dan tindakan yang bijak dalam melestarikan hutan sebagai upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
"Ini adalah saatnya untuk kita menjaga legacy kita. yaitu bagaimana saat kita melakukan segala sesuatunya dengan bertanggung jawab, kita aware tentang lingkungan kita, bahwa kita enggak hidup sendiri gitu, untuk anak cucu kita supaya tetap ada," Sambung Ajie.
Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Menyimpan Potensi Besar Karbon
Sebagai negara yang memiliki salah satu wilayah hutan terbesar di dunia, Indonesia secara alami berkontribusi pada upaya pengurangan emisi karbon, terutama mengingat potensi besar yang dimilikinya.Â
"Ini kalau dari Katadata, misal secara hitung-hitungan karbon dan segala macam, kalau karbon kredit di-value 5 dollar per ton, Indonesia bisa punya potensi sampai 8.000 triliun, tapi mungkin juga tidak semudah itu dalam praktiknya," Jelas Ajie.
Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia mendukung penuh optimalisasi potensi hutan, termasuk melaksanakan tindakan mitigasi di sektor FOLU menuju Net Sink 2030. Upaya tersebut meliputi perlindungan hutan dari deforestasi, mencegah degradasi hutan di area-area konsesi, pengelolaan lahan gambut dengan baik, konservasi keanekaragaman hayati, serta penguatan penegakan hukum.