Mohon tunggu...
LindungiHutan
LindungiHutan Mohon Tunggu... Penulis - LindungiHutan.com

Informasi resmi terkait LindungiHutan.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kelompok CAMAR Pesisir Tambakrejo Semarang Tanam 500 Ribu Pohon dan Hijaukan 3 Ha Lahan

29 Desember 2023   01:59 Diperbarui: 29 Desember 2023   02:03 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan iklim itu nyata, nyatanya di sepanjang pesisir Pantura tak sedikit masyarakat yang mengamini persoalan tentang abrasi. Termasuk, masyarakat pesisir Tambakrejo, Kota Semarang. 

Bertahun-tahun masyarakat Tambakrejo harus berurusan dengan abrasi, air pasang, dan sengkarut persoalan lainnya. Mereka menjadi saksi bagaimana air laut bisa menenggelamkan daratan dan memaksa mundur manusia mengalah terhadap alam.

Sebelum berbicara spesifik tentang Tambakrejo, Semarang sendiri merupakan salah satu kota yang terancam tenggelam. Ancaman abrasi dan penurunan tanah membuat banyak para ahli memprediksi kapan ibu kota Jawa Tengah ini akan perlahan direndam air laut. 

Sepanjang tahun 2005-2019 saja, ada 489,01 hektare luas yang terdampak abrasi di Kota Semarang. Angka tersebut menjadi salah satu yang terluas dibandingkan beberapa kota di Pantura yang terkena abrasi.

Proses abrasi di pesisir Semarang muncul dengan berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Di antaranya disebabkan netto pergerakan sedimen dari arah pantai bagian barat ke bagian tengah, dan adanya pergerakan sedimen dari arah pantai bagian timur ke bagian tengah. 

Selain itu, penggunaan lahan mangrove menjadi tambak serta bertambahnya penduduk dan pembangunan infrastruktur turut memengaruhi kerentanan abrasi di Semarang (Suhardi dan Saraswati: 2020).

Kondisi Abrasi Pantai Tambakrejo

Barangkali 10-15 menit dari pusat kota, kamu bisa mengunjungi pesisir Tambakrejo yang berada di Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang. Di sini, kamu bisa menemui sisa-sisa bangunan dan bukti nyata abrasi yang memakan garis pantai.

Sekitar 1980-an, jarak lokasi pesisir dengan permukiman warga sekitar 1,5 km. Dahulu, masyarakat masih bisa berjalan menuju bibir pantai. Semenjak tahun 2000-an, abrasi mulai mengancam. Kini, daratan yang dulu masih bisa dipijaki kaki, telah tenggelam digenangi air.

Maka tak heran jika masyarakat banyak yang memanggil Tambakrejo sebagai Tambak Lorok. Tambak Lorok berasal dari kata nglorok yang dalam Bahasa Jawa berarti merosot. Ya, tanahnya merosot tenggelam oleh air laut akibat abrasi.

Akibat Abrasi Masyarakat Tambakrejo Harus Berjuang

Abrasi menyisakan jejak yang bisa kamu temui di Tambakrejo. Jejak-jejak tersebut seperti ingin bercerita bagaimana alam mengubah banyak hal dan manusia tak bisa berbuat banyak di depannya.

Sisa bangunan yang terimbas abrasi. | Dok Pribadi
Sisa bangunan yang terimbas abrasi. | Dok Pribadi

Dari tempat para nelayan Tambakrejo menyandarkan kapalnya, sejauh 1 km lebih menuju laut kamu bisa menemui sisa bangunan pom bensin yang tenggelam. Tak jauh dari situ terlihat pula tiang-tiang listrik menjuntai berderet mengiringi bekas jalanan yang kini sudah tenggelam. Bukan hanya jalan, sebuah makam umum pun ikut tenggelam yang membuat masyarakat Tambakrejo mesti memindahkannya ke tempat yang lebih aman. Dengan syarat bagi mereka yang mampu.

Sementara di daratan, rumah-rumah di pesisir Tambakrejo banyak mengalami peninggian bangunan. Tujuannya agar tidak kebanjiran air laut ketika sedang pasang. Tak sedikit rumah yang ditinggikan hingga tiga sampai empat kali semenjak abrasi menerjang. Bagi mereka yang belum bisa membiayai renovasi rumah, terpaksa tinggal di dalam rumah yang memiliki jarak dengan atap cukup pendek.

Upaya Kelompok CAMAR LindungiHutan

Tak ingin diam, masyarakat pesisir Tambakrejo memilih untuk menanam mangrove guna mencegah dampak abrasi yang lebih parah. Pak Yazid bersama kelompok CAMAR mulai melakukan pembibitan, penanaman, hingga perawatan kawasan hutan mangrove yang ada.

Kawasan mangrove di Tambakrejo Kota Semarang | Dok Pribadi
Kawasan mangrove di Tambakrejo Kota Semarang | Dok Pribadi

"Kelompok CAMAR karena memang fokusnya adalah menanam atau menghijaukan lingkungan kami yaitu di pesisir pantai, kelompok CAMAR ini berdiri tahun 2011 akhir, semenjak itu secara keseluruhan kita menanam hampir 500.000 pohon," Tutur Pak Yazid

Penanaman mangrove oleh Kelompok CAMAR di Tambakrejo Semarang. | Dok Pribadi
Penanaman mangrove oleh Kelompok CAMAR di Tambakrejo Semarang. | Dok Pribadi

Berdasarkan jumlah tersebut, Kelompok CAMAR sukses menghijaukan kurang lebih 3 hektare lahan dengan pohon mangrove. Tentu, sampai saat ini Kelompok CAMAR tak berhenti untuk menanam dan berusaha memperluas hutan mangrove yang ada sekaligus menjaga kelestariannya.  

"Kalau estimasi, kisaran hampir 3 hektare itu yang masih bertahan, dan kita mulai konservasi lagi yang hampir 1,5 hektare yang masih kecil-kecil," Pungkas Pak Yazid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun