Kota Semarang merupakan salah satu wilayah yang terancam tenggelam akibat abrasi. Data menyebutkan, abrasi terjadi paling besar di Kecamatan Tugu dan Genik. Abrasi menyebabkan berkurangnya luas pesisir sebesar 336,4544 ha di Kecamatan Tugu dan 98,0803 ha di Kecamatan Genuk (Suhardi dan Saraswati: 2020).
Kendati demikian, menurut Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Tengah (2012), luas hutan mangrove Kota Semarang mencapai 94,39 ha atau 3,84% dari total luasan area mangrove di Jawa Tengah dengan 46,19 ha. Salah satu kawasan mangrove tersebut berada Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu.
Menilik Kondisi Hutan Mangrove di Mangunharjo
Pantai Mangunharjo telah mengupayakan kegiatan percontohan pelestarian ekosistem untuk wilayah sekitar. Di Mangunharjo sendiri, terdapat dua spesies mangrove dominan yang hidup di wilayah ini yaitu Rhizophora mucronata dan Avicennia marina. Pohon mangrove ini tumbuh hingga diameter berkisar 4-16 cm dan tinggi 1-5m.
Mangrove rhizophora ditanam untuk menjerat sedimen tanah dengan harapan daratan baru dapat muncul. Selain itu, penanaman mangrove juga berfungsi sebagai habitat bagi berbagai biota laut dan makhluk hidup yang ada sekaligus menambah estetika kawasan wisata.
Kisah dan Semangat Sururi
Lestarinya hutan mangrove di Pantai Mangunharjo tak bisa lepas dari jasa Sururi, tokoh setempat yang mendedikasikan hidupnya untuk menanam dan menjaga kawasan hutan mangrove. Awalnya, Sururi merasa prihatin sekaligus khawatir akan adanya ancaman abrasi mengingat kondisi pesisir pantai yang minim pohon mangrove.
"Saya prihatinnya sebenarnya untuk kondisi pribadi, karena kalau saya kena rob rumah ini hilang seperti Sayung (Demak) saya mau pindah kemana? Maka dari itu saya mulai menanam. Pokoknya di mana saya berpijak di situ saya menanam, ya banyak orang yang mempertanyakan. Namun bagi Sururi ini ada artinya, karena bisa memunculkan daratan baru dan mencegah abrasi," Ujar Sururi.
Perjalanan Sururi tentu tidak mudah, penuh dengan dinamisme dan naik turun. Mulai dari menanam, kemudian melakukan pembibitan, hingga perawatan. Sebagian besar hidupnya, ia dedikasikan untuk menjaga kelestarian mangrove di Pantai Mangunharjo.
Menurut penuturannya, saat ini banyak yang mencari bibit mangrove baik itu perusahaan swasta, pemerintah, LSM, dan lain-lain.
Sururi kini merasakan dampak baiknya, atas apa yang dilakukan selama bertahun-tahun, menanam dan menjaga hutan mangrove di Mangunharjo.
"Kampung saya sekarang jauh dari abrasi. Dulunya kalau mau ke laut itu enggak sampai 1 kilo sudah sampai ujung pantai, karena abrasi tergerus. Â Nah sekarang kalau mau ke laut itu sudah jauh sekarang kalau mau ke laut itu sudah 3 kilometer," Tutur Sururi.
Bagi Sururi, tak ada kata berhenti untuk menanam! Selama masih bisa dirinya akan terus menanam.
"Kalau kita masih sehat kita terus berjuang, semoga perjuangan mangrove ini banyak yang meneruskan," Pungkas Sururi.
Bersama Sururi, LindungiHutan Menanam Kurang Lebih 30.000 Pohon di Pantai Mangunharjo
Aksi dan komitmen Sururi tentu patut kita dukung bersama. Sampai saat ini, LindungiHutan telah menanam kurang lebih 30.000 pohon di Pantai Mangunharjo bersama Sururi dan pihak-pihak terkait. Harapannya, akan ada makin banyak pihak-pihak yang ikut melakukan penanaman bersama Sururi di Pantai Mangunharjo demi masa depan bumi yang lebih baik. Kami percaya kita bisa #BersamaMenghijaukanIndonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H