Kandungan karbohidratnya yang tinggi membuat buah lindur sangat potensial apabila dijadikan sumber pangan baru. menurut Sulistyawati, dkk (2012) Kandungan gizi buah lindur terdiri dari lemak 0,23%, protein 5,5%, karbohidrat 81,9%, kalori 371%.
4. Keripik Daun
Kalau kita sering mendengar keripik bayam, produk olahan satu ini juga sama-sama keripik dari daun, tetapi daun mangrove jenis brayo atau Avicennia marina. Jenis daun mangrove ini diketahui dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan alternatif, karena memiliki kandungan gizi flavonoid yang tinggi atau mengandung antioksidan tinggi yang berguna untuk tubuh.
Mengutip dari Desi Ramadhani, dkk (2022), kandungan gizi keripik mangrove brayo terdiri dari kalori 240 Kkal/Kg, Protein 3,89%, 6,48% Lemak, 0,3%, Karbohidrat 68,29%. Cara membuatnya pun cukup mudah.
Bahan-bahan yang diperlukan seperti daun mangrove jenis brayo, tepung beras, minyak goreng, telur, bawang putih, ketumbar, kemiri, air, dan kaldu ayam. Nah, berikut langkah-langkah pembuatannya:
- Cuci daun mangrove hingga bersih,
- Haluskan bumbu-bumbu seperti bawang putih, kemiri, ketumbar, dan garam menggunakan cobek,
- Masukkan tepung beras ke dalam baskom, masukkan bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan, masukkan kaldu ayam bubuk sebagai penyedap dan jangan lupa tambahkan telur di dalam adonan. Aduk hingga rata.
- Setelah minyak goreng panas, daun yang sudah dilumuri adonan siap untuk digoreng. Goreng dengan api sedang.
Kisah Alpiah Bersama Kelompok Kebaya Muaragembong Bekasi Kenalkan Berbagai Olahan Mangrove
Alpiah adalah sosok perempuan yang bersama Kelompok Kebaya (Bahagia Berkarya) melakukan kegiatan penanaman mangrove, pencarian buah mangrove, hingga pengolahannya.
"Alhamdulillah, saat ini Kebaya sudah punya 10 macam produk, mulai dari sirup, jus, stick, kacang umpet, keripik umpet, keripik daun, keripik buah, kopi, hingga tepung mangrove," Terang Alpiah.
Selain produk makanan, mangrove juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pewarna alami. Kelompok Kebaya memanfaatkan limbah propagul (buah mangrove yang telah mengalami perkecambahan) untuk kemudian dikumpulkan. Setelah semua terkumpul, lalu dikeringkan dan dimasak atau direbus menjadi pewarna batik.
Kendati informasi mengenai produk olahan mangrove masih minim, tetapi pemanfaatan buah mangrove seharusnya bisa menjadi sumber 'pundi-pundi' bagi masyarakat. Maka dari itu perlu pengenalan dan penyebaran informasi lebih lanjut.
"Kepinginnya produk mangrove bisa dikenal seluruh Indonesia, karena masih banyak warga yang enggak kenal mangrove, beberapa pembeli bertanya mabok enggak, mati enggak kalau makan mangrove? Itu yang saya kadang suka miris gitu," Pungkas Apliah.