Mohon tunggu...
Lindung Pardede
Lindung Pardede Mohon Tunggu... Trader -

ketika diam, kita bisa memaknai hitam berwarna putih dan putih berwarna hitam. semoga

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kopi Pahit Racikan Ahok untuk Pilkada Serentak

4 September 2015   18:03 Diperbarui: 4 September 2015   18:03 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa yang telah dibuat oleh Ahok bagi Jakarta?

                Ahok banyak membuat keputusan yang tidak populer di Jakarta. Keputusan populer saya artikan sebagai keputusan yang diterima oleh pola pikir kebanyakan orang. Oleh karena itu, tindakan dan keputusan Ahok tidak populer bagi orang-orang karena keputusan itu membuat perubahan dan ternyata mengganggu zona aman beberapa kelompok atau golongan. Orang-orang yang tidak mengerti, orang-orang berbeda pendapat dan orang-orang yang terganggu menyuarakan suaranya. Tetapi semakin mereka berteriak, orang-orang yang mendengar teriakan mereka semakin mengerti esensi dari keputusan Ahok. Sehingga bukan hanya warga Jakarta yang bisa menilai, tetapi di luar Jakarta bisa juga memandang Ahok dan membandingkan dengan kepala daerah mereka masing-masing.

Kopi Pahit Racikan Ahok untuk Pilkada Serentak 2015

Jawaban Ahok yang berkata “Dia tidak takut tidak dipilih di 2017” cukup mencengangkan. Dimana para calon pemimpin daerah yang lain berusaha agar orang-orang memilih mereka di kampanyenya. Memberikan janji-janji yang indah bila mereka terpilih, tetapi Ahok melalui semua yang telah dia lakukan untuk Jakarta berkata, tidak takut tidak dipilih. Tentu apa yang dilakukan oleh Ahok menjadi harapan bagi warga Indonesia tentang seorang pemimpin daerahnya. Pemimpin yang mau bekerja untuk kemajuan daerahnya, bukan hanya sekedar pemimpin yang duduk di meja pimpinan. Pemimpin yang memang berani melawan korupsi karena si pemimpin tidak korupsi. Pemimpin yang tidak sembunyi dibalik topeng agama, tetapi pemimpin yang tindakannya mengamalkan ajaran agamanya. Pemimpin yang berani buat keputusan untuk kepentingan orang banyak, bukan karena keputusan suara terbanyak. Pemimpin bukan orang yang saat kampanye alim tapi setelah terpilih bertindak dan ambil keputusan yang lalim. Pemimpin adalah orang yang bekerja bukan orang yang hanya diam tetapi diam-diam menggerus uang rakyat. Tidak persoalan agamanya apa, selama mengamalkan ajaran agamanya, dia akan membawa kebaikan. Kopi racikan Ahok, terasa pahit, tetapi bagi penikmat kopi, yang mengerti kopi, itu terasa nikmat. Terasa pahit, tetapi bermanfaat.

Semoga setiap calon pemimpin daerah berani berkata, dia bukan Ahok, tetapi berani memimpin seperti Ahok. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun