Mohon tunggu...
Lindsay LilianaDewi
Lindsay LilianaDewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa semester 2 Kedokteran Hewan di Universitas AIrlangga.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

20 Juni 2022   17:16 Diperbarui: 20 Juni 2022   17:21 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyakit yang sedang merebak saat ini salah satunya ialah penyakit pada mulut dan kuku. Penyakit ini telah menginfeksi berbagai hewan ternak, contohnya ialah sapi, babi, serta kambing. 

Menurut Alexandersen et al., 2003 bahwa penyakit mulut dan kuku ini dikenal karena kemampuannya menginfeksi hewan sehat secara minimal dosis dengan replikasi cepat dan ekskresi virus tingkat tinggi. 

Penyakit ini secara tidak langsung telah merugikan ekonomi masyarakat. Penyakit ini telah menyebar dengan sangat cepat bahkan bisa sampai penjuru dunia. 

Merebaknya penyakit pada mulut dan kuku yang ditularkan dari hewan membuat masyarakat menjadi takut jika ingin mengonsumsi makanan yang bahan utama nya ialah daging.

Mewabahnya penyakit pada mulut dan kuku ini membuat peternak semakin resah dan risau. Meskipun tidak menular kepada manusia tetapi tetap ada di hewan yang ia pelihara bahkan yang akan ia jual. Berbagai gejala pada penyakit ini pun diketahui. 

Gejala Penyakit pada mulut dan kuku ialah hewan yang mengalami penyakit ini awal mula sakit demam sekitar 39 0C. Para hewan yang tertular menjadi tidak nafsu makan dan terlihat lebih lesu dari biasanya. Terdapat lesi pada lendir lendir mulut serta gusi hingga hidung. Bahkan banyak hewan yang terjadi hiper salivasi diiringi dengan busa.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan PMK, yaitu melakukan biosekuriti kandang (memusnahkan barang-barang yang terkontaminasi dan melakukan disinfeksi pada barang-barang yang akan masuk kandang), biosekuriti kandang (disinfeksi kandang dan peralatan secara berkala selesai digunakan serta disinfeksi lingkungan sekitar kandang), biosekuriti pada karyawan peternakan (karyawan wajib semprot disinfeksi sewaktu masuk kandang, menggunakan pakaian APD lengkap, sepatu boots dan masker), biosekuriti ternak (menempatkan setiap ternak yang baru masuk ke lokasi peternakan di kandang karantina selama 14 hari dan dilakukan pengamatan yang intensif terhadap gelaja penyakit, jika terdapat gejala klinis penyakit, segera dipisahkan dan dimasukkan ke kandang isolasi dan ditangani lebih lanjut oleh petugas kesehatan hewan, pemotongan hewan terinfeksi, serta hewan yang kemungkinan kontak dengan agen PMK, memusnahkan bangkai, sampah pada area yang terinfeksi, dan perlindungan pada zona bebas).

Berbagai gejala sudah ditentukan, alangkah baiknya jika kita melihat gejala seperti itu pada hewan agar cepat diatasi, mencegah sedari dini agar hewan tetap sehat dan bugar. Sehingga penyakit seperti ini tidak akan tertular ke hewan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun