Mohon tunggu...
Wachidatul Linda Yuhanna
Wachidatul Linda Yuhanna Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Saya adalah seorang dosen Pendidikan Biologi yang mempunyai hobi menulis dan broadcasting. Saya tertarik dengan dunia jurnalistik karena mellaui kegiatan ini dapat berbagai informasi positif yang dapat menjadi inspirasi bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasionalisme ala Gen-Z , Utamakan Internalisasi, Digitalisasi, dan Edukasi (IDE)

12 November 2024   10:15 Diperbarui: 12 November 2024   10:45 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Upacara bendera, salah satu bentuk nasionalisme (Dok. Universitas PGRI Madiun)

3. Edukasi 

Pendidikan merupakan sarana vital dalam menanamkan nilai nasionalisme sejak pendidikan pra sekolah sampai Pendidikan Tinggi. Filosofi belajar sepanjang hayat perlu dimaknai secara mendalam bagi penanaman nilai persatuan bangsa. Artinya, nilai persatuan bangsa tidak hanya diperoleh pada saat pembelajaran formal, namun juga bisa belajar dari kehidupan, lingkungan dan peristiwa yang terjadi.

Pendidikan di keluarga menjadi proritas dalam menanamkan nilai nasionalisme. Orang tua menjadi role model bagaimana menanamkan 4 konsesus bangsa (Wijayanti, et.al, 2022). Melalui aktivitas sehari-hari generasi Z diajarkan bagaimana sikap toleransi, saling menghormati, menghargai pendapat, gotong royong dan nilai kebersamaan lainnya. Pembelajaran di sekolah juga sangat penting. 

Guru dapat memberikan pemahaman konseptual tentang rasa nasionalisme khususnya persatuan bangsa secara holistik, agar dimaknai secara mendalam bagi siswa (Susilawati et.al, 2021). Saat ini juga dikembangkan Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Selain keluarga dan sekolah, pola edukasi persatuan bangsa juga dapat dilakukan oleh masyarakat. Interaksi lingkungan masyarakat bisa menjadi sarana edukasi nasionalisme dalam konteks yang lebih luas dan pluralisme. Generasi Z perlu dilibatkan dalam proses sosial bermasyarakat, berorganisasi, berpolitik dan menjadi agen yang kritis dalam menyelesaikan permasalahan bangsa.

Dengan demikian konsep IDE (Internalisasi, Digitalisasi dan Edukasi) merupakan salah satu upaya strategis dalam meningkatkan rasa nasionalisme bagi generasi Z. Peran penting generasi Z dalam upaya membangun nasionalisme dan kesatuan NKRI perlu didukung sepenuhnya dari berbagai pihak, agar bangsa Indonesia di masa depan menjadi bangsa yang tetap menjaga nilai Pancasila dan keutuhan NKRI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun