Mohon tunggu...
Linda Triana
Linda Triana Mohon Tunggu... Jurnalis - Pendidikan Agama Isalam A1 Mahasiswi IAIN Jember

"من يزرٱ يحصد" Barang siapa yang menanam maka ia akan menuainya🌹

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rekonstruksionisme dan Tokohnya

27 Mei 2020   13:19 Diperbarui: 27 Mei 2020   13:23 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filsafat Rekonstuksionisme dan Tokohnya dalam pendidikan.

Kembali lagi diartikel saya. Sebelumnya kita sudah membahas tentang perenialisme, nah untuk sekarang kita kan membahas tentang Rekonstruksionisme dalam pendidikan.

Rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris yaitu Reconstruk yang berarti menyusun kembali. Dalam filsafat pendidikan Rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak suatu tatanan lama dengan membangun tatanan hidup baru dengan kebudayaan yang bercorak modern, serta berupaya mencari kesepakatan antar sesama manusia agar dapat mengatur kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya.

Aliran ini pada prinsipnya sepaham dengan aliran perenialisme. Kemunculan aliran filsafat konstruksionisme berawal dari kondisi masyarakat yang semakin meninggalkan sebuah tatanan dunia dalam bersikap meskipun aliran filsafat ini sepaham dengan aliran perenialisme, namun prinsip yang dimiliki oleh kedua aliran ini berbeda. Keduanya mempunyai kisi dan cara yang berbeda dalam memecahkan masalah yang tengah dihadapi.

Aliran perenialisme lebih memilih untuk kembali kepada kebudayaan lama yang telah diuji dan terbukti bahwa sudah membawa manusia mengatasi krisis sedangkan pada aliran rekonstuksionisme berusaha membawa suatu konsensus yang paling luas dan paling mungkin mempunyai tujuan utama dan tertinggi dalam mencapai tujuannya. Aliran ini berusaha mencapai kesepakatan semua orang mengenai tujuan yang akan mereka capai.

Pada prinsipnya aliran ini memandang bahwa alam itu metafisika. Aliran ini berpendirian bahwa alam nyata ini mengandung 2 hakikat sebagai asal sumber yaitu hakikat materi dan hakikat rohani.

Aliran rekonstruksionisme  memandang bahwa realita itu bersifat universal atau menyeluruh. Realita ini ada dimana-mana dan ada di setiap tempat. Aliran ini juga berkeyakinan bahwa memiliki tugas yaitu menyelamatkan dunia merupakan tugas semua umat manusia, oleh karena itu perlu adanya pembinaan intelektual, spiritual yang sehat, dan kembali pada nilai dan norma yang benar demi generasi sekarang dan masa yang akan datang.

Aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa atau dunia diatur dan diperintah oleh rakyat dan cita-cita sesungguhnya, tidak hanya teori saja akan tetapi diwujudkan menjadi kenyataan.

Selanjutnya yaitu tokoh pelopor filsafat rekonstruksionisme adalah sebagai berikut:

1. George Counts

Dia merupakan salah satu filusuf sosial dan pendidikan dalam aliran ini. Dia lahir di amerika serikat pada tanggal 9 desember 1889 berawal dari terbitnya buku john dewey tahun 1920 yang berjudul Recontruction in filosofi buku ini dijadikan gerakan oleh george counts bersama paroling part di tahun 1930 termasuk awal munculnya penggerak aliran rekonstrusionisme ini.

Mereka memunculkan gagasan yang bermaksud ingin membangun masyarakat baru yang dipandang pantas dan adil. Dia juga mempunyai beberapa karya salah satunya yaitu berisi tentang sebuah pernyataan yang jelas tentang perlunya keterlibatan pendidikan dalam menyelesaikan masalah sosial. Buku ini terbit pada tahun 1932 melalui tulisannya ia lalu mencoba mempertanyakan sistem sosial dan ekonomi masyarakat pada saat itu yang telah menjadi persoalan yang cukup besar bagi masyarakat maka dari itu pendidikan harus menjadi agen perubahan bagi rekonstruksi sosial menurutnya.

Pendidikan diperlukan untuk mengungkapkan peradaban dan perumusan filsafat pendidikan yang dapat mempersiapkan para pendidik untuk menghadapi krisis sosial dan peradaban budaya untuk mengkonstruksi keyakinan dan kondisi sosial dengan nilai-nilai yang berubah. Oleh karena itu dalam hal ini guru harus merubah posisi sebagai ujung tombak untuk mengambil langkah dalam reformasi sekolah.

Tujuan pendidikan dalam aliran ini sebagai berikut dengan cara untuk membebaskan dan mengelola pikiran untuk mengekspresikan dari peradaban yang dilayaninya. Dalam hal ini peran pendidikan membentengi kesenjangan sosial dan masyarakat dalam pendidikan sebagai transmisi budaya yang layak kepada anggota masyarakat. Untuk mencapai tujuan pendidikan rekonstuksionisme berupaya untuk mencari kesepakatan dan kerjasama antara manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya.

2. Poule Freire

Dia dilahirkan di Brazil pada tanggal 19 september 1921 dan meninggal tanggal 2 mei 1947 akibat penyakit jantung. Latar belakang pendidikan di bidang hukum. Sempat menjadi pengacara dalam waktu yang singkat. Sebagai tokoh pendidikan ini dikenal sebagai tokoh utama aliran ini. Menurutnya pendidikan ini memiliki tujuan untuk membuka mata peserta didik agar mereka menyadari realitas dari kecerdasannya dan berupaya agar mereka melakukan transformasi sosial. Kegiatan membuka mata peserta didik disebut koensentasi yaitu pemahaman mengenai keadaan nyata yang sedang di alami oleh peserta didik.

Menurut Freire pendidikan itu ada campur tangannya dengan politik baik untuk mempertahankan atau menciptakan perubahan sosial. Dari kedua kecenderungan itu dapat dilihat dari metode belajar mengajar yang digunakan di dalam kelas. Mereka menggunakan pendidikan sebagai alat untuk mempertahankan statusku pasti menggunakan metode belajar beking save of education. Sedangkan mereka yang meyakini bahwa pendidikan sebagai fraksis kebebasan menurutnya kan menggunakan metode problem fosingmetod.

Beking save of education merupakan metode pembelajaran dimana seorang guru sebagai objek pembicara sedangkan murid sebagai objek pendengar, nah dari metode ini tidak dapat membuat peserta didik dapat berfikir kritis karena disini peserta didik hanya mencerna pengetahuan yang didapat saja tidak dapat mengutarakannya. Namun metode ini dapat berhasil apabila peserta didik mampu menghafal pengetahuan yang didapatnya. Sedangkan metode problem fosingmetod merupakan kebalikan dari beaking save of education.

Nah cukup sekian pemaparan singkat tentang filsafat rekonstruksionisme dan tokohnya. Semoga sedikit ilmu ini bisa bermanfaat bagi yang membaca, terimakasih:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun