Mohon tunggu...
LINDA DWI SAFIRA
LINDA DWI SAFIRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS AIRLANGGA

MAHASISWA S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN, KEDOKTERAN, DAN ILMU ALAM UNIVERSITAS AIRLANGGA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dampak Ekonomi dan Sosial dari Kenaikan PPN 12% Terhadap Kualitas dan Kesejahteraan Hidup Masyarakat Indonesia

11 Desember 2024   00:03 Diperbarui: 11 Desember 2024   00:03 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara yang terus mengalami berbagai perubahan. Salah satunya pada saat Covid-19 menyerang indonesia, perekonomian indonesia semakin menurun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai bangkit dan melesat setelah pandemi Covid-19 berakhir. Salah satunya disebabkan oleh peningkatan penerimaan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan PPnBM (Pajak Penjualan Atas Barang Mewah). Berdasarkan data dari Sekretariat Kabinet RI (2023), pajak menjadi instrumen yang sangat penting untuk perekonomian di Indonesia dan menyumbang sebanyak 64,6% dari sumber penerimaan negara. Salah satu bentuk penerimaan yang berasal dari pajak adalah PPN. Dikutip dari Kementerian Keuangan Learning Center, PPN merupakan pajak yang dipungut atas transaksi penjualan ataupun pembelian suatu barang/jasa di suatu daerah pabean yang sifat pungutannya bertahap di setiap alur produksi maupun distribusi.

Dalam Pasal 7 ayat 1 huruf b UU PPN mengamanahkan bahwa tarif PPN akan naik menjadi 12% (dua belas persen) yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2025. Padahal sejak tanggal 1 April tahun 2022 lalu pemerintah baru saja telah resmi menaikkan tarif PPN menjadi 11% (sebelas persen). Dari sisi pemerintah, dengan naiknya tarif PPN ini akan mengoptimalkan penerimaan negara, sehingga dapat mendukung pemulihan ekonomi dan pembangunan. Namun, naiknya tarif ini mempunyai beberapa dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial masyarakat.  Berikut beberapa analisis dampak yang ditimbulkan dengan adanya kenaikan PPN 12% :

  • Dampak pada Biaya Produksi dan Harga Jual

Dengan adanya kenaikan PPN dapat meningkatkan biaya produksi sebesar 1% dari harga biasanya karena perusahaan harus membayar pajak tambahan. Halaman ini dilakukan oleh perusahaan yang menjual barang dan jasa.

  • Dampak pada Konsumsi dan Daya Beli

Dampak pada konsumsi dan daya beli terhadap kenaikan PPN dapat mempengaruhi masyarakat terlebih lagi pada mereka yang memiliki pendapatan rendah karena dengan adanya kenaikan PPN masyarakat harus mengurangi pengeluaran mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal karena harus membayar biaya tambahan. Hal ini tentu saja berdampak pada beberapa penjualan barang dan jasa, contohnya produk konsumsi yang tidak esensial.

Dapat berdampak pada ekonomi nasional karena dapat meningkatkan daya produksi dan mengurangi daya beli masyarakat. Kemudian kemungkinan besar menyebabkan penurunan tenaga kerja dan pendapatan negara terlebih lagi jika biaya tersebut tidak dapat diserap oleh perusahaan. Dari segi lain kenaikan PPN menjadi sumber pendapatan tambahan bagi pemerintah yang kemungkinan bisa digunakan untuk pendidikan dan kesehatan.

  • Dampak pada Sektor-sektor Khusus

Dengan adanya kenaikan PPN kemungkinan berdampak pada beberapa sektor khusus, seperti contoh manufaktur, pendidikan dan akomodasi karena dapat meningkatkan biaya tambahan produksi dan mengurangi daya beli masyarakat yang kemudian menyebabkan penurunan tenaga kerja dan pendapatan negara dalam sektor-sektor tersebut.

Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dapat memiliki berbagai dampak pada sosial ekonomi, khususnya terkait daya beli masyarakat, tingkat konsumsi, dan distribusi pendapatan. Berikut adalah beberapa perubahan yang mungkin terjadi:

  1. Harga barang dan jasa menjadi meningkat. Ketika harga naik, daya beli masyarakat, terutama bagi golongan menengah ke bawah, dapat menurun karena pendapatan mereka tidak bertambah seiring dengan kenaikan harga. Akibatnya, mereka mungkin harus mengurangi konsumsi atau mencari barang substitusi yang lebih murah.
  2. Alokasi anggaran rumah tangga menjadi lebih ketat yang akan berdampak pada pengeluaran untuk kebutuhan lain seperti pendidikan, kesehatan, atau tabungan.
  3. Masyarakat mungkin akan beralih dari barang dan jasa yang terkena PPN lebih tinggi ke barang dan jasa yang lebih murah atau tidak dikenakan PPN sama sekali. (Rabani, K. F., Shofie, M., Alfarizi, M. B., Fazri, M. H. H., Sutrisna, M., & Wardiyah, M. L. 2024)

Dampak yang ditimbulkan dengan adanya kenaikan PPN 12 % ini sangat berpengaruh pada keberlanjutan manusia. Pemerintah seharusnya berupaya lebih lanjut agar masyarakat bisa menerima kenaikan PPN ini tanpa terbebani. Pemerintah dapat memberikan insentif kepada para pengusaha agar biaya produksi dapat menurun dan melakukan program pendidikan untuk meningkatkan keterampilan karyawan sehingga dapat bekerja secara optimal. Selain itu pemerintah harus melakukan sosialisasi yang berguna untuk masyarakat agar masyarakat bisa menerima kenaikan PPN dan memberi edukasi cara menghadapi dampak dari kenaikan PPN menjadi 12% sehingga risikonya dapat diminimalisir.

Sumber:

Rabani, K. F., Shofie, M., Alfarizi, M. B., Fazri, M. H. H., Sutrisna, M., & Wardiyah, M. L. (2024). Analisis Statistik Pengaruh Kenaikan PPN Tahun 2025 Terhadap Harga Permintaan, Kondisi Pasar dan Sosial Ekonomi Indonesia. JISMA: Jurnal Ilmu Sosial, Manajemen, dan Akuntansi, 3(2), 1315-1322.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun