Mohon tunggu...
Linda Puspita
Linda Puspita Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Jambi, yang mengabdi sebagai tenaga pengajar di SDN 81/II Muara Bungo.

Menyukai dunia tulis menulis dan merasa selalu beruntung saat mulai menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terlalu Memikirkan "Apa Kata Orang?" Indikasi Mengalami FOPO atau Fear of Other People's Opinions

21 Desember 2023   23:04 Diperbarui: 21 Desember 2023   23:14 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa kata orang?"

Seorang pemuda termenung bingung mau ngapain setelah lulus kuliah. Banyak pekerjaan namun dalam pandangannya tidak sesuai ekspektasi.

"Apa kata orang kalau aku melamar ini? Apa kata orang kalau aku jadi itu?" akhirnya, dia memilih menganggur, sambil menunggu pekerjaan yang ia idam-idamkan, dan juga baik menurut pandangan orang. Sesuai dengan lembar ijazah yang baru ia terima.

Sayangnya, waktu menunggu tidak cukup satu tahun atau dua tahun. Tidak terasa waktu berganti, bulan berlalu dan tahun baru segera datang. Dengan ijazah yang sama, fresh graduated pun semakin banyak yang muncul.

Terjebak dengan, "apa kata orang!" membuat ia semakin tenggelam dengan tidak melakukan apapun?"

Apakah kamu sering berfikir tentang "apa kata orang?" sebelum memutuskan melakukan sesuatu. Sangat merasa cemas dengan pendapat orang lain? Takut dibilangin orang atau takut diomongin? Takut salah? Takut jelek di mata orang? Takut gagal? Huhuhu itu adalah indikasi mengalami FOPO atau Fear of Other People's Opinions.

FOPO atau Fear of Other People's Opinions Merusak Masa Depan

Ketakutan terhadap pendapat orang lain atau terlalu mempertimbangkan apa kata orang akan sangat mengganggu kehidupan jika muncul secara terus menerus. Penulis sendiri merasakan hal ini. Ketika maju atau berbicara di depan umum sangat nervous bahkan sebelum tampil sudah merasa tidak nyaman. Dalam pikiran terbebani, "bagaimana ya kalau salah?" bagaimana ya kalau ditertawain orang lain?

Kemudian pasangan penulis memotivasi agar lebih berdamai dengan perasaan sendiri. "Memang kenapa kalau salah? Memang kenapa kalau orang lain tahu kekurangan kita? Biarkan! Tumbuhkan rasa percaya diri. Pertama memang terasa berat, bahkan saat memegang mic terlihat tangan sedikit bergetar, tapi untuk tampil berikutnya rasa itu akan berangsur hilang.

Mengutip kata kata Ann Landers

Di usia 20, kita khawatir soal apa yang dipikirkan orang lain tentang kita. Di usia 40, kita tidak peduli tentang apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Di usia 60, kita baru menyadari bahwa orang lain tidak pernah benar-benar memikirkan tentang kita sama sekali.

Bagaimana Mencegah Agar Tidak FOPO?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun