Setiap tatanan yang melibatkan unsur politik dan intelektual bisa menjadi satu hal yang baik bisa juga memburuk. Pentingnya kegunaan mesin menyebabkan lebihnya kepentingan mesin dari pada kepentingan individu sehingga sering disalahgunakan menjadikan mesin sebagai instrument politik dan sering dijadikan alat politik. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Adanya pemunculan masyarakat baru dianggap oleh Marcuse sebagai satu perubahan dari tradisional ke modern, Marcuse berhadap bahwa itu akan menguntungkan masyarakat pekerja, tapi ternyata di luar perkiraan. Adanya pemusatan perekonomian nasional yang ditujukan kepada kebutuhan kekuatan raksasa yang cenderung untuk kepentingan  politik dengan kekuatan besar ketimbangan kepentingan partai politik kecil yang ingin menyuarakan suara hati rakyat.
 Marcuse mengkritik masyarakat yang tadinya sebagai satu individu mempunyai hak sebagai penentu pada perekonomian bebas, akhirnya tergantung dari proses mekanisasi dan standardisasi.  Marcuse mengkritik tentang adanya pemusatan ekonomi nasional yang semuanya adalah berdasarkan aturan dari korporasi-korporasi besar yang berada di bawah kekuasaan pemerintah.Â
 Adanya kebudayaan mass, di mana masyarakat industri dicecoki oleh budaya-budaya barat hasil rekayasa kaum kapitalis, di mana para pembuat karya sastra harus menghasilkan karya sastra atas permintaan kaum kapitalis, demikian juga para seniman lainnya, karyanya berdasarkan keinginan para pemilik modal, bukan atas inisiatif mereka semata. adanya satu konformisme dalam sistem bekerja manusia dan perilaku sosial masyarakat di sekelilingnya. Semesta wacana dibuat dengan menggabungkan  situasi kehidupan yang ada saat ini.
 Nalar sebagai satu kekuatan yang bisa membedakan antara yang baik dan buruk dan bersifat teoritis dan praktis, di mana semua kondisi yang dilakukan dalam masyarakat berdasarkan nalar. Adanya perubahan dari pemikiran yang negatif menuju pemikiran positif, di mana rasionalitas teknologis dan logika mendominasi kehidupan masyarakat pada masa itu,  adanya kemenangan pemikiran positif terhadapat filsafat satu dimensi. Menurut Marcuse, masyarakat satu dimensi mempunyai ciri-ciri:  Â
1. Administrasi total, merupakan satu sistem yang akan mengelola dan mengatur semua  kekuatan dalam masyarakat dalam satu tangan atau kekuasaan. Marcuse berharap dalam  administrasi total ini, antara golongan pemilik modal dan para pekerja bisa bekerja sama  tidak berdasarkan keinginan para pemilik modal saja. Jadi ada yang mengatur keseimbangan  ini.                                 Â
2.  Bahasa fungsional, bahasa merupakan alat komunikasi. Sebagai alat komunikasi, maka  digunakanlah untuk urusan  utama administrasi total, untuk kepentingan individu  dan para  majikan.
3. Penghapusan sejarah,  ada kelangsungan dalam berpikir, memahami dan mengatur fakta dan data dan kejadian. Dalam mengerti, memahami, dan mengatur adanya kesimbangan kejadian yang masuk ke dalam pikiran dibutuhkan nalar  untuk mengelolanya semua. Dari sanalah timbul satu kesadaran akan baik dan buruk, nalar menjadikan pikiran jadi kritis, jadi semua yang menyakitkan di masa lalu tidak diingat di masa yang akan datanga. Ternyata berpikir kritis itu tidak menghalangi kegiatan para penguasa, maka kesadaran itu harus dihilangkan. Itulah yang dilakukan oleh penguasa dengan menggunakan bahasa fungsional untuk menutup mulut orang agar tidak banyak bicara tentang masa lalu yang sekiranya akan menghalangi kegiatan para kaum kapitalis
4. Kebutuhan palsu, merupakan satu kebutuhan yang dibebankan atas nama kepentingan sosial kepada setiap individu. Markus merasa dalam masyarakat terjadi adanya penciptaan satu konsep tentang kebutuhan palsu oleh penguasa yang ditujukan seolah-olah untuk kepentingan masyarakat.
5. Imperium citra, merupakan pencitraan bagi para calon presiden atau partai politik, sehingga segala sesuatu dipusatkan untuk menaikan citra mereka. Â Â Marcuse sebenarnya menginginkan hal yang baik, Â walaupun masyarakat sudah berkembang menjadi masyarakat industri, kelas pekerja tetap diperhatikan. Dia berharap konsep manusia satu dimensi itu sebagaimana satu kritik terhadap pemerintah dan juga pemilik modal agar memperhatikan nasib masyarakat.Â
KESIMPULAN