Mohon tunggu...
Linda Nurlinasari
Linda Nurlinasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Writer~Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Linda Nurlinasari sering disapa Linda atau nda ini merupakan seorang remaja asal kabupaten Sumedang yang saat ini sedang menempuh sekolah di perguruan tinggi tepatnya di Universitas Sunan Gunung Djati Islam Bandung. Dia merupakan alumni Pondok Pesantren Darussalam Kasomalang Subang yang merupakan deretan pondok terbaik di kabupaten Subang pada tahun 2022. Saat ini ia sedang disibukan dengan berbagai aktivitas seperti membuat konten youtube dan pembimbing dalam komunitas ngambis ptkin. Ia pun diwaktu senggangnya menyibukkan dengan menjual produk-produk fashion di beberapa e-commerce juga di beberapa sosial media.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Apa yang Hilang Ketika Pendidikan Beralih ke Teknologi?

28 Desember 2024   14:20 Diperbarui: 28 Desember 2024   13:51 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Masalah Kesehatan

Digitalisasi pendidikan juga membawa dampak pada kesehatan siswa. Waktu layar yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada mata, postur tubuh, dan bahkan kesehatan mental. Siswa yang menghabiskan banyak waktu di depan layar cenderung kurang aktif secara fisik, yang berpotensi memengaruhi kesehatan jangka panjang mereka.

6. Pendidikan Karakter yang Terabaikan

Pendidikan berbasis teknologi sering kali fokus pada hasil akademik dan keterampilan teknis. Namun, aspek pendidikan karakter, seperti membangun nilai-nilai moral, empati, dan tanggung jawab sosial, sulit diterapkan tanpa interaksi langsung yang mendalam. Hal ini dapat mengurangi kualitas pendidikan secara keseluruhan.

7. Menemukan Keseimbangan

Meski ada banyak hal yang hilang, bukan berarti teknologi harus ditinggalkan. Sebaliknya, teknologi dapat menjadi alat bantu yang sangat efektif jika digunakan dengan bijak. Keseimbangan antara metode tradisional dan teknologi modern adalah kunci untuk menciptakan pengalaman belajar yang holistik.

Guru perlu mengintegrasikan teknologi sebagai pendukung, bukan sebagai pengganti. Misalnya, pembelajaran daring dapat dilengkapi dengan sesi tatap muka untuk memperkuat interaksi sosial. Selain itu, penting untuk memastikan akses teknologi yang merata agar semua siswa dapat merasakan manfaatnya tanpa terkecuali.

Digitalisasi pendidikan menawarkan berbagai peluang, tetapi juga menghadirkan tantangan yang tidak bisa diabaikan. Dengan menyadari apa yang hilang, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk memanfaatkan teknologi tanpa mengorbankan esensi pendidikan itu sendiri. Pada akhirnya, pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang tidak hanya mengedepankan pengetahuan, tetapi juga membangun karakter, keterampilan sosial, dan kesejahteraan siswa secara menyeluruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun