Ilmu Makki dan Madani: Mengenal Surah Al-Alaq ayat 1-5

Ilmu Makki dan Madani adalah ilmu yang mempelajari tentang ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan di Mekkah dan Madinah. Dalam kajian ilmu Makki dan Madani, terdapat pembahasan mengenai periode turunnya ayat-ayat Al-Qur'an, apakah diturunkan di Mekkah (Makki) atau Madinah (Madani). Ilmu ini membantu memahami konteks dan latar belakang sosial masyarakat pada saat wahyu diturunkan. Salah satu suruh penting dalam Al-Qur'an yang terkait dengan periode ini adalah suruh Al-Alaq, khususnya ayat 1-5, yakni sebagai wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW. 

Surah Al-Alaq ayat 1-5 diturunkan di Mekkah, yang menjadikannya bagian dari kategori Makkiyah. Ayat ini turun ketika Nabi Muhammad SAW. sedang beribadah di Gua Hira. Pada saat itu, beliau menerima wahyu pertama kali melalui malaikat Jibril. Wahyu ini menjadi titik awal dari kenabian beliau dan momen penting dalam sejarah IsIam. Isi dari ayat ini mengandung perintah untuk "membaca" dan menekankan pentingnya ilmu pengetahuan serta keberadaan Allah sebagai pencipta. 

Berikut adalah bunyi surah Al-Alaq ayat 1-5:

1.

iqro bismi robbikallazii kholaq

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,"

2.

kholaqol-ingsaana min 'alaq

"Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah."

3. 

iqro wa robbukal-akrom

"Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia."

4. 

allazii 'allama bil-qolam

"Yang mengajar (manusia) dengan pena."

5.

'allamal-ingsaana maa lam ya'lam

"Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."

Ayat-ayat ini mengandung pesan yang sangat dalam tentang pentingnya membaca dan menuntut ilmu. Penggunaan kata "Iqra" (bacalah) menunjukkan bahwa Islam sangat menekankan pembelajaran, penelitian, dan pengembangan ilmu. Selain itu, disebutkannya pena dalam ayat ini menegaskan pentingnya alat-alat pendidikan, yang pada masa itu merujuk pada tulisan sebagai media utama untuk menyebarkan ilmu.

Dalam ilmu Makki dan Madani, surah Al-Alaq yang termasuk kategori Makkiyah ini diturunkan dalam situasi masyarakat Mekkah yang masih dikuasai oleh kepercayaan paganisme dan jauh dari pengetahuan wahyu Ilahi. Ayat-ayat ini menjadi tonggak perubahan yang akan mengubah tatanan masyarakat saat itu, mengajak mereka untuk merenungi ciptaan Allah, belajar, dan berkembang melalui ilmu.