Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Lima Hal yang Harus Diperhatikan Saat Datang ke InaRI Expo 2022

28 Oktober 2022   13:48 Diperbarui: 28 Oktober 2022   13:49 2274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di Zona Scientific Competition oleh siswa SMA (Sumber: Dok. Pribadi)

Sebagai salah seorang peneliti yang aktif di sebuah perguruan tinggi, kata penelitian dan inovasi bukanlah kata yang asing. Apalagi dengan adanya Beban Kerja Dosen alias BKD yang membuat setiap dosen dituntut untuk selalu berinovasi dalam penelitiannya.

Lantas, apakah hal tersebut mudah? Tentu saja tidak semudah membalikkan tangan, berbagai halang rintangan siap menerjang. Namun, saya merasa beberapa tahun belakangan ini banyak angin segar yang memudahkan untuk menggapai proses berinovasi.

BRIN hadir sebagai gabungan dari berbagai institusi besar di Indonesia, sebut saja misalnya LIPI, BATAN, BPPT, Lembaga Eijkman dan lainnya. Tentunya hal ini memperkuat ekosistem penelitian dan juga inovasi.

Beberapa waktu lalu juga saya sempat membuka website yang berisi tentang hibah penelitian yang dibuka oleh BRIN. Hal ini tentu menjadi peluang bagi saya untuk dapat berkolaborasi dengan para peneliti ahli dari BRIN khususnya dalam bidang kesehatan.

Kesempatan untuk hadir di Indonesia Research & Innovation Expo (InaRI Expo) 2022 pun tidak saya lewatkan. Berlokasi di Gedung ICC, KST Soekarno (Cibinong Science Center), ini pertama kalinya saya mengunjungi kompleks BRIN Cibinong.

Indonesia Research & Innovation Expo (InaRI Expo) 2022 berlangsung mulai hari ini (27 Oktober 2022) hingga 30 Oktober 2022. Pas sekali saya hadir di hari pertama dan berkesempatan untuk melihat acara pembukaannya. Sebelum membahas lebih jauh tentang pamerannya, ada lima hal yang perlu kita perhatikan saat berkunjung ke InaRI Expo 2022.

1. Gunakan shuttle bus yang disediakan oleh penyelenggara untuk pulang dan pergi

Jujur saya belum pernah sama sekali pergi ke Cibinong Science Center ini, saya berangkat naik kereta dari stasiun Cikini, turun di Stasiun Bojong Gede dan naik kendaraan online.

Namun pada saat hendak pulang ternyata saya mendapatkan informasi yang sangat berharga, ada shuttle bus gratis yang melayani tujuan Cibinong Science Center PP ke Kawasan BRIN Gatot Soebroto, Kawasan BRIN Thamrin, KST BJ Habibie Serpong, Gedung Kusnoto Bogor, Halte Universitas Indonesia dan Mall Cibinong City.

Dengan pertimbangan kos saya letaknya di Cikini, saya memutuskan untuk naik yang ke Halte Universitas Indonesia. Saya menunggu di depan Gedung Science Center dan shuttle bus datang tepat waktu sekitar sepuluh menit sebelum pukul 17.00.

Supirnya ramah sekali menanyakan beberapa opsi pemberhentian yang bisa diakomodir selama perjalanan ke Halte UI. Barangkali penumpang mungkin ada yang mau turun di tengah perjalanan, maka bisa dikomunikasikan dengan supir.

Saya senang dan bersyukur dengan adanya shuttle bus ini, sangat membantu sekali untuk pilihan transportasi menuju dan pulang dari lokasi pameran. Kendaraan yang digunakan sangat nyaman, dengan kondisi bersih, supir yang ramah dan juga sangat membantu sekali menjelaskan beberapa informasi seputar jalan yang akan dilaluinya. Perjalanan berlangsung dengan sangat nyaman dan sampai di Halte UI dengan selamat. Nah bagi kalian yang mau hadir di hari lainnya bisa cek di sini ya untuk jadwalnya.

Perhatikan jadwal dengan baik ya, supaya bisa ikut shuttle bus (Sumber: InaRI Expo 2022)
Perhatikan jadwal dengan baik ya, supaya bisa ikut shuttle bus (Sumber: InaRI Expo 2022)

2. Pelajari rundown acara dan floor plan

Sebelum keliling siapkan dulu amunisimu dengan mempelajari sekilas pembagian area pameran dan rundown acara. Tentunya kamu ingin berkeliling dengan maksimal dan juga optimal berkunjung ke booth yang kamu sudah incar.

Pemetaan lokasi booth sudah ada di depan gedung persis di pintu masuk. Di sana, saya melihat dulu areanya terbagi menjadi berapa untuk booth pameran, posisi stage (main stage dan mini stage), toilet, dan food court.

Kalau kita baru masuk, ada juga information center yang juga bisa membantumu untuk memahami alur kunjungan dan pembagiannya. Mungkin kita bisa saja lupa arah mana toiletnya, tempat ibadah atau stagenya.

Dengan memahami dan melihat sekilas, kitab isa membuat alokasi waktu untuk kunjungan booth, ikut diskusi di stage dan istirahat. Booth sendiri juga punya zonanya masing-masing, misalnya ada zona digital, zona BRIN, zona G20, zona ASEAN startup, dan zona scientific competition.

3. Datang ke booth yang menarik perhatianmu

Nah, ini dia bagian yang membuat saya bersemangat. Saya mulai kunjungannya dari depan pintu masuk, ada beberapa booth yang menarik perhatian saya misalnya booth BRIN yang menyediakan inovasi produk pangan mie (Sago Mee) yang bebas gluten dan cocok bagi penderita diabetes.

Saya juga berkunjung ke booth DJKI Kemenkumham, saya dapat banyak sekali insight untuk jenis paten, hak cipta, merek dan desain industri.

Booth ASEAN Startup dari negara India (Sumber: Dok. Pribadi)
Booth ASEAN Startup dari negara India (Sumber: Dok. Pribadi)

Di bagian tengah, saya berkunjung ke booth di zona ASEAN startup. Ada booth dari negara India yang saya suka sekali inovasinya yaitu membuat produk ramah lingkungan dan berbasis herbal. Produk yang ditawarkan antara lain ada sanitary pad yang terbuat dari kain yang bisa pakai berulang kali dengan pewarna alami, krim untuk menutrisi rambut dari tea tree oil dan aloe vera, sampai desain motif pada pakaian yang juga memanfaatkan bahan alam.

Selain itu ada juga inovasi dari booth negara Filipina yaitu es krim dan cookies dari ikan Tilapia. Ada tester kue dan es krimnya juga loh. Saya suka dengan rasa es krimnya, teksturnya lembut dan rasanya vanilla ada potongan ikannya kecil-kecil halus.

Selanjutnya saya berpetualang ke zona BRIN dan zona perlengkapan laboratorium. Pada zona ini saya menghabiskan banyak waktu, karena sekalian menanyakan ketersediaan beberapa bahan habis pakai untuk di laboratorium saya.

Adik-Adik MAN Kudus dengan inovasi kit pendeteksi kadmium dan kapur dengan menggunakan bahan alam (Sumber: Dok. Pribadi)
Adik-Adik MAN Kudus dengan inovasi kit pendeteksi kadmium dan kapur dengan menggunakan bahan alam (Sumber: Dok. Pribadi)

Zona terakhir yang saya datangi adalah zona scientific competition, di sini saya merasa minder. Adik-adik SMA dari penjuru daerah Indonesia ini keren sekali inovasinya, mulai dari membuat test kit berbasis bahan alam dari bunga telang untuk mendeteksi kapur pada air minum, molecular docking senyawa bahan alam untuk antitrombofilia, sampai penggunaan eco-enzyme untuk pencemaran alga.

4. Hadir pada sesi diskusi di main stage dan mini stage

Selama seharian penuh saya tidak selalu berkeliling, saya juga meluangkan waktu untuk mendengarkan beberapa sesi di main stage untuk "Opening Ceremony" dan sesi "Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan". Selain itu ada sesi yang saya juga hadiri di mini stage untuk melepaskan penat ada hiburan berupa nyanyian diiringi dengan musik.

Sesi Main Stage
Sesi Main Stage "Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan" (Sumber: Dok Pribadi)

Pembicara yang dihadirkan merupakan ahlinya dan memberikan banyak wawasan baru mengenai riset dan inovasi. Sebagai contohnya pada sesi Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan" narasumbernya antara lain: Komisaris Utama PT Garuda Food Putra Putri Jaya Tbk, Ka. OR Pertanian dan Pangan BRIN dan PT Bumi Lestari.

5. Jangan lupa jajan dan beli oleh-oleh

Produk dari Papua sungguh menarik hati (Sumber: Dok Pribadi)
Produk dari Papua sungguh menarik hati (Sumber: Dok Pribadi)

Saya teringat dengan keluarga saya, karena ternyata banyak hal yang menarik untuk menghibur organ. Ada produk jajanan unik khas dari daerah Papua, dari daerah Bogor, dan masih banyak lainnya.

Pilihan oleh-oleh untuk adik saya di kos, jatuh kepada makanan ringan dari Bogor yaitu Kriwil Ohce Stik Keju dan Ikan Kremez. Harganya juga sangat terjangkau, keduanya di bawah 20 ribu rupiah saja.

Terrarium yang cantik sekali (Sumber: Dok Pribadi)
Terrarium yang cantik sekali (Sumber: Dok Pribadi)

Saya juga tertarik banget dengan berbagai jenis tanaman yang ada di booth Kebun raya Bogor. Menurut saya unik banget ada ekosistem kecil dalam tempat seukuran akuarium, namanya terrarium. Harganya bisa mencapai 2 juta rupiah untuk satu terrarium yang sudah bertumbuh dengan baik.

Ketika saya menanyakan sudah ditanam berapa lama, ternyata sudah sekitar 2 tahunan untuk membuat terrarium ini. Perawatannya juga sangat mudah, hanya disemprot saja dengan menggunakan semprotan air.

Nah itu dia lima hal yang perlu diperhatikan saat berkunjung ke InaRI Expo 2022. Saya seneng banget setelah 2 tahun akhirnya ada pameran luring lagi.

Ditambah lagi pameran InaRI Expo 2022 ini diselenggarakan dengan baik dan sangat teratur, sehingga sebagai pengunjung saya merasa puas dan mendapatkan banyak wawasan baru, bahkan juga peluang kerja sama dengan beberapa instansi. Semoga ada lagi ya tahun depan, sukses buat BRIN sebagai tuan rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun