Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Bedah Okuloplasti, Rekonstruksi serta Tumor untuk Kecantikan dan Kesehatan Mata

19 November 2021   13:37 Diperbarui: 19 November 2021   14:03 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya dilahirkan dengan turunan darah Tionghoa yang mana genetik ini berdampak pada kelopak mata saya. Orang menyebutnya dengan 'mata sipit'. Hal ini tentu menjadi ciri khas tersendiri dibandingkan dengan etnis lainnya yang memiliki mata lebih lebar dengan kelopak mata yang memiliki lipatan.

Berbicara tentang kelopak mata, saya penasaran juga bagaimana ya artis-artis Korea atau Asia yang matanya sama-sama sipit namun bisa memiliki kelopak yang lebih besar dan terlipat. Usut punya usut ternyata mereka melakukan rekonstruksi kelopak mata dengan metode pembedahan okuloplasti.

Mata yang terlihat besar memang menjadi daya tarik tersendiri dan meningkatkan standar kecantikan bagi sebagian wanita. Tidak hanya di Korea, di Indonesia yang notabene bermata lebar dan berkelopak, tidak sedikit yang tertarik dengan proses ini demi penampilan yang lebih cantik.

Kalau membicarakan tentang lipatan kelopak mata dan kontruksinya,  rasanya tidak afdol jika kita tidak mengulas tentang bidang kedokteran mata yaitu Okuloplasti. Saya juga baru tahu kalau ternyata untuk mekukan tindakan operasi kontruksi mata, harus ke dokter ahli Okuloplasti. Karena ini termasuk tindakan medis yang tidak boleh sembarangan dilakukan, bukan semata memikirkan aspek kecantikan saja. Kalau sembarangan dilakukan oleh yang bukan ahlinya, bukannya mata indah yang didapat, malah sebaliknya.

Bedah okuplasti sendiri merupakan bedah yang dilakukan pada bagian orbita atau struktur di sekitar bola mata yang berfungsi untuk memperbaiki struktur dan fungsi rekonstruksi mata.

Diakui memang, bedah okuloplasti, rekonstruksi dan tumor di Indonesia terbilang masih sangat jarang. Karena,proses pembedahan lumayan kompleks dan hanya dapat dilakukan oleh dokter  ahli yang telah mendalami sub spesialis Okuloplasti, rekonstruksi dan tumor.  Bukan kebetulan, saya bertemu dengan dr. Ardining R. Sastrosatomo, SpM di sebuah acara. Dr. Ardining sehari-hari praktek di JEC Cibubur dan sejumlah cabang JEC lain di Jakarta.

Sebagai salah satu dokter yang mengambil spesialisasi di bidang okuloplasti, rekonstruksi dan tumor, dr. Ardining menjelaskan, pada umumnya kantung mata mengalami penurunan itu dialami oleh kalangan lansia, karena faktor usia. Atau juga misal, mata yang terlalu berair. Untuk mengatasinya, bisa dilakukan okuloplasti dan rekonstruksi. 

Tujuannya adalah untuk mengencangkan kembali jaringan dan kulit di bawah mata. Prosedur yang dilakukan untuk mengencangkan kantung mata yang mengendur, biasanya dengan mengambil jaringan lemak yang ada di bagian bawah mata dan menjahit kulitnya agar tidak kendur.

Kelihatannya proses ini mudah, namun dr Ardining menjelaskan banyak sekali tahapan yang harus dijalani. Diantaranya,  untuk kunjungan awal harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap mata dan struktur anatomi mata. Dalam tahap ini, dilakukan pemeriksaan fungsional mata, misalnya terhadap otot, jaringan dan saraf di mata.

Tidak hanya itu, kondisi darah pasien juga harus dicek untuk mendeteksi apakah ada penyakit atau virus yang membahayakan dan menular, seperti HIV atau Hepatitis C. Dari pemeriksaan darah ini dapat sekaligus mendeteksi apakah pasien memiliki alergi terhadap obat tertentu, atau apakah pasien memiliki riwayat penyakit kelainan pembekuan darah (hemofilia), diabetes melitus dan hipertensi atau penyakit lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun