Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Lima Solusi Internet Lemot Selama WFH

16 Oktober 2021   23:34 Diperbarui: 17 Oktober 2021   01:01 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Internet lambat dapat menghambat pekerjaan selama WFH (Sumber: makemacfast.com)

Gagal sudah rencana kegiatan belajar mengajar luring pada semester ini, kelihatannya masih akan berlanjut sampai akhir tahun ini. Padahal ada skema di bulan Juli -- Desember 2021 ini mahasiswa dan dosen sudah bisa bertatap muka. Apa boleh dikata dan diperbuat, virus korona justru menunjukkan keganasannya dan mencapai puncaknya di bulan Mei -- Agustus 2021. Batal sudah agenda luring bertahap.

Selain sudah jenuh WFH, rasanya kangen juga bertemu langsung dengan mahasiswa. Rutinitas kuliah harian daring rupanya sudah mulai terasa monoton. Ditambah lagi ada hal yang seringkali membuat kesal tentunya karena internet mendadak hilang timbul sinyalnya. Wah, kalau sudah begini, sudah lelah rasanya berulangkali keluar masuk dari zoom ketika sedang mengajar, rapat atau diskusi presentasi kasus modul kuliah. Apalagi zoom harian mungkin kalau dihitung-hitung bisa tujuh kali, ditambah dengan zoom rapat ganda dengan kuliah, jadilah kedua device terpakai. Internet yang hanya berasal dari satu device dengan metode "tethering" untuk laptop membuat koneksi internet keduanya menjadi lemot bin lola (loading lama).

Selain zoom ada juga aplikasi daring yang digunakan misalnya seperti secure shell, R, jamboard, draw.io, nexstrain, dan pangolin. Beberapa dari aplikasi ini memerlukan koneksi internet yang stabil, karena akan ada unggah dan unduh data dalam jumlah yang besar. Seringkali saya harus mengunggah data besar kisaran 5 GB ke atas dan mengunduh data sampai 30 GB. Internet yang lemot bisa sangat mempengaruhi, biasanya pasti akan terjadi gagal unduh atau gagal unggah, hal ini tentunya akan menghambat dalam pekerjaan sehari-hari.

Belajar dari pengalaman, sambil berdiskusi dengan rekan-rekan dan juga bersilahturahmi dengan Mbah Google, ada lima solusi yang biasanya saya lakukan ketika kita mengalami internet lemot selama WFH.

Pastikan kita mengetahui kecepatan minimum internet

Saya sendiri baru mengetahui kalau kita bisa mengecek kecepatan minimun internet kita dengan cepat dan mudah. Ada banyak website yang dapat membantu kita untuk menghitung kecepatan internet yang kita gunakan saat ini. Misalnya saja fast dot com, speed test dari myrepublic, speedtest dot net, dan meter dot net. Beberapa hasilnya bisa berbeda-beda dan biasanya saya suka membandingkan antara satu dengan lainnya, nanti diambil yang mayoritas kecepatannya.

Jika menggunakan internet dari provider di smartphone bisa sekitar 10-20Mbps, tentunya pada saat load penggunaan internet sedang tinggi, kecepatan ini bisa menurun hingga 5Mbps. Umumnya kecepatan 10-20Mbps masih cukup stabil untuk melakukan rutinitas zoom atau nonton dari platform streaming digital.

Hitung kebutuhan kapasitas internet dengan jumlah anggota keluarga

Saat memasang jaringan Wifi di rumah, kita sering bingung dalam menentukan berapa kapasitas internet yang kita butuhkan. Kuncinya adalah kita menghitung jumlah anggota keluarga kita yang aktif menggunakan internet serta jumlah gawainya. Semisal dalam satu keluarga ada 5 orang. Ayah dan ibu hanya menggunakan 1 gawai yang digunakan untuk menonton YouTube dan berselancar di dunia media sosial, kebutuhan kapasitas internet ayah dan ibu masing-masing 5Mbps (total 10Mbps). Anak-anak ada 3 orang, satu sedang kuliah, dua lagi bersekolah SMA dan SMP. Katakanlah dengan semua tugas kuliah dan sekolah memerlukan kapasitas internet 10Mbps per orang, maka totalnya menjadi 30Mbps. Jika seluruh anggota keluarga dihitung, maka total kebutuhannya menjadi 40Mbps.

Idealnya semakin banyak anggota keluarga, maka jumlah kebutuhan akan semakin besar, maka pilihlah kapasitas internet dengan jumlah yang besar. Namun, orang tua mungkin tidak selalu terkoneksi gawai seharian, begitu pula dengan anggota keluarga yang lain, maka kapasitas kecepatan 20Mbps masih bisa mengakomodir kebutuhan internet 2-5 anggota keluarga.

Cari ruangan di dalam rumah atau tempat tinggal yang mendapatkan sinyal terkuat

Bagi yang mengandalkan internet jaringan operator, mencari spot sinyal menjadi tantangan tersendiri. Dengan kondisi tower operator yang jauh, banyaknya bangunan tinggi di sekitar tempat tinggal, bisa menjadi "biang kerok" lambatnya koneksi dan sinyal yang kita dapat. 

Sebagai contohnya kosan saya di daerah Jakarta Pusat, saya cukup yakin mulanya, berada di tengah kota akan terbebas dari masalah jaringan dan sinyal lemah. Namun nyatanya saya salah, bangunan tinggi apartemen yang berada di sekitar kos menjadi penghalang sinyal yang hakiki. Tak jarang sinyal hilang timbul dan internet menjadi super lambat.

Nah, namun hal ini masih bisa disiasati dengan mencari spot yang ada di tempat tinggal, mungkin di lantai atas atau di ruangan yang dekat dengan jalur pintu utama. Pencarian lokasi ini sangat penting, sampai kita menemukan spot dengan sinyal terkuat dengan internet yang lebih stabil.

Restart, Refresh jaringan internet dan cek aplikasi yang otomatis terkoneksi internet

Jika internet terlanjur sudah mengalami masalah, hal pertama yang bisa dilakukan adalah restart sumber internetnya, bisa berupa Wifi terpusat, atau gawai kita sendiri jika menggunakan tethering. Setelah proses menghidupkan kembali selesai, kita bisa melakukan refresh pada jaringan internet kita di gawai maupun laptop.

Selanjutnya kita juga perlu memeriksa kembali aplikasi yang kita gunakan, apakah masih aplikasi yang ringan, aplikasi sedang atau aplikasi berat yang terkoneksi langsung dengan internet. 

Solusinya bisa dengan meminimalisir website yang muncul banyak pop up ads, menghindari VPN dan juga rajin membersihkan cache. Solusi lainnya juga bisa dengan mengecek kemungkinan virus dan malware, jangan-jangan bukan karena masalah koneksi internetnya, tapi karena ada virus dan malware yang menyerang.

Gunakan jaringan internet terpusat untuk beberapa anggota keluarga sekaligus

Jika dalam satu keluarga ada lima orang, maka penting untuk menghitung biaya internet jika masing-masing anggota keluarga bergantung pada operator provider. Biaya bulanan internet mungkin bisa sekitar katakanlah 150 ribu per orangnya. Maka jika ditotal akan memerlukan biaya 750 ribu per bulannya. Wow! 

Oleh karena itu, penting juga menyasati biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan internet harian keluarga. Banyak sekali jaringan internet terpusat yang bisa melayani pemasangan di rumah dan memiliki kualitas kapasitas internet yang sangat baik. 

Salah satunya adalah IndiHome. IndiHome juga memiliki banyak pilihan paket bisa untuk sambil belajar dan berselancar di media sosial dan juga sambil menikmati tayangan streaming film tanpa batas. Jaringan internet terpusat untuk sekeluarga juga dinilai sangat efektif dan efisien, untuk menjalani aktivitas tanpa batas. 

Banyak kegiatan yang bermanfaat yang dapat kita wujudkan dari rumah dengan menggunakan internet, misalnya untuk menunjang hobi atau membuat konten kreatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun