Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tiga Tips Meningkatkan Efektivitas Kegiatan Belajar Mengajar Via Daring

31 Agustus 2021   09:32 Diperbarui: 31 Agustus 2021   09:37 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran Jarak Jauh menjadi primadona di kala pandemi COVID19 (Sumber gambar: www.holoniq.com/)

Pandemik Covid19 ini boleh jadi dinyatakan sebagai perubahan radikal. Kalau kita dulu semasa sekolah mengenal adanya perubahan evolusi yang bersifat lambat, nah ini perubahan jamannya berlangsung secara cepat atau sering disebut radikal. Sekejap saja, kurang dari 6 bulan, virus bernama COVID19 sudah merajalela seantero Indonesia bahkan dunia.

Semua orang menjadi harus berdiam diri di rumah, beberapa wilayah di negara lain lebih ekstrim menggunakan istilah "lockdown" alias tutup total. Semua kegiatan berhenti, semua panik, semua takut dan juga kalut. Virus baru menciptakan suasana berbeda lebih mencekam dan membuat kita takut bila bersama orang lain dalam jumlah yang banyak. Di Indonesia sendiri kita tidak sampai seperti itu, pemerintah menetapkan PSBB, PPKM, PPKM mikro dan sekarang PPKM yang berlevel 1, 2, 3 dan 4. Makin tinggi levelnya artinya makin sedikit kegiatan bersama yang diperbolehkan yang akan berpengaruh pada aktivitas sosial masyarakat.

Seiring berjalannya waktu, semua kegiatan perlahan kembali dimulai. Tentu saja penyesuaian dengan pandemik COVID19. Sebuah terobosan atas nama daring seketika menjadi primadona. Kerja, sekolah, kuliah, les, dan masih banyak lagi yang "mendadak online". Kegiatan sekolah dan kuliah salah satu contohnya.

Berdasarkan peraturan pemerintah, kegiatan belajar mengajar masih akan berlangsung daring pada semester ini. Awalnya saya sudah cukup senang, karena mulai bisa luring mulai September ini. Namun apa boleh dikata, bulan Mei-Juli kemarin terjadi lonjakan kasus COVID19 yang cukup serius, bahkan ada yang sampai mencapai rekor hingga 35-40 ribu kasus per hari. Universitas tempat saya bekerja tetap menutup ruang kelas dan mahasiswa kembali ke laptopnya masing-masing di rumah.

Hal ini terus terang membuat saya sebagai tenaga pendidik cukup khawatir. Apakah nanti mahasiswa bisa mendapatkan ketrampilan sama seperti kalau kegiatannya luring? Apakah nanti mahasiswa bisa mengikuti kegiatan belajar dan mengajar dengan baik? Apakah nanti mereka cukup paham dengan apa yang saya ajarkan kepada mereka? Pasalnya selama kurang lebih 1,5 tahun ini saya menemukan beberapa evaluasi terkait pelaksanaan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) antara lain:

  1. Dosen tidak bisa menganalisis dan mengevaluasi mahasiswa secara penuh
  2. Mahasiswa dan dosen terkendala jaringan internet di rumah
  3. Adanya tindakan kecurangan saat mengerjakan ujian dan tugas pribadi
  4. Etika mahasiswa ketika menjalani kegiatan perkuliahan daring

Poin evaluasi ini cukup membuat saya berpikir keras dan mengupayakan beberapa langkah efektif untuk membangun kegiatan belajar mengajar yang kondusif dan meminimalisir kekurangan yang terjadi. Adapun langkah untuk meningkatkan efektivitas belajar mengajar daring yang telah saya coba ke mahasiswa, antara lain:

1. Buat kreasi media pembelajaran dan diskusi interaktif

Teknologi PJJ saat ini tergolong sudah sangat pesat. Adanya berbagai platform seperti Zoom, Microsoft teams, Google Meet, TeamLink dan WhatsApp group sangat memudahkan bagi para dosen dan mahasiswa. Namun, selain platform pertemuan daring, dosen juga harus menyiapkan materi pembelajaran yang interaktif. Contohnya, saya suka membuat kuis dadakan menggunakan Kahoot, atau membuat survei kecil-kecilan dengan menggunakan fitur pooling pada Zoom.

Untuk membangun diskusi yang lebih komprehensif, mahasiswa bisa ikut terlibat aktif langsung untuk membuat mind map dengan menggunakan Miro dan JamBoard yang nanti hasil diskusinya mereka kompilasikan pada google slides. Penggunaan platform baru ternyata meningkatkan minat mahasiswa untuk belajar, secara tidak langsung mereka tertarik dan menjadi semangat ketika kuliah.

2. Pastikan jaringan internet "lancar jaya" selama perkuliahan

Kestabilan internet menjadi poin penting yang sangat krusial. Saya sendiri mengalami beberapa kali kuliah suaranya ternyata terputus-putus, atau bahkan keluar dari Zoom. Tentu saja hal ini menjadi catatan evaluasi penting. Bagaimana materi saya akan tersampaikan dengan baik, kalau ternyata apa yang saya bicarakan tidak sepenuhnya bisa ditangkap jelas oleh mahasiswa. 

Kendala ini juga dirasakan oleh mahasiswa, tidak semua mahasiswa tinggal di daerah ibukota, ada juga yang lokasi rumahnya jauh di luar Pulau Jawa. Namun, masalah ini perlahan bisa teratasi. Beberapa penyedia layanan internet sudah semakin berkembang dan meluaskan jaringannya. Salah satunya adalah IndiHome. Sebagai salah satu penyedia jaringan internet terbesar di Indonesia, IndiHome telah memiliki total 8,1 juta pelanggan pada akhir quartal 1 (Q1) di tahun 2021 dengan market share fixed broadband sebesar 87% di Indonesia. Hal ini tentunya sangat didukung oleh adanya pembangunan infrastruktur IndiHome yang telah mencapai 166.343 km fiber optic per September 2020 yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan juga sudah tersedia akses komunikasi internasional. Hal ini dirasakan oleh salah satu dosen senior yang harus menjalani PJJ dari rumahnya pelosok di Jawa Timur. Beliau merasakan manfaat adanya WiFi.id Corner IndiHome di kotanya dan bisa menjalani kegiatan PJJ dengan lancar dan stabil.

Selain itu, ada pula paket khusus guru, dosen, pelajar dan mahasiswa yang sangat membantu dalam menjalani kegiatan rutin belajar mengajar dan praktikum daring. Paket khusus guru, dosen, pelajar dan mahasiswa ini tersedia menjadi 2 jenis yaitu internet + phone dan internet + TV + phone dengan internet yang bisa mencakup untuk 3-5 perangkat serta adanya aplikasi IndiHome Study untuk mendapatkan materi mata pelajaran, soal latihan dan try out, video pendidikan, serta konten edukatif lainnya. Selain itu juga banyak layanan paket lainnya seperti IndiKids, Smooa, Sobat IndiHome, GameQoo, AddOn Minipack dan IndiHome Smart.

3. Berikan kebebasan bagi mahasiswa untuk dapat berkarya secara non-akademik

Mahasiswa mengalami kejenuhan selama belajar dari rumah. Betapa tidak, mulai pagi hingga malam hanya duduk depan laptop mengerjakan seluruh tugas kuliah. Kejenuhan dan juga pola yang itu-itu saja membuat mahasiswa menjadi turun performanya. Sebagai dosen, saya harus jeli dan peka terhadap kondisi yang dialami mahasiswa. 

Oleh karena itu, di akhir perkuliahan saya sisipkan waktu sekitar 5-10 menit untuk berdiskusi bersama di luar materi kuliah. Misalnya untuk memberikan feedback atas diskusi yang terjadi pada hari itu, atau mengenai tugas yang mereka kumpulkan. Saya suka memberikan apresiasi kepada kinerja mereka karena telah mengerjakan tugas dengan baik dan mengumpulkannya tepat waktu.

Saya juga menyempatkan untuk mendengarkan apa yang menjadi keluhan mereka dan terkadang mereka juga "curhat" tentang hobi mereka yang menurut saya sangat bagus jika bisa dikembangkan. 

Saya menemukan bahwa mereka tidak hanya berpotensi pada bidang akademik saja, namun juga memiliki ketertarikan dan potensi dalam bidang seni dan budaya. Dalam proses pembelajaran keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri sangat penting, melalui penyaluran hobi dan bakat mereka di bidang seni budaya akan membuat lebih optimal dalam belajar. Beberapa diantaranya tidak hanya menjadikan sebagai hobi semata, ada juga yang menekuninya dan sangat berpotensi untuk ikut dalam audisi atau tampil dalam festival. 

Saya melihat ada program Indonesia Keren dari IndiHome. Program ini ditujukan untuk mencari insan berbakat, kreatif dan peduli seni budaya misalnya dalam bidang menyanyi, menari atau pertunjukan seni budaya lainnya. Para insan terpilih akan berkesempatan untuk tampil pada World Expo di Dubai. Program ini berlangsung mulai dari 17 Agustus – 17 September 2021 (https://www.indihome.co.id/indonesiakeren). Kegiatan ini contohnya bisa menjadi stimulus mahasiswa untuk dapat berkarya dalam bidang non-akademik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun