Siapa pernah menyangka kalau 2020 ini tahunnya Covid-19? Semua rencana yang telah disusun seketika menjadi acak adut alias harus dirombak total. Hingga terbitlah Pemerintah menetapkan PSBB, ya Pembatasan Sosial Berskala Besar yang mana semua orang harus tinggal di rumah.Â
Nah, lantas apakah semua kegiatan menjadi terhenti total? Tentu saja tidak, beberapa sektor seperti kesehatan, pajak dan perbankan masih boleh untuk menjalankan aktivitasnya seperti biasa, namun dengan regulasi pembatasan jam kerja.
Berkenaan dengan pembatasan dan aturan PSBB, aku harus memutar otak bagaimana bisa tetap melanjutkan renovasi rumahku. sekitar pertengahan 2019 keluargaku berencana untuk merenovasi rumah yang akhirnya kami mulai pada November 2019.Â
Renovasi rumah tidak hanya sebagian, namun total dengan pertimbangan pondasi rumah yang terbuat dari kayu dan serangan rayap yang massif membuat kami harus merobohkan rumah untuk membangun setidaknya 90% (10% masih kerangka utama bagian dasar).Â
Seiring dengan terjadinya pandemi, mau tak mau proses renovasi rumah ikut terhenti. Kesehatan menjadi salah satu alasan kami untuk menundanya.
Proses renovasi rumah saat bulan Maret 2020 baru mencapai sekitar 70%, masih tersisa 30% lagi. Sempat terhenti kira-kira setengah bulan, kami mencari cara agar pembangunan tetap bisa berjalan namun juga kesehatan tetap terjaga. Berikut tips dari kami untuk prosedur renovasi selama pandemi covid-19:
1. Lapor ke Ketua RT dan RW setempat untuk minta ijin pembangunan
Walaupun sebelumnya sudah izin ke ketua RT dan RW terkait dengan izin renovasi rumah, namun selama pandemic covid-19 tetap dilakukan izin kembali mengingat pembatasan area kompleks rumah kami untuk orang luar.Â
Prosedurnya cukup mudah, kami datang langsung ke rumah Ketua RT dan Ketua RW, kemudian akan dibuatkan surat izin renovasi rumah.
Namun, ada beberapa kelengkapan yang kami juga harus siapkan, misalnya berapa jumlah pekerja, kontraktor yang digunakan, berapa jam kerja, identitas para pekerja dan standar prosedur keselamatan dan kesehatan kerja juga sampai diminta oleh Ketua RT dan RW. Ketua RT dan RW nanti juga akan melaporkan ke Kecamatan terkait hal ini. Kalau sudah ijin, maka akan mempermudah tim kontraktor untuk datang ke lokasi dan melakukan renovasi.
2. Taati prosedur keselamatan dan kesehatan dalam bekerja selama pandemi
Tentunya standar keselamatan dan kesehatan merupakan komponen utama yang penting. Sebelum masuk ke area kompleks rumah kami, akan dilakukan screening suhu tubuh dan diminta cuci tangan terlebih dahulu.Â
Prosedur cek suhu dan cuci tangan ini penting untuk screening awal memastikan bahwa setiap pekerja yang datang dalam kondisi yang prima. Jumlah pekerja juga dibatasi, yang semula sebelum Covid-19 sejumlah 8 orang, kini hanya boleh 5 orang saja dengan sistem masuk bergantian.
Jika dulu sebelum Covid-19 mereka boleh menginap di rumah, sekarang meraka tidak boleh menginap sehingga kami siapkan kos-kosan di luar area kompleks rumah kami untuk tempat tinggal para pekerja.Â
Jika rumah pekerjanya dekat, maka pekerja tersebut bisa pulang-pergi rumahnya. Aturan physical distancing dan penggunaan masker juga menjadi hal yang wajib, semua pekerja wajib sudah mengenakan masker saat memasuki gerbang kompleks dan tidak diijinkan untuk melepas masker kecuali pada saat makan.Â
Physical distancing pun diterapkan, bahwa dalam satu pekerjaan tidak boleh ada dua pekerja yang berdekatan kurang dari 1 meter, sehingga pekerja harus patuh untuk jarak minimal 1 meter.
Selaku tuan rumah, kami juga wajib menyediakan masker untuk ganti, apabila sudah berkeringat dan juga sarana cuci tangan dan desinfektan. Para pekerja juga kami wajibkan mandi terlebih dahulu sebelum kembali ke kos atau ke rumahnya. Sistem pemberian honor juga kami lakukan secara transfer dengan mobile banking.
3. Menggunakan jasa kontraktor professional yang telah memiliki standar operasional keselamatan dan kesehatan lengkap
Nah, ini juga penting banget, awalnya sempat berpikir untuk mencari kontraktor sendiri. Namun jadi khawatir karena belum tentu semua kontraktor menerapkan SOP selama pandemic Covid-19.Â
Kebetulan kami menemukan Sobat Bangun di internet. Sobat Bangun ini merupakan platform online yang mengintegrasikan berbagai layanan terkait dengan kebutuhan pembangunan, seperti kebutuhan design (arsitek), builder (kontraktor), konstruksi dan pengisian perabotan rumah, hingga dukungan finansial.Â
Sobat Bangun membantu calon pemilik rumah untuk membangun rumah lebih baik, lebih mudah, dan efisien. Akhirnya kami mencoba menggunakan panduan dari Sobat Bangun, ternyata sangat oke dan membantu sekali.
4. Jam kerja dibuat lebih singkat
Jamkerja selama pandemi Covid-19 dibuat lebih singkat, semula para pekerja mulai bekerja pada pukul 08.00 sampai pukul 17.00. Selama pandemic Covid-19, kami buat menjadi mulai pukul 09.00 sampai pukul 15.00.Â
Kesehatan pekerja kami jaga agar tidak terlalu lelah dan tentunya makan siang dan snack para pekerja kami juga persiapkan dengan memperhatikan faktor kebersihan dan kesehatan. Hari libur semula kami terapkan hanya hari Minggu, namun selama pandemi Covid-19, hari liburnya menjadi Sabtu dan Minggu.
5. Tetapkan aturan libur selama bulan puasa
Renovasi memang diharapkan selesai segera, namun dengan adanya pertimbangan kesehatan bekerja, kami memutuskan untuk bulan puasa ini para pekerja libur terlebih dahulu. Selain pertimbangan kesehatan, kami juga sambil menata budget kembali untuk proses finalisasi.
Demikian sedikit tips dari pengalaman kami merenovasi rumah selama pandemic Covid-19. Saat ini sudah hampir selesai tinggal proses finalisasi saja untuk penempatan furniture dan design interior. Semoga bermanfaat bagi para kompasianers yaa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H