Pada tanggal 6 dan 7 Juni 1920, Angkatan Darat Jepang mengerahkan satu batalion dari Divisi ke-19 dan menempatkan pasukan tersebut di Nanam. Batalion Jepang melakukan serangan ke Bongo-dong. Namun, Pasukan Gabungan Tentara Kemerdekaan yang dipimpin oleh Hong Beom-do bersembunyi di pegunungan Bongo-dong.Â
Pasukan dan militer Korea yang telah paham medan pegunungan Bongo-dong dengan mudah menyergap pasukan Jepang dari tiga sisi, membuat Pasukan Jepang banyak yang terbunuh. Sekitar 157 tentara Jepang terbunuh sedangkan jumlah tantara Korea yang tewas yanga sedikit jumlahnya. Perang Bongo-dong merupakan role model strategi perang yang sangat baik dengan memanfaatkan topografi alam pegunungan Bongo-dong.
Sisi manusiawi dan pesan kebaikan dalam film The Battle: Roar to Victory
Perang selalu membawa kedukaan yang mendalam. Kehilangan orang-orang yang disayangi menjadi momen trauma yang membekas dan menyisakan dendam. Namun, film yang berdurasi kurang lebih 2 jam 15 menit ini membawa pesan kebaikan yang muncul pada beberapa adegan.
Misalnya pada saat seorang tentara Jepang menjadi tawanan pasukan Korea. Tentara Jepang tersebut tetap diberikan makanan dan minuman oleh perempuan Korea yang ikut dalam rombongan pasukan. Adapula adegan saat tantara Jepang dibawa ke kota bersama salah seorang perempuan dan Tentara Korea, ikatan di tangannya dibebaskan agar bisa berjalan dengan mudah di tengah kondisi pegunungan yang naik turun.
Saya melihat sisi kebaikan walaupun ia adalah bagian dari tentara Jepang yang telah membunuh banyak warga Korea dengan keji, namun tetap diperlakukan secara manusiawi. Tentara Jepang itu bahkan sampai bersedia harakiri untuk menebus rasa malunya, bangsanya telah memperlakukan bangsa Korea dengan sangat tidak manusiawi.
Secara keseluruhan saya suka dengan film ini dan memberikan nilai 7,5 dari 10. Eksekusi perang yang sangat baik sampai ke efek-efek ledakan dan tembakan membuat saya ikut tegang selama menonton. Hanya saja ada bagian yang membuat saya merasa kurang yaitu kisah Komandan Lee Jang Ha yang seakan-akan terlalu didramatisir dengan kepergian kakaknya yang sebenarnya lebih mirip kekasihnya.
Terima kasih Komik Kompasiana atas kesempatan Nobar The Battle: Roar of Victory. Sampai ketemu direview film selanjutnya ya!
Salam Komik!
Yuk kepoin dulu trailernya sebelum nonton: