Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Long Shot", Dilema Mempertahankan Cinta dan Ambisi Menjadi Presiden Amerika

4 Mei 2019   20:37 Diperbarui: 5 Mei 2019   01:47 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Charlize Theron dan Seth Rogen yang memainkan peran sebagai Charlotte Field dan Fred Flarsky (Sumber: Lionsgate)

Charlotte Field (Charlize Theron) memiliki kehidupan yang sempurna. Menjadi salah satu wanita berpengaruh di Gedung Putih, nampaknya Charlotte memiliki kehidupan yang super sibuk sebagai Menteri Luar Negeri.

Di sisi lain, Fred Flarsky (Seth Rogen) seorang jurnalis, baru saja lolos dari bahaya. Ia meliput mengenai sebuah kelompok ekstrim pendukung Nazi. Fiuuhh, hampir saja ia tertangkap dan dihajar oleh kelompok tersebut karena ketahuan bahwa profesinya adalah jurnalis.

Nasib bertentangan dialami oleh Charlotte dan Fred. Fred akhirnya mengundurkan diri dari kantor media tempat ia bekerja, karena telah dibeli oleh seorang konglomerat berpengaruh yang paling dibencinya. 

Sedangkan, Charlotte memiliki peluang untuk mencalonkan diri sebagai presiden, karena Bapak Chambers (Presiden Amerika) berniat untuk tidak mengikuti pemilihan selanjutnya. Mr. Chambers memilih untuk berkiprah di dunia perfilman.

 

Adegan saat Fred dan Charlotte bertemu untuk pertama kalinya setelah sekian lama (Sumber: Lionsgate)
Adegan saat Fred dan Charlotte bertemu untuk pertama kalinya setelah sekian lama (Sumber: Lionsgate)

Fred terpuruk dan terancam menjadi gelandangan karena tidak punya pekerjaan. Ia merasa hina jika bekerja dibawah si konglomerat yang kerap ia caci maki di artikelnya. Namun rupanya dewi fortuna berpihak pada Fred. Fred tidak sengaja bertemu dengan Charlotte di sebuah acara dan mereka saling bertatap lama. 

Ya, Charlotte dan Fred memiliki hubungan yang spesial namun memalukan di masa lalu. Saat itu Charlotte dan Fred masih berusia 16 dan 13 tahun. Charlotte menjadi pengasuh Fred, karena mereka bertetangga. Saat itulah Fred mulai jatuh cinta dengan Charlotte yang berambisi untuk menjadi ketua dewan di SMA-nya dengan mengangkat isu lingkungan.

Adegan saat Charlotte mengoreksi naskah pidato yang dibuat oleh Fred (Sumber: Lionsgate)
Adegan saat Charlotte mengoreksi naskah pidato yang dibuat oleh Fred (Sumber: Lionsgate)
Charlotte menawari Fred pekerjaan sebagai penulis pribadinya yang akan ikut kemana pun ia pergi. Tugas Fred adalah membuatkan pidato dan sekaligus membantu kampanye Charlotte sebagai calon presiden. Sebuah tugas yang cukup berat, namun Fred dipercaya dapat melakukannya. Charlotte suka dengan tulisan Fred yang berani, independent, jujur dan juga berkarakter.

Charlotte bisa menjadi dirinya sendiri ketika bersama dengan Fred (Sumber: Lionsgate)
Charlotte bisa menjadi dirinya sendiri ketika bersama dengan Fred (Sumber: Lionsgate)
Fred dan Charlotte menjadi dekat, meskipun keduanya sangat amat berlawanan. Fred yang sangat blak-blakan dan sangat ekspresif, yah mungkin bisa dibilang agak berlebihan. Sedangkan Charlotte wanita cerdas yang sangat tenang dan juga berkarisma. 

Keduanya mulai saling membuka diri satu sama lain, terutama ini diperlukan bagi Fred untuk mengenal Charlotte untuk menuliskan pidato yang sesuai dengan karakter Charlotte. Charlotte merasa ia bisa menjadi dirinya sendiri yang menikmati hidup bersama dengan Fred.

Sesungguhnya Charlotte sangat sebal dengan Presidennya (Sumber: Lionsgate)
Sesungguhnya Charlotte sangat sebal dengan Presidennya (Sumber: Lionsgate)

Sebagai langkah awal dari upaya mengumpulkan para pendukung dari berbagai negara, Charlotte menyusun sebuah program yang berkaitan dengan penyelamatan lingkungan. 

Sebuah isu yang menjadi fokusnya mulai sejak ia SMA. Namun sayangnya upaya penyelamatan lingkungan yang telah ia lakukan bersama dengan 20 negara terpaksa harus ia batalkan. Sebuah perintah dari Presiden untuk membatalkan pasal mengenai penebangan pepohonan. 

Charlotte merasa kacau, ia sungguh merasa sedih dan merasa tidak berguna. Ia mengalami dilema, mengingat Presiden memiliki hubungan dekat dengan konglomerat yang pastinya akan marah besar saat pasal ini diberlakukan. Ya, sebuah kepentingan politik bermain di sini, dan Charlotte membenci itu.

Jika ia mengikuti ego dan idealismenya, maka impiannya untuk menjadi presiden wanita pertama Amerika akan pupus. Tentu saja Fred membantunya untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan hati nuraninya. Belum lagi, dilema berat bahwa Charlotte dan Fred tidak akan bisa tampil di depan umum sebagai pasangan. 

Apa kata dunia nantinya, jika Charlotte memiliki pasangan yang tidak sebanding dengannya. Kacaunya lagi, konglomerat yang menyebalkan itu memiliki video saat Fred sedang melakukan hal yang tidak senonoh terkait dengan Charlotte. Astaga, ini akan menjadi bumerang bagi Charlotte, video ini akan diupload dan segera diviralkan. Gawat, hancur sudah citra yang sudah terbangun selama ini.

Nah, bagaimana kelanjutan filmnya, apakah Charlotte berhasil mengikuti kata hati? Apakah kemudian ia dan Fred harus berpisah? Jawabannya bisa kamu dapatkan kalau nonton ya. Oiya, filmnya sudah tayang loh di bioskop kesayangan kamu.

Sebuah film sederhana namun sarat makna

Suka sama pasangan ini saling melengkapi banget (Sumber: Lionsgate)
Suka sama pasangan ini saling melengkapi banget (Sumber: Lionsgate)

Secara keseluruhan saya memberikan nilai 8 dari 10 untuk film ini. Drama komedi romantis yang berdurasi 125 menit ini mampu menyihir saya untuk tidak mengantuk selama menonton. 

Tingkah Fred yang spontan, polos dan kocak membuat saya terpingkal-pingkal. Sisi lain Charlotte ternyata juga sangat menarik dan mengundang gelak tawa penonton. Saya juga suka dengan semua pemain yang ada terutama pendalaman karakter oleh Chalize dan Seth yang sangat "klop" ibarat kata "chemistry-nya" dapet banget. Konflik yang ada juga mudah untuk diikuti alurnya dan membuat saya juga berpikir, kira-kira kalau saya menjadi Charlotte langkah apa ya yang akan saya ambil.

Kekurangan film ini adalah saat eksekusi "ending" terkesan terburu-buru. Saya masih menikmati klimaks konfliknya, namun tetiba sudah selesai dengan mudah. Rasanya seperti tidak rela terlalu cepat berakhir. Pesan yang ada pada film dapat tersampaikan dengan baik, bahwa kita harus senantiasa jujur dengan diri kita sendiri, sepahit apapun itu.

Terima kasih Komik Kompasiana untuk kesempatan nontonnya.

Salam Komik!

Buat kamu yang belum nonton, yuk kepoin dulu trailernya di sini:


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun