Film Guardians of The Tomb akhirnya ditayangkan juga serentak di bioskop Indonesia pada 04 April 2018. Film yang merupakan proyek "garapan bersama" Australia-China ini menampilkan kemampuan akting beberapa aktor dan aktris seperti Li Bingbing (berperan sebagai Jia), Kellan Lutz (berperan sebagai Ridley dan Wu Chun (berperan sebagai Luke). Eits, tunggu dulu selain pemeran berupa manusia tentunya "Guardians of The Tomb" ini mempunyai pemeran kunci yang paling penting yaitu "Laba-Laba Funnel Web".
Sembari menonton saya merasa tertarik dengan tingkah laku si "Laba-Laba", mereka menampilkan koordinasi antar sesamanya yang dikomandoi oleh "pemimpin geng laba-laba" yang ukurannya lebih besar.
Baiklah karena si laba-labanya tidak berdialog, maka di sini saya akan coba mengulas aksi dan reaksi laba-laba versus Jia dan kawan-kawan pada beberapa adegan ya.
Saat Jia dan teman-temannya berlindung dari serangan badai pasir angin disertai ledakan api di sebuah rumah, mereka menemukan ada laba-laba
Chen tergigit laba-laba, tak lama setelah tergigit menunjukan tanda-tanda sesak nafas, peningkatan denyut jantung, berkeringat dan kejang
Sensasi menyakitkan langsung terasa begitu taringnya masuk menancap di kulit dan mengakibatkan sedikit pendarahan, tahap ini merupakan tahap masuknya venom (racun). Selanjutnya adalah tahapan venom beredar dalam darah, progresnya cepat hanya dalam hitungan menit saja. Mata berair, berkeringat, peningkatan denyut jantung dan naiknya tekanan darah merupakan gejala pendahuluan Saat venom sudah beredar lebih luas lagi dalam tubuh gejala yang muncul makin menyiksa antara lain, kesulitan bernapas, muntah dan tahap ini sudah mulai adanya pembengkakan paru-paru, dan tekanan darah yang sangat tinggi. Serangan akhir venom dalam darah yang sudah terakumulasi menyebabkan dilatasi pupil mata, gerakan otot yang tidak terkendali (kejang), tekanan intracranial (otak) yang tinggi dan kemudian berujung kematian!
Kabar baiknya, laba-laba Funnel Web yang memiliki nama latin Atrax robustus ini sudah memiliki antivenom yang sudah diproduksi secara luas, sehingga dengan penanganan yang tepat dan cepat, kita bisa mencegah efek venom yang membahayakan keselamatan jiwa.
Laba-laba menyerang mereka secara bersamaan dari berbagai penjuru
Laba-laba merupakan makhluk social yang hidupnya bergerombol. Mereka terbiasa mencari makan bersama-sama. Sehingga saat salah seorang temannya terkena masalah bisa jadi segerombolan laba-laba lain bisa muncul bersamaan, hiiiy!
Adiknya Jia masih berada dalam kondisi hidup walaupun telah dimumifikasi oleh laba-laba
Laba-laba betina membunuh laba-laba jantan dengan cara yang sadis
Kembali lagi ke alur film, si laba-laba funnel web ternyata telah mengalami mutasi genetik, sehingga mereka jauh lebih agresif, pintar dan berbahaya. Satu hal yang membuat saya bertanya-tanya adalah bagaimana caranya spesies laba-laba ini bisa sampai di Tiongkok, padahal kampung halaman mereka di Australia? Sayangnya dalam film ini tidak dijelaskan detail asal muasalnya. Buat saya nilai film ini adalah 5 dari 10. Saya merasa konflik yang terjadi kurang membuat saya "deg-degan". Ekspektasi saya ada kejar-kejaran dan pertarungan seru melawan laba-laba yang nyatanya tidak muncul pada film ini. Banyaknya perpindahan dari satu ruangan ke ruangan lainnya juga kurang jelas menggambarkan apa yang mereka cari sesungguhnya. Namun secara garis besar film ini cocok untuk hiburan menonton bersama keluarga.
Terima kasih Komik Kompasiana atas kesempatan nobarnya.
Salam Komik!
Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Australian_funnel-web_spider