Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"The Strangers, Prey at Night", Awas Jangan Sampai Tertangkap!

25 Maret 2018   13:38 Diperbarui: 25 Maret 2018   13:52 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan teror pembunub bertopeng (Sumber: celebritiesreport.com)

Tok..tok..tok...!

Ketukan pintu keras dan seakan mendesak membuat pasangan Mike dan Cindy beserta kedua buah hatinya, Luke dan Kinsey terkejut. Apa apa gerangan seseorang mengetuk pintu trailer mereka malam-malam begini? Adakah sesuatu yang darurat?

"Is Tamara home?"

Wanita itu, wajahnya tersamarkan sempurna oleh gelapnya malam, rambutnya ikal pirang. Apa yang dicarinya? Temannya bernama Tamara. Aneh, bagaimanapun juga trailer itu kosong saat keluarga Mike masuk pertama kali. Tidak ada yang bernama Tamara. Apakah itu penghuni sebelumnya?

Kehadiran wanita aneh itu tentu saja tidak membuat Kinsey menjadi melupakan kebenciannya pada ayah, ibu dan kakaknya Luke yang telah mengirimnya untuk bersekolah asrama di kawasan Danau Gatlin. Kinsey kesal dan sedih, karena ia merasa kedua orang tuanya dan kakaknya sengaja membuang Kinsey dari keluarga, sengaja ingin menjauhkan dan hidup tanpa Kinsey. Kinsey merasa muak dan kemudian memutuskan untuk keluar trailer penginapan saat itu juga! 

Beberapa saat berlalu, namun Kinsey tak kunjung kembali. Mike dan Cindy khawatir akan keselamatan Kinsey, perempuan tadi sungguh mencurigakan. Luke pun diutus untuk mengejar dan membujuk Kinsey pulang. Luke berhasil membujuk dan menenangkan Kinsey, dalam perjalanan pulang mereka iseng masuk ke sebuah trailer dengan pintu yang terbuka. Namun, alangkah terkejutnya mereka, ada dua mayat dalam kondisi sangat mengerikan yang tak lain adalah paman dan bibi mereka.

Luke dan Kinsey bergegas pulang, tidak percaya dan sangat terkejut dengan apa yang baru saja mereka temukan. Ayah dan ibunya berusaha menenangkan mereka. Cindy dan Kinsey harus tetap tinggal di rumah sambil meminta bantuan, sedangkan Mike dan Luke kembali ke trailer tersebut untuk memastikan apakah benar itu paman dan bibi mereka. Inilah justru kondisi yang sangat diinginkan si pelaku. Tanpa mereka sadari teror pembunuh bertopeng telah dimulai. 

Perempuan bertopeng sudah masuk ke dalam rumah dan memblok akses komunikasi, ia juga membawa sebilah pisau. Cindy dan Kinsey menjadi sasaran empuk untuk dihabisi. Kinsey dan Ibunya bertahan di dalam rumah, berusaha kabur dari si pembunuh bertopeng. Nasib naas tidak dapat dielakkan, ibu Kinsey terlambat menyelamatkan diri, sementara Kinsey masih bisa berusaha kabur.

Adegan teror pembunub bertopeng (Sumber: celebritiesreport.com)
Adegan teror pembunub bertopeng (Sumber: celebritiesreport.com)
Teror demi teror dari ketiga pembunuh bertopeng membuat ayah, Luke dan Kinsey terjebak dalam pengejaran dan upaya mempertahankan hidup.

Bagaimana cara ayah, Luke dan Kinsey menyelamatkan hidup mereka dari tangan tiga pembunuh sadis bertopeng yang mengejar mereka?

Akankah mereka bisa hidup?

Apa sebenarnya motif ketiga pembunuh berdarah dingin itu? Apa yang mereka cari?

Film dengan genre thriller berdurasi 85 menit ini sukses bikin jantung saya olah raga maksimal. Dag Dig Dug Dhuerr! Berkali-kali saya menutup mulut dan mata melihat aksi pembunuhan dan pengejaran pembunuh bertopeng yang berambisi banget membunuh korbannya. Adegan yang membuat meringis dan bergidik bahkan saya sampai gemetaran dibuatnya. 

Betapa tidak, si pembunuh sudah sangat lihai dan menguasai medan. Bahkan, pembunuh juga terlihat sangat santai saat mengeksekusi korbannya. Ciri khasnya adalah adanya lagu-lagu yang mengiringi proses pembantaian korban sampai korban menghembuskan nafas terakhirnya. Dari skala 1 sampai 10 nilai ketegangan film ini mencapai 9, belum pernah saya sampai sebegitu banyak terkejut, berteriak dan meringis juga pada beberapa adegan yang menurut saya sadis banget! 

Ada adegan yang menurut saya tidak masuk akal adalah ketika mobil berisi pembunuh diledakkan oleh Kinsey. Nah, kalian tentu penasaran kan kenapa saya sampai berpikir adegan tersebut masih janggal. Yuk nonton filmnya di bioskop kesayangan anda. Saya menyarankan juga yang menonton ini sebaiknya dalam kondisi yang prima baik fisik dan mental, berusia di atas 21 tahun, dan mungkin juga jangan sendirian ya, soalnya serem loh.

Sekuel pertama The Strangers tahun 2008 (Sumber: player.fm)
Sekuel pertama The Strangers tahun 2008 (Sumber: player.fm)
Ternyata film The Strangers: Prey at Night ini berdasarkan kisah nyata loh. Setelah menjalani "ritual" perkepoan alias browsing, film ini bukan yang pertama. Sekuel pertama The Strangers dirilis tahun 2008 yang ditulis oleh Bryan Bertino, begitupun dengan sekuel kedua. Kisah keduanya masih berkutat pada pembunuh misterius yang dengan mudahnya membuat teror dan membunuh. Saya jadi penasaran dan ingin menonton sekuel pertama The Strangers.

Terima kasih pada Komik Kompasiana untuk kesempatan nobar film ini, suatu keseruan tersendiri buat kami para kompasianer. Saya tak sabar menunggu nobar Komik Kompasiana selanjutnya.

 Salam Komik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun