"Kebahagiaan tidak dapat dibeli dengan uang."
Pepatah tersebut jelas tidak berlaku bagi J. Paul Getty, salah satu orang terkaya di dunia. Paul Getty merupakan salah satu pengusaha sukses di bidang pertambangan minyak bumi. J. Paul Getty dikenal sebagai pebisnis yang jenius di eranya, karena bisnisnya mampu berkembang pesat dan memiliki keuntungan yang melimpah.
Kecintaan J. Paul Getty akan uang diuji pada suatu hari di tahun 1973, John Paul Getty III (cucu tertua J. Paul Getty) diculik oleh sekelompok mafia yang terkenal brutal dan berbahaya di Italia. Kelompok penculik tersebut meminta tebusan sebesar 17 juta dollar pada orang tua Paul Getty III.
Apa daya, orang tua Paul Getty III tidak memiliki uang sebanyak itu, maka ibu Paul Getty III menghadap ayah mertuanya untuk meminta bantuan berupa uang tebusan untuk anaknya. Namun respon yang diterima oleh ibu Getty III sungguh diluar dugaan. Paul Getty bersikeras untuk tidak akan mengeluarkan uang sepeser pun untuk menebus cucunya. Paul Getty berkata bahwa jika semua cucunya mengalami penculikan, maka ia harus membayar tebusan untuk ke-14 cucunya.
Mutilasi "telinga" Paul Getty III
Cinquanta, salah satu penculik selalu berkomunikasi dengan Ibu Paul Getty III untuk memastikan kapan uangnya bisa ditransfer untuk penebusan anaknya. Proses negosiasi antara ibu Paul Getty III dengan ayah mertuanya selalu menemui jalan buntu. Suatu hari Paul Getty sempat geram karena mendengar dari salah satu agen yang ditugaskan memantau kasus penculikan Paul Getty III (Chase), bahwa ada kabar penculikan cucunya tersebut hanya merupakan rekayasa anak-anak belaka.
Paul Getty III diketahui beberapa kali membuat lelucon penculikan bersama teman-temannya. Lambatnya respon penebusan akibat adanya spekulasi penculikan rekayasa, Cinquanta kembali mendesak Ibu Getty III untuk segera mengirimkan uang.
Kelompok penculik itu kemudian melakukan cara yang keji yaitu dengan memotong daun telinga Paul Getty III dan mengirimkannya ke alamat salah satu surat kabar. Ancaman dari penculik jelas tidak dapat diabaikan. Sebuah informasi baru didapatkan bahwa penculik Paul Getty III merupakan kriminal yang seringkali menjadi buronan polisi dan terkenal sebagai penjahat kelas kakap yang kejam.
Negosiasi harga dan proses penebusan Paul Getty III
Proses negosiasi harga sudah turun ke 4 juta dollar, namun Paul Getty tetap bersikeras bahwa harga penebusan akan dibayarkan olehnya hanya 1 juta dollar dengan syarat akan dihitung sebagai hutang ke anaknya dengan tambahan pajaknya dan hak asuh Paul Getty III akan diserahkan penuh kepada Paul Getty.
Chase dan ibu Getty III menyanggupi permintaan tersebut dan tibalah saat pembebasan Paul Getty III. Semua persayaratan untuk membawa uang tebusan ke sebuah lokasi tanpa diikuti polisi dan Paul Getty III akan ditinggalkan di sebuah lokasi lainnya. Namun, setelah proses serah terima uang, Paul Getty III melarikan diri sehingga terjadi adegan kejar-kejaran antara penculik dan polisi yang telah dikondisikan "siaga" bila terjadi skema di luar rencana awal.
Paul Getty III akhirnya selamat dan tepat di malam pembebasannya, kakeknya meninggal. Hak waris sementara menjadi milik Ibu Getty III sampai ia berusia cukup untuk menjadi ahli waris kekayaan kakeknya. Semua investasi dalam bentuk karya seni: lukisan, patung, ukiran dan artefak lainnya dijual dan dilelang. Sebagian masih disimpan dan sekarang menjadi Museum Getty di Los Angeles.
Kisah nyata penculikan Paul Getty III
Kisah penculikan ini membuat saya juga "kepo" dengan kisah aslinya. Kisah penculikan ini benar adanya terjadi pada tanggal 10 Juli 1973 jam 3 pagi, Paul Getty III diculik pada usianya ke 16 di Piazza Farnese, Roma.
Bulan November 1973, telinganya dikirimkan ke salah satu surat kabar dengan ancaman anggota tubuh lainnya (yang dimutilasi) akan dikirimkan bila uang tebusan tidak dibayarkan. Drama penculikan usai dengan pembayaran tebusan sebesar 2.2 juta dollar dan 9 penculik berhasil ditangkap oleh polisi.
Kehidupan Paul Getty III setelah penculikan
Namun, penculikan yang terjadi pada dirinya jelas menjadi efek samping yang permanen. Ia menjadi pencandu obat-obat terlarang dengan jenis valium dan metadon. Ia juga terjebak sebagai peminum alkohol, hingga akhirnya obat dan alkohol menyebabkan kegagalan fungsi hati dan stroke. Hingga pada akhirnya di usianya yang ke-54 (tahun 2011) Paul Getty III menutup mata untuk selama-lamanya.
Kesan terhadap Film "All The Money in The World"
Demikian pula dengan Christopher Plummer (aktor kelahiran Kanada) yang berperan sebagai kakek Paul Getty III, memainkan peran sebagai kakek dingin yang cinta uang dengan sangat baik.
Secara keseluruhan saya menilai film ini 7 dari 10. Pesan moral yang disampaikan pada film ini tersirat dengan baik terutama mengenai pentingnya keluarga, kecerdikan negosiasi dan bagaimana cara menyingkapi masalah dengan pikiran yang jernih.
Terima kasih banyak kepada KoMik Kompasiana yang sudah memberikan kesempatan bagi saya dan rekan-rekan Kompasianer lainnya untuk menikmati sensasi "penculikan" yang diadaptasi dari kisah nyata ini. Salam Komik!
Sumber:
Kisah nyata penculikan: en.wikipedia.or
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H