Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Deaf Cafe Fingertalk: Harmonisasi raut wajah, senyuman, gestur tangan dan tubuh

12 Juni 2017   00:56 Diperbarui: 12 Juni 2017   22:49 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deaf Cafe Fingertalk (Dok. Pri)

Communication Art: "Sometimes we don't talk just using our mouth, we also talk with our fingers, gestures, and hearts." 

Sore itu hujan cukup deras. Namun tidak menyurutkan langkah saya menuju salah satu Cafe di daerah Cinere Depok. Deaf Cafe Fingertalk namanya. Wah, unik sekali ya namanya. Deaf Cafe Fingertalk ini juga menjadi satu dengan Car Wash juga loh. So, buat kamu yang punya mobil bisa sambil nongkrong dan sambil dicuci juga mobilnya. Pokoknya hati senang, perut kenyang dan mobil kinclong deh, hohoho.

Penasaran seperti apa sih pertualangan kuliner saya di sini, yuk mari, cusss...😎

Pertama kali masuk ke dalam suasananya cozy banget, penataan ruangan yang sungguh membuat nyaman para pengunjung, desain interiornya oke banget deh, pas banget buat nongki lama-lama (sampai kurang lebih 4 jam lebih saya di sini). Saya merasa Deaf Cafe Fingertalk ini seperti rumah sendiri jadinya, hehehe... 😆

Bang Udin dan Kak Ali lagi ngobrol seru nih (Dok. Pri)
Bang Udin dan Kak Ali lagi ngobrol seru nih (Dok. Pri)
Aha...setelah menunggu beberapa saat saya menemui Kak Ali selaku co-founder dari Deaf Cafe Fingertalk ini. Singkat cerita, saya dan Bang Udin ngobrol seru nih tentang asal muasal Deaf Cafe ini.

Berdasarkan hasil perkepoan kami, Kak Ali menjelaskan bahwa Cafe ini adalah Cafe khusus yang pegawainya tuli.

Oke mungkin kamu membaca kata tuli rasanya kok kasar yaa?? Tenang, saya sudah beberapa kali bertemu dengan teman yang tuli, mereka justru tidak suka dengan istilah "tuna rungu". Menurut mereka, pada kasus "tuna rungu" punya makna: semula telinga masih bisa mendengar, kemudian barulah terjadi tuli karena penyakit atau kecelakaan. Sehingga mereka lebih suka dengan sebutan "tuli" karena dari sejak lahir mereka memang sudah tidak bisa mendengar dan bukan untuk disembuhkan.

Kisah kelahiran Deaf Cafe Fingertalk 

Deaf Cafe Fingertalk ini pertama kali idenya dari Kak Dissa (founder utama). Ide ini muncul ketika Kak Dissa menjadi relawan pengajar anak-anak di sebuah daerah terpencil Nikaragua. Ia mengunjungi Cafe De Las Sonrisas, dimana seluruh pegawainya tuli. Nah, dari sinilah Kak Dissa punya misi untuk merealisasikan Cafe khusus penyandang disabilitas di Indonesia. Menurutnya individu tuli di Indonesia masih sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu, Kak Dissa juga percaya bahwa setiap orang "pasti cinta makanan!" Kita semua menyukai "hang out alias nongkrong" bersama teman, keluarga, kekasih, kolega sambil menikmati makanan favorit. Keterkaitan antara keinginannya untuk membantu individu tuli dan kecintaan akan makanan inilah yang membuat Kak Dissa nekat untuk menjadi pelopor Deaf Cafe Fingertalk pertama kali di Indonesia yang akhirnya resmi dibuka pada Mei 2015. Lokasi pertama Cafe ini berada di Jalan Pinang No. 37 Pamulang Timur, Tangerang Selatan, Banten. Buat kamu yang rumahnya deket sini boleh mampir atuh.

Pertemuan Kak Dissa dengan Barack Obama

Kak Dissa saat bertemu dengan Barack Obama (2016) (Dok. Cafe)
Kak Dissa saat bertemu dengan Barack Obama (2016) (Dok. Cafe)
Kak Dissa mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Barack Obama di acara YSEALI Summit di Laos tahun 2016, tepat setelah Cafe Fingertalk pertama didirikan. Barack Obama bercerita "you know in the White House, a wonderful young woman named Leah. She is deaf and she is the receptionist at the White House." Barack Obama mengatakan kepada Kak Dissa bahwa ia bangga pada apa yang dilakukan Kak Dissa untuk penyandang tuli Indonesia. Wah...sungguh cerita yang luar biasa ya, Kak Dissa diapresiasi oleh Barack Obama loh. Salut banget untuk Kak Dissa!

Mengapa "Fingertalk"? 

Nama "Fingertalk" terinspirasi setelah Kak Dissa dan rekannya melihat bagaimana teman-teman tuli dan karyawan lain berkomunikasi satu sama lain dengan bahasa isyarat. Mereka berbicara menggunakan tangan dan gestur tubuh. Pada Fingertalk, mereka berkomunikasi menggunakan aturan BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia). Saat ini Deaf Cafe Fingertalk sudah buka Cabang di Depok, alamatnya Jalan Cinere Raya No. 28-29 Depok, Jawa Barat dengan jumlah karyawan tuli sebanyak 28 orang, Wow!

Poster Finger Sign A-L (Dok. Pri)
Poster Finger Sign A-L (Dok. Pri)
Poster Finger Sign M-Z (Dok. Pri)
Poster Finger Sign M-Z (Dok. Pri)
Uniknya Deaf Cafe Fingertalk: Belajar dulu cara pesan makanan yang baik dan benar

Keasikan ngobrol dengan Kak Ali membuat kami sampai lupa pesan makanan nih. Nah, ini dia tantangan berikutnya. Di atas tadi udah ada poster yang memang disediakan khusus bagi para pengunjung untuk belajar dulu gimana caranya memesan lewat "Finger Sign" atau bahasa di sini "Fingertalk". Kebetulan saya sudah pernah mengikuti kelas sehari bahasa isyarat huruf menggunakan tangan, tapi masih banyak yang lupa juga sih, hehehe. Cara memesannya unik banget kok kita cukup memanggil karyawannya dengan lambaian tangan, kemudian mulai kita pesan makanan yang ada pada menu dengan gestur jari kita. Satu hal yang jangan kita lupa ya, selama memesan raut wajah kita harus tersenyum, itu menandakan bahwa kita berada pada mood yang baik dan sebagai apresiasi tidak lupa kita ucapkan terima kasih juga ya. Tagline cafe ini "you dine, you sign and you'll make a difference".

Nasi goreng seafood yang..hmmmm...yummy banget deh (Dok. Pri)
Nasi goreng seafood yang..hmmmm...yummy banget deh (Dok. Pri)
Cemilan Onion ring yang bikin kami gagal move on...mantap jiwa...(Dok. Pri)
Cemilan Onion ring yang bikin kami gagal move on...mantap jiwa...(Dok. Pri)
Makanannya di sini beragam banget kok, mulai dari cemilan unyu-unyu sampai makanan berat yang semuanya menggoda selera iman. Maknyuss deh pokoknya. Soal harga kamu jangan khawatir, semua menu di Deaf Cafe Fingertalk ini harganya terjangkau banget loh, pas banget untuk ukuran kantong kamu-kamu yang masih mahasiswa. Cafe ini juga kekinian loh karena banyak sudut yang instagramable gitu deh.

Pojok instagramable yang hits (Dok. Pri)
Pojok instagramable yang hits (Dok. Pri)
Makasi ya Bang Udin atas rekomendasi Cafe yang kece ini dan Kak Ali dengan sabar mau menjawab pertanyaan kami, ga nyesel deh jauh-jauh dari planet Bekasi untuk ketemuan di sini. Semoga makin banyak nih pelopor pemuda Indonesia yang menginspirasi seperti Kak Dissa dan Kak Ali. Amin!

Sumber Referensi:

1. Wawancara dengan Kak Ali

2. Brosur Deaf Cafe Fingertalk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun