Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Book Review] Dark Memory: Kenangan Iblis dalam Kegelapan

31 Januari 2017   14:12 Diperbarui: 31 Januari 2017   18:35 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku buka mata, sekeliling gelap gulita, hanya langit malam, bintang redup dan pohon lebat seakan menyergapku dalam kubah kegelapan. Suara gemericik air, dan suara erangan pelan menyanyikan lagu kematian. Sekujur badan ini rasanya remuk redam, kepala ini sakit luar biasa, tanganku sepertinya patah, kakiku juga. Bau anyir darah terasa memabukkan dan menyesakkan. Tapi tunggu! siapa aku? Dimana aku berada? Apa yang telah tejadi padaku? Mengapa aku bisa sampai di sini dan apa yang telah aku alami?

 Pertanyaan ini membuat aku merasa mual dan rasanya kepalaku mau pecah. Aku bahkan tidak mengenali diriku sendiri! Kejadian mengerikan apa yang baru saja aku lewati? Kepakan sayap sayup-sayup kembali terdengar, ada sepasang mata yang mengawasiku dari balik semak belukar. Aku terjebak! Tidak! Aku belum siap mati sekarang! Sambil mengerahkan tenaga yang kumiliki bersama rasa sakit yang luar biasa menjalar dari ujung rambut hingga kaki, otakku hanya memerintahkan cepat tinggalkan tempat ini, bertahan, dan jangan sampai tertangkap!

Apa yang terjadi? Diriku tidak ingat apapun. Sungguh mengerikan rasanya, kehilangan ingatan menjadikan diri sendiri seakan tidak nyata, apakah tubuh ini milikku atau bukan? Bagiku jiwa dan tubuh ini tidak menyatu.

Beruntung ia bertemu dengan Stephen dan Ellen. Rachel...ia mulai mengingat namanya sendiri, Rachel Saunders ulangnya. Kemudian ia mengingat Jonathan kekasihnya, bibi Elizabeth dan sahabatnya Jenny. Sialnya, ingatan terakhir adalah apartemennya di Inggris. Lalu, mengapa dan bagaimana ia bisa sampai ke sini? Di Skotlandia, tanah kelahirannya?

Kematian Jenny Dougal sahabatnya secara tiba-tiba membuat dada Rachel sesak. Suara batinnya mengatakan bahwa, “Tidak! Jenny belum mati, ia sedang dalam bahaya saat ini! Aku harus menyelamatkannnya segera atau semuanya akan terlambat.” Dorongan kuat bahwa Jenny masih hidup menyisakan tanda tanya besar, apakah itu semua hanya delusinya saja? Apakah ia sudah kehilangan akal karena tidak bisa ikhlas menerima kematian Jenny yang begitu mendadak? Semua orang mengatakan Rachel menyampaikan pesan saat upacara kematian Jenny, lantas mengapa Rachel berpikir bahwa Jenny masih hidup?

Suatu hari Jonathan menemukan gambar Rachel di meja kamar tempat penginapan. Rachel mengamati gambar itu dan seketika ingatan kuat akan pengalaman mengerikan berputar dalam kepalanya.

Jonathan sungguh khawatir dengan keadaan Rachel, ia begitu mencintainya dan akan menemani Rachel untuk menghadapi masalah ini. Apa yang dialami Rachel sungguh membuatnya bingung, apakah Rachel sangat terpukul atas meninggalnya Jenny hingga membuat Rachel menjadi kurang waras? Ataukah Rachel mengatakan hal yang sebenarnya, bahwa ada konspirasi lain di balik kematian Jenny yang begitu mendadak dan tidak masuk akal? Siapakah makhluk menyerupai iblis yang digambar oleh Rachel? “Pertanyaan ini harus segera terjawab.” batin Jon.

Desain Kutipan oleh Linda Erlina
Desain Kutipan oleh Linda Erlina
Desain Kutipan oleh Linda Erlina
Desain Kutipan oleh Linda Erlina
Siapakah dalang di balik semua ini? Mungkinkah ini ulah dari mantan pacar Jenny? Apakah ada kaitannya dengan pelaku di balik menghilangnya Paula Deckers, kasus gadis yang menghilang secara misterius 17 tahun yang lalu?

Novel karya Jack Lance setebal 346 halaman ini mampu menyihir para pembacanya untuk menguak kisah menegangkan halaman demi halaman. Kejadian demi kejadian mengejutkan membuat saya menjadi “gagal move on” untuk pisah dengan novel ini, hanya dalam waktu 3 hari saya “lahap” buku ini. Jack Lance mampu membuat deksripsi latar tempat dan waktu begitu “nyata” dan “detail” yang menyatu dengan berbagai rangkaian peristiwa. 

Jack Lance yang dijuluki sebagai “Stephen King” dari Belanda ini membuat saya menebak-nebak siapakah dalang dibalik semua kejadian ganjil itu? Berulangkali saya menetapkan tersangka, tapi ternyata tebakan saya salah semua. “Wah, padahal saya sudah yakin 100%, namun Jack Lance telah menyiapkan kejutan lainnya!” Tata letak, jenis font dan margin novel ini membuat mata saya tidak mudah lelah, salut untuk editor Tim Bhuana Sastra dari Penerbit BIP! Desain sampul yang bernuansa horor membuat saya semakin penasaran dan tak sabar untuk membaca buku ini hingga halaman terakhir. Novel “Dark Memory” ini recommended banget deh buat kamu yang suka novel thriller dan horor. Two thumbs up!

Sedikit kekurangan dari novel ini adalah ada beberapa bagian cerita yang masih kurang “jelas” dan “belum terungkap”. Novel ini juga perlu diberi keterangan penandaan kategori usia pembaca (Dewasa) karena didalamnya terdapat beberapa adegan “17+” yang menjadi ciri khas novel barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun