Mohon tunggu...
LINDA
LINDA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Semangat terus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Membandingkan 3 Citra Melalui Interpretasi Citra di Wilayah Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan Indonesia

19 Maret 2024   08:10 Diperbarui: 16 April 2024   14:34 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENULIS : (1) Linda, (2) Rosalina Kumalawati, (3) Nurlina, (4) Inu Kencana Hadi

(1) Mahasiswa dan (2)(3)(4) Dosen dari Program Studi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lambung Mangkurat

Kabupaten Tabalong adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan Negara Indonesia, ibu kota kabupaten ini terletak pada Kecamatan Tanjung, dikenal pula dengan hasil tambang dan minyak buminya. Melihat keindahan di Kabupaten ini dapat memerlukan waktu yang lama, akan tetapi dengan memanfaatkan penginderaan jauh maka akan dapat melihat seluruh permukaan kabupaten ini, jalan bagaimana, maupun permukimannya dan begitu pula bentuknya. Dengan memanfaatkan teknologi dunia yang semakin canggih, maka akan dapat mempercepat pula pekerjaan, selain itu adanya penginderaan jauh ini pula sebat alternatif dalam membantu negara Indonesia yang luas. 

Penginderaan jauh sendiri menurut  Lillesand dan Kiefer (1979), Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji. Salah satu kelebihan dari pengindraan jauh yaitu Citra menggambarkan obyek, daerah dan gejala di permukaan bumi dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi, relatif lengkap, permanen dan meliputi daerah yang sangat luas sedangkan kelemahannya yaitu Akurasi data lebih rendah dibandingkan dengan metode pendataan lapangan (survey in situ) yang disebabkan karena keterbatasan sifat gelombang elektromagnetik dan jarak yang jauh antara sensor dengan benda yang diamati (Syah, 2010). Tujuan dari artikel ini adaalah untuk megetahui kelebihan dan kelemahan dari citra sentinel 2, landsat 8 dan citra harmonized landsat sentinel (HLS).

Pada artikel ini menggunakan metode penginderaann jauh dengan citra sentinel-2, landsat-8 dan citra harmonized landsat sentinel (HLS) yang sebagai data sekunder dengan di dapat dari sentinel Hub EO Browser. Dengan ini akan di lakukan interpretasi pada ke-3 citra tersebut dengan di lengkapi pula dengan metode kajian pustaka pada jurnal-jurnal, makalah, dan modul yang ditulis oleh orang-orang sehingga dapat membantu pengerjaan artikel ini.

Jenis data penginderaan jauh, yaitu citra. Citra adalah gambaran rekaman suatu objek atau biasanya berupa gambaran objek pada foto. Sutanto (1986) menyebutkan bahwa terdapat beberapa alasan yang melandasi peningkatan penggunaan citra penginderaan jauh, yaitu sebagai berikut.

  • Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan wujud dan letaknya yang mirip dengan di permukaan bumi.
  • Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala yang relatif lengkap, meliputi daerah yang luas dan permanen.
  •  Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensi apabila pengamatannya dilakukan dengan stereoskop.
  • Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial. Hal ini dalam tulisan (Somantri, 2008).

        Interpretasi citra telah diungkapkan dalam batasan merupakan kegiatan mengidentifikasi obyek melalui citra penginderaan jauh. Kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam penginderaan jauh, karena tanpa dikenali obyek yang tergambar pada citra penginderaan jauh, maka kita tidak dapat melakukan kegiatan apa-apa terhadap citra tersebut. Interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu interpretasi secara manual dan digital. Berikut ada beberapa unsur-unsur interpretasi citra antara lain :

  • Rona atau Warna. Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan obyek pada citra atau tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya, sedangkan warna adalah ujud yang tampak oleh mata yang menunjukkan tingkat kegelapan dan keragaman warna dari kombinasi saluran/ band citra, yaitu warna dasar biru, hijau, merah, dan kombinasi warna dasar seperti kuning, jingga, nila, ungu, dan warna lainnya.
  • Bentuk adalah variabel kualitatif yang memerikan (menguraikan) konfigurasi atau kerangka suatu obyek, misal persegi, membulat, memanjang, dan bentuk lainnya. Bentuk juga menyangkut susunan atau struktur yang lebih rinci.
  • Ukuran: merupakan atribut obyek yang berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume. Ukuran tergantung skala dan resolusi citra.
  • Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra. Tekstur sering dinyatakan dalam ujud kasar, halus, atau bercak-bercak. Gambar 3.4. Citra Quickbird Tobelo, Halmahera, tampak obyek perkotaan (bangunan) tampak bertekstur kasar, sedangkan kebun berstekstur sedang, rumput bertekstur halus. Obyek air tenang bertekstur halus, air bergelombang bertekstur sedang.
  • Pola merupakan ciri obyek buatan manusia dan beberapa obyek alamiah yang membentuk susunan keruangan. Pola permukiman pedesaan biasanya pola tidak teratur, namun ada hal yang dapat digunakan sebagai acuan seperti pola permukiman memanjang (longeted) sepanjang jalan atau sungai, permukiman menyebar dan mengelompok di sekitar danau.
  • Bayangan merupakan obyek yang tampak samar-samar atau tidak tampak sama sekali (hitam), sesuai dengan bentuk obyeknya seperti bayangan awan, bayangan gedung, bayangan bukit. Bayangan sering dapat mengamati obyek yang tersembunyi, seperti cerobong asap pabrik, menara, bak air yang dipasang tinggi akan tampak dari bayangan.
  • Situs merupakan hubungan antar obyek dalam satu lingkungan, yang dapat menunjukkan obyek disekitarnya atau letak suatu obyek terhadap obyek lain. Situ biasanya mencirikan suatu obyek secara tidak langsung. Situs kebun kopi terletak di lahan miring, karena tanaman kopi memerlukan pengaturan saluran air/ sirkulasi air yang baik; Situs sering membentuk pola, seperti situs permukiman memanjang di sepanjang jalan, permukiman sepanjang sungai pada tanggul alam, permukiman pantai di sepanjang igir beting pantai.
  • Asosiasi merupakan unsur antar obyek yang keterkaitan atau antara obyek yang satu dengan obyek yang lain, sehingga berdasarkan asosiasi tersebut dapat membentuk suatu fungsi obyek tertentu. Misalnya Pelabuhan merupakan asosiasi dari kenampakan laut, dermaga, kapal, bangunan gudang dan tempat tunggu penumpang, lapangan tempat parkir kontiner. Sekolahan merupakan asosiasi dari gedung sekolah, lapangan/ halaman untuk olah raga. Stasiun Kereta Api merupakan asosiasi dari bangunan memanjang di tepi rel kereta api, tempat parkir kereta, tower air untuk keperluan kereta api, kemungkinan bangunan bengkel kereta api. Hal ini terdapat dalam buku pengantar interpretasi citra penginderaan jauh (Hardiyanti, 2008)

UNSUR INTERPRETASI CITRA

  Berikut Unsur-unsur interpretasi dari ke-3 citra yang akan di bandingkan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun