Langkahmu gamang
Tak lagi kokoh tertopangÂ
Peluh meleleh bercampur asaÂ
Tapi, simpul tak pernah lekang pada sapaÂ
Tiada kering rintik di pipiÂ
Kala sederet puisi puji Ilahi tersajiÂ
Di tangkup malam terlukis sujudÂ
Kulepas rindu untukmu tiada wujudÂ
Ibu, tiada apa mengganti asimuÂ
Walau beribu keping emas terberi Takkan mampu kutuang penuh kembaliÂ
Karena kaulah bidadari
Ibu, maaf tercurah pada tulus kasihmuÂ
Hanya seuntai doa terpanjat tanpa hulu
'tuk senantiasa terhujani RahmatÂ
Kasih Tuhan yang Ahad
Karena dirimu; Ibu
Pelitaku sepanjang waktu
Hong Kong, 18 Desember 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H