Mohon tunggu...
Linda Mega Denada
Linda Mega Denada Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

@linda_denada

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

TETAP SEMANGAT!

13 November 2020   01:06 Diperbarui: 13 November 2020   06:07 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hallo, hi, helo....
Namaku Linda Mega Denada, orang-orang memanggilku Nda atau Lin. Aku merupakan anak ke -3 dari 3 bersaudara dan Aku terlahir dari keluarga sederhana. Saat ini usiaku menginjak 18 tahun dimana aku masih duduk di Kelas 12 dan bersekolah di sekolah tercinta SMAN 1 PADALARANG.

Sebelum sekolah Aku sudah antusias belajar juga rasa keingintahuanku banyak dan Mama lah yang menjadi Guru pribadi ku. Karna Aku sudah bisa dan ingin cepat sekolah, ketika usiaku 5 tahun setengah Mama mendaftarkan Aku sekolah Dasar yang dimana sekolah nya sangat dekat dengan rumahku. Saat itu Aku senang sekali karna akan sekolah. Tetapi ketika daftar, pihak Sekolah menyatakan bahwa usiaku masih kurang beberapa bulan lagi karna saat itu Sekolah Dasar menerima siswa yang usianya sudah 6 tahun, padahal Cuman kurang beberapa bulan saja tetap tidak bisa, sehingga Aku tidak jadi Sekolah dan harus menunggu tahun depan. Saat mendengar itu Aku yang menginginkan Sekolah tidak menerima dan langsung menangis histeris karna tidak jadi Sekolah. Mama berusaha meredakanku dan Akhirnya kami pun pulang.


Saat Sekolah mulai kembali masuk/tahun ajaran baru. Aku melihat tetangga teman-teman seumuranku melewat rumahku dengan memakai seragam Sekolah Dasar sambil menggendong tas Ransel. Diriku yang gagal Sekolah hanya bisa menangis, belajar dirumah, dan bersabar menunggu tahun depan.
Setelah setahun menanti, sebelum mendaftar lagi, Aku si Super Semangat ini mengajak Wulan tetanggaku yang juga belum Sekolah untuk Sekolah bareng. Temanku menolak karna takut, belum bisa, dan gamau Sekolah. Aku pun terus meyakini nya bahwa Sekolah tidak seperti apa yang Dia bayangkan. Dan akhirnya dia mau Sekolah. Kami pun mendaftar bareng dan diterima. Kemudian kami beli seragam, sepatu, tas, dan lain-lainnya bareng.
Ketika pertama masuk Sekolah, kelas dibagi menjadi 1 A dan 1 B. Aku masuk kelas 1 B karna kelas 1 A untuk orang yang lulusan Sekolah TK. Kakakku yang kedua duduk dikelas 4. Sejak saat itu, Aku selalu belajar dan belajar dengan penuh semangat.  Dan Aku selalu menjadi petugas upacara ketika hari Senin, mengikuti ekstrakurikuler pramuka, ikut lomba, camping,  dan study tour.


Ketika kenaikan kelas, Sekolah mengadakan Pensi/pentas seni. Seperti biasa saat kenaikan kelas selalu di umumkan Juara/ranking per angkatan atau perkelas. Aku dan Kakakku menonton Pensi tersebut, ketika kelas 1B diumumkan juara kelas, karna berurutan dari yang ke-3 dulu, kemudian Kakakku berkata "Da Kamu Ranking 1 hayo". Aku yang mendengar Kakakku mengatakan seperti itu seakan-akan tidak percaya dan aku jawab "Ga mungkin, soalnya dikelasku banyak juga yang pintar nya dan aku pikir sih pasti dia yang ranking 1". Dan tidak lama setelah kami ngobrol, ternyata namaku disebut sebagai juara kelas/ Ranking 1 dikelas 1B. Dan disitu aku terharu sekaligus gembira gemetar karna Aku tidak menyangka akan Ranking 1, kemudian Aku naik ke atas panggung dan menerima hadiah apresiasi yang Ibu Guru berikan. Aku beruntung sekali bisa membahagiakan Mamah, semangatku belajar, perjuangan dan tangisanku tahun lalu, terbayarkan dengan apa yang kudapat sekarang.

Dulu saat masi kecil bercita-cita ingin menjadi Dokter. Dan dilihat dari nilai raport yang paling tinggi adalah pelajaran IPA, dimana pelajaran tersebut ada kaitannya nya dengan Dokter. Tapi seiring berjalannya waktu cita-cita terus berubah ingin menjadi ini, itu, dan masih banyak lagi. Sampai akhirnya Aku memutuskan untuk kubur dalem-dalem cita-citaku menjadi Dokter karena takut darah dan keadaan ekonomi.


Pada tahun 2009  dimana saat itu dalam posisi menegangkan karena, menunggu hasil kelulusan pertama, Ujian Nasional pertama, dan Nem pertama. Dan Alhamdulillah lulus, hasil Ujian memuaskan tapi Nem tidak cukup untuk melanjutkan Ke SMP Negeri. Sedih rasanya harus mengubur cita-cita untuk kedua kalinya. Mau tidak mau harus bersekolah di SMP Swasta, dan akhirnya Aku sama Wulan satu sekolah lagi di SMP swasta dekat rumah kami.

Ketika SMP Aku aktif berorganisasi salah satunya menjadi OSIS. Dan waktu kelas 8, Aku dipilih Kakak Kelas untuk menjadi Ketua OSIS, Aku kaget dan akhirnya Aku pun siap. Sejak Saat itu Aku menyiapkan visi misi dan lainnya untuk kampanye ke semua kelas. Dan ketika pemilihan Ketua OSIS berlangsung Aku degdegan karena malu dan takut gaada yang milih. Dan ternyata Aku Kalah dan Aku menjadi Sekretaris. Kalah dan menang sudah biasa tapi kekompakan kita lah yang sangat penting.  Sangat berkesan dan Senang rasanya menjadi bagian dari OSIS, dapet ilmu, nambah wawasan, banyak hiburan, kebahagiaan, kekompakan, suka duka, dan  kenangan bersama yang mungkin tidak bisa diulang seperti kala itu.

Dan SMP adalah masa menjadi lebih dewasa, bener-bener menjadi diri sendiri, akrab sama kakak kelas,  dapet teman-teman yang satu frekuensi, dan banyak orang mengenalku, karena saat SMP kelas nya di acak jadi kita banyak teman dari berbagai kelas hehe.


Sekitar pukul 07.30 pagi, tahun 2018 disaat Ujian Sekolah hari ke-4, Aku mengalami sakit dan harus dipulangkan sehingga hari itu Aku tidak mengikuti Ujian Sekolah.


Saat akan dibagi kelulusan, hasil Ujian dan Nem. Aku selalu berdo'a kepada Allah supaya Aku lulus, hasil Ujian memuaskan, dan Nem ku besar. Karena Aku ingin masuk ke SMA Negeri. Dan saat dibagi kelulusan, Aku kasih ke Mamah, dan Mamah bilang Aku Lulus! yeyyy Alhamdulilah Aku seneng banget!.
Ketika aku lihat Nem, dan ternyata Nem ku cukup lumayan besar sesuai yang aku pinta dan memungkinkan bisa masuk SMA Negeri. Alhamdulillah ga berhenti bersyukur apa yang telah Allah kasih karena telah mendengar do'a do'a ku.

Kedua Kakakku menyuruh Aku untuk melanjutkan ke SMK, karena kedua Kakakku SMA jadi menginginkan adik bungsunya ke SMK supaya nambah pengalaman. Tetapi Aku tidak berminat SMK dan Papah pun setuju nya Aku SMA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun