Mohon tunggu...
Lina Yuliani
Lina Yuliani Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Jambi

Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar. Maka jadilah penulis -Imam Al-Ghazali-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tragedi Tenggelamnya KRI Nanggala-402

3 Mei 2021   11:52 Diperbarui: 3 Mei 2021   12:17 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Tragedi tenggelamnya KRI Nanggala-402 menjadi kabar duka bagi  Indonesia. Gugurnya patriot bangsa saat menjalankan tugas abdi negara  adalah kehilangan mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dinyatakan pada Rabu 21 April 2021,KRI Nanggala 402 hilang kontak di perairan Utara Pulau Bali sekitar pukul 04.25 WIB dan  subsunk (tenggelam) di perairan utara Bali pada kedalaman 838 meter. Seluruh awak kapal yang berjumlah 53 orang dinyatakan gugur. Patriot terbaik penjaga kedaulatan Indonesia telah gugur dengan penghormatan berupa status On Eternal Patrol atau Berpatroli untuk selamanya mengawal lautan Indonesia, saat sedang gladi resik untuk latihan penembakan rudal. Tenggelamnya kapal selam buatan Jerman tahun 1979 ini tak luput dari sorotan dunia Internasioal. Beberapa negara berkontribusi menyediakan bantuan, diantaranya Singapura, Amerika Serikat, Australia, India, dan Malaysia. Tenggelamnya KRI Nanggala 402 bukanlah tanpa penyebab. Kurangnya perhatian terhadap alutsista yang berusia tua menjadi sorotan utama dari insiden ini.

     KRI Nanggala 402 sudah 9 tahun tidak dirawat, artinya kurangnya pemeliharan terhadap kapal, ditambah lagi usia kapal yang sudah tua tentunya mempengaruhi  kelayakan dan daya tahan kapal. Dilaporkan dari artikel di media Hanbook Ilbo bahwa pemeliharaan kapal selam harus dilakukan setiap 6 tahun sekali hingga masa layannya, dan setelah itu lazim dilakukan pemendekan jangka waktu, yang artinya pemeliharaan kapal selam tersebut sudah tidak dilakukan selama 9 tahun. Lantas dengan begitu, dugaan blackout yang menyebabkan mesin kapal mati bisa menjadi benar jika dikaitan dengan sudah tidak dirawatnya kapal selama 9 tahun tersebut.

     Kemudian berdasarkan pakar kapal selam dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Wisnu Wardhana mengatakan bahwa salah satu faktor penyebab tenggelamnya KRI Nanggala 402 adalah tidak berfungsinya hydroplane atau sayap di badan kapal dan rusaknya Pressure Hull yang membuat kapal tersebut akhirnya hancur karena besarnya tekanan air. KRI Nanggala 402 hancur karena pressure hull-nya ditekan dengan tekanan hidrostatik yang 4 kali lebih besar, yakni dari 200 meter menjadi 800 meter. Akhirnya pressure hull-nya menjadi pecah. Disamping itu, pada dasarnya KRI Nanggala-402 hanya dapat menyelam pada kedalaman 250-500 meter. Namun diduga kapal tersebut tenggelam hingga kedalaman 850 meter di bawah permukaan laut sehingga menyebabkan tidak berfungsinya sayap di badan kapal dan rusaknya pressure hull.

     KRI Nanggala-402 sudah mencapai lebih dari 40 tahun, termasuk sudah tua sehingga perlu ada audit menyeluruh pada alutsista TNI. Artinya evaluasi terhadap kinerja pemerintah juga perlu ditingkatkan, pasalnya anggaran dana hingga triliun dengan alokasi alutsista diperkirakan kian tahun harusnya melonjak. Berdasar data yang didapatkan oleh Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino, menyebutkan anggaran tertinggi Kemenhan ada di dalam Anggaran dan Pendapatan Negara (APBN) tahun 2020, yakni mencapai Rp 131,2 triliun. Alokasi anggaran ini menurutnya melonjak Rp 21,6 triliun dari tahun 2019 yang sebesar Rp 109,6 triliun. Alokasi anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang cukup besar dan terus merangkak naik dari tahun ke tahun, seharusnya mampu mensupport pengembangan alutsista Pertahanan. Untuk itu, modernisasi alutsista perlu dilakukan pemerintah sebagai upaya pencegahan terjadinya tragedi yang sama.

     Berbagai dugaan penyebab tenggelamnya KRI Nanggala 402, diantaranya adalah persoalan alutsista dan tekanan bawah laut. Kegagalan material alutsista adalah penyebab yang paling mungkin. TNI AL juga sebaiknya melakukan pemeriksaan serta peninjauan ulang standar latihan dan prosedur operasi. Dengan beberapa paparan diatas, perbaikan ataupun pembaruan sistem alutsista juga diperlukan untuk dilakukan pemerintah lebih cepat. Dan sikap kita sebagai masyarakat Indonesia yang baik adalah turut berduka cita dan berdoa untuk patriot kebanggaan bangsa yang telah gugur dalam menjalankan tugas abdi terhadap negara.

Referensi:

1. Retrieved April 02nd 2021, from

https://www.google.com/amp/s/www.cnnindonesia.com/teknologi/20210427165019-199-635531/ahli-ungkap-3-sebab-kri-nanggala-402-tenggelam-850-meter/amp

2. Retrieved April 02nd 2021, from https://jabar.tribunnews.com/2021/04/27/fakta-terbaru-tenggelamnya-kapal-selam-kri-nanggala-diservice-9-tahun-lalu-oleh-daewoo-dari-korsel?page=3

3. Retrieved April 02nd 2021, from https://www.harianaceh.co.id/2021/04/26/gmni-minta-presiden-evaluasi-prabowo-terkait-  tragedi-tenggelamnya-kri-nanggala-402/

4. Retrieved April 02nd 2021, from https://theconversation.com/kri-nanggala-402-ditemukan-apa-yang-kemungkinan-terjadi-pada-kapal-selam-itu-di-saat-saat-terakhirnya-159709#:~:text=Setelah%20lima%20hari%20pencarian%2C%20kapal,800%20meter%20di%20Laut%20Bali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun