Mohon tunggu...
Lina yana
Lina yana Mohon Tunggu... Guru - Astiani

Seorang guru, 25tahun Menyukai dunia pendidikan, anak-anak dan traveling bersama pasangan 😂

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kejarlah Cita-cita Sampai ke Negeri Sakura, tapi Bagaimana dengan Zonasi Sekolah?

24 Juni 2019   14:23 Diperbarui: 24 Juni 2019   14:35 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerap diperbincangkan tentang zonasi sekolah. Banyak pro dan kontra tentang hal ini. Orang tua beranggapan anaknya harus bersekolah di sekolah yang terdekat dengan rumahnya. suka ataupun tidak suka. Terkesan seperti memaksa anak bersekolah. Bukankah bersekolah harus sesuai dengan minat dan bakat siswa agar bias mengikuti pelajaran dengan baik?
Terlepas dari hal itu semua sebenarnya zonasi sekolah memang ada sejak jaman saya kecil sekolah di SD, sampai sekarang masih berlalu hanya saja jenjangnya meningkat sampai ke SMA. berbicara jaman dulu, kami anak desa tidak bias memilih SD yang kami inginkan. Penempatan SD sesuai dengan jarak rumah. Namun menurut saya itu biasa saja karena memang fasilitas sekolah tidak jauh berbeda. Begitu pula dengan pengadaan guru, sangat tidak jauh berbeda baik cara mengajar maupun buku-buku yang diberikan. cara mengajar memang sedikit berbeda, namun buku yang diberikan tetap saja sama. Jadi kami semua tidak merasa dibedakan sama sekali.


dokpri
dokpri
Saat ini zonasi sekolah sudah meningkat jenjang nya. Mulai dari SD hingga SMA. Tujuan pemerintah memang sangat baik. Agar tidak ada lagi sekolah favorit yang diperebutkan siswa. Tidak ada lagi kecemburuan social karena tidak bias bersekolah di sekolah idaman. Paling terpenting adalah mengurangi jumlah siswa terlambat sekolah karena jarak rumah yang kena system zonasi sangat dekat dengan rumah.

Namun yang perlu di garis bawahi disini adalah fasilitas sekolah yang tidak sama satu dengan yang lainnya. Ada sekolah yang fasititasnya lengkap seperti Laboratorium ipa dan komputer, gedung bertingkat bahkan gedung keterampilan. namun masih banyak lagi sekolah yang belum memiliki semua fasititas tersebut.  Yang dapat sekolah dengan fasititas lengkap tentu akan senang, tapi bagaimana dengan siswa yang harus bersekolah di tempat yang fasitilitas sekolah nya berbeda? Tentu saja mereka akan merasa iri dengan yang berfasilitas lengkap.

Sebenarnya fasilitas memang mendukung pembelajaran, namun tidak secara penuh. misalnya siswa masih bias belajar tanpa gedung bertingkat. siswa masih bias praktek IPA di kelas maupun di halaman, tidak harus di Lab. dan siswa juga bias belajar komputer dimana saja asal yang mengajar bissa memberikan pembelajran dengan baik. Untuk fasilitas guru bagaimana? Tenang saja, guru minimal harus menyelesaikan S1 untuk menjadi guru, belum lagi harus ilut tes ini itu dulu, jadi jangan kawatir masalah guru.

belum lagi masalah pendaftaran online. Kerap kali orang tua merasa sangat kerepotan mendaftarkan anaknya. tenang saja bapak ibu, anak jaman sekarang sudah dilengkapi fitur online yang super canggih, jika tidak dimanfaatkan ke hal yang positif, lalu buat apa fitur itu selama ini? Untuk yang belum bias bagaimana? Tenang, sekolah asal maupun sekolah tujuan pasti tetap mau membantu.


dokpri
dokpri
Lalu masalah sekolah favorit. Orang tua masa kini beranggapan bahwa dengan adanya system zonasi, siswa tidak usah belajar keras untuk mendapatkan sekolah idamanannya. tooh juga sudah pasti dapat sekolah dekat rumah, buat apa belajar? Big no! kalian masih ada pilihan jarus prestasi jika tidak ingin lewat jalur zonasi. Kita anggap siswa ini sangat tidak ingin bersekolah dekat rumahnya (zonasinya), maka ia harus mempunyai prestasi lebih dari temannya untuk dapat bersekolah di sekolah lain yang menurutnya lebih baik (sebenarnya dimana saja sekolah sama, asal mau belajar). siswa ini tentu saja harus berusaha keras untuk menonjolkan minatnya minimal lah pernah ikut lomba dan dapat juara sehingga bissa ikut jalur prestasi. Jadi tetap saja ia harus belajar lenih untuk mendapatkan yang lebih, bukankah usaha tidak pernah mengkhianati hasil?

Semua ini memang ada positif dan ada negatifnya, tergantung darimana kita menanggapi saja. Bagaimana jika ingin bersekolah jauh tapi terkena zonasi sekolah? Berprestasilah, ikuti lomba dan menangkan, lalu ikuti jalur prestasi. Berbuatlah yang lebih untuk mendapatkan yang lebih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun