Aku pinjam duit dong. Besok kalau udah gajian, uangmu aku ganti."
Punya temen yang suka ngutang emang nggak enak banget! Kalau denger perkataan seperti itu reaksimu bagaimana? Hhhhmmm jangan sok baik deh! Pasti awalnya kamu tidak suka mendengarnya bahkan menyesal bertemu dengan orang seperti itu.Â
Sudah banyak cerita dan meme mengenai hutang piutang bertebaran dimana-mana dan kebanyakan mengatakan hal yang serupa yakni, "Susah baliknya!". Hal itu benar atau tidaknya bisa dicermati kehidupan nyata ya.
Berhutang adalah salah satu solusi ketika mengalami kendala finansial. Intinya permasalahan finansial berupa kekurangan uang untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan tertentu. Hal itu bukan suatu yang diinginkan karena semua orang pasti ingin kaya dan makmur, biar bisa beli ini-itu, pergi kesana-kemari dan makan apa saja tanpa khawatir duit habis.Â
Akan tetapi lagi-lagi karena kemampuan tidak sebanding dengan kebutuhan atau suatu keinginan itulah yang membuat beberapa orang menjadikan berhutang sebagai salah satu solusinya.
Berhutang dapat dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh orang yang kamu anggap kaya sekalipun. Kemungkinan alasan orang berhutang ada dua, yakni yang pertama orang yang benar-benar membutuhkan hutang untuk memenuhi kebutuhannya, seperti untuk biaya pengobatan, sekolah atau alasan yang jelas lainnya. Kedua, hutang untuk memenuhi gengsi.Â
Biasanya orang yang seperti tipe-tipe susah untuk ditagih. Pasalnya ia berhutang untuk memenuhi keinginannya saja seperti membeli hp, jalan-jalan atau kebutuhan lain yang tidak terlalu penting. Berhutang dapat menjadi kebiasaan bagi orang-orang seperti ini.
Lantas bagaimana? Jika dimintai hutang mau dikasih atau enggak? Hhhmmm ya gimana ya? Kalau mau ditolak kok kayaknya jahat banget, teman soalnya, tetapi kalau mau diiyakan begitu saja padahal sudah tahu nanti susah baliknya.Â
Dilematis orang yang nggak enakan justru dimanfaatkan oleh kaum penghutang tak tahu diri. Mereka suka menyasar orang yang terlalu baik dan susah untuk menolak sesuatu.Â
Hal ini bisa diperhatikan ketika kaum penghutang mencari hutang, ia tidak berhutang pada orang-orang tertentu meskipun merupakan orang atau teman terdekatnya. Ia segan dengan sebagian orang tetapi bisa juga bersikap semena-mena dengan sebagian yang lain, utang nggak balik-balik misalnya.
Itu uang beneran lho, bukan daun. Itu uang dicari beneran, bukan metik di pohon. Jadi sebagai kaum yang menghutangi harus tegas untuk mengambil kembali uangnya. Sekali lagi, penghutang tak tahu diri akan memanfaatkan sifat tidak enakan agar tidak ditagih.
Biasanya jika sudah terlanjur dibiarkan begitu saja alias ikhlas yang dipaksakan bisa saja penghutang akan seenaknya saja berhutang kembali, toh yang sudah-sudah tidak dikembalikan juga nggak apa-apa. Yang diutangi bodoh gitu, yang ngutang makin enak, Cuy!Â
Penting untuk memperjuangkan kembali uang hutang untuk kembali. Meminta uang hutang kembali bukan suatu kejahatan bukan? Justru itu merupakan upaya untuk kebaikan bersama. Bagi yang menghutangi itu sudah jelas miliknya, sedangkan bagi penghutang memangnya mau bawa utang sampai mati?Â
Kalau pinjam di fintech atau bank nanti bisa kena bunga. Kalau keterlambatan bisa jelek BI checking-nya. Kalau pinjam di kamu kan nggak ada bunganya hhehhe....."Â
Alangkah baiknya tanyakan untuk apa uang itu digunakan. Ini sangat penting untuk diketahui. Si pemberi hutang harus tahu kemana arah uang itu nantinya. Jika dipergunakan untuk hal semestinya maka di masa depan akan lebih mudah untuk didiskusikan kembali.Â
Perlu diketahui menagih hutang untuk biaya pengobatan akan lebih mudah daripada hutang untuk membeli hp atau jalan-jalan. Mengetahui kegunaan uang dapat memberikan gambaran pola pikir si penghutang. Jika hanya untuk kesenangan sesaat itu artinya ia hanya mau enaknya saja, kita dapat menolaknya.
 Berikan ketegasan sejak awal saat akan terjadi proses utang piutang. Pastikan terlebih dulu kapan uang akan dikembalikan untuk mengantisipasi pengutang lupa atau kabur dari tanggung jawabnya.Â
Logikanya, hutang yang sudah jelas konsekuensinya saja seperti di bank atau fintech saja banyak yang mangkir. Jadi sikap hati-hati dan ketegasan dalam membuat kesepatakan utang piutang harus jelas guna menghindari konflik di masa mendatang.
Berhutang bukan suatu tindak kejahatan seperti pencurian, melainkan upaya untuk pemenuhan kebutuhan tanpa mengambil alih hak milik orang lain, hanya mempergunakannya untuk sementara. Bisa jadi berhutang adalah satu-satunya solusi permasalahan finansial karena memang sudah tidak ada cara lain yang dapat mengatasinya.Â
Menghutanginya berarti memberikan pertolongan kepada orang yang tepat, karena memang sedang benar-benar membutuhkan bantuan. Terlepas dari cerita dan meme hutang piutang yang kebanyakan "Susah baliknya!", hutang piutang tidak jarang mempererat tali persaudaraan, dengan catatan kedua belah pihak menerima hubungan timbal balik yang setara dan jelas sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H