Sementara keluarga Akil yang mengetahui jika ada kebakaran di lahan jati, merasa cemas akan keadaan Akil yang belum diketahui hingga saat ini.Â
"Ayah, bagaimana Akil sekarang ya? Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia bertemu dengan keluarga baik? Bagaimana dia makan? Bagaimana dia tidur dan berteduh dari panas dan hujan?" kata ibu Akil dengan menangis sedih.Â
"Akil pasti baik-baik saja. Kita berdoa yang terbaik untuk Akil. Berfikir positif untuk Akil dan tetap berusaha mencari Akil. Percayalah, usaha akan membuahkan hasil," kata ayah Akil yang berusaha menenangkan ibu Akil.Â
Malam ini semua merasa cemas. Dan Akil pun merasa bersalah atas kebohongannya.Â
"Andai aku jujur saat pertama kali melihat ayah dan ibu waktu itu," kata Akil dengan pelan dan penuh penyesalan.Â
Mueza dan kedua anak kambing tersebut akan membuat api unggun. Dan mereka telah berhasil mengumpulkan kayu bakar yang cukup.
"Hey, kalian mau apa?" tanya Akil ketika melihat Mueza dan kedua anak kambing tersebut sedang merapikan kayu bakar yang diperolehnya.Â
"Membuat api unggun. Supaya terang dan lebih hangat," jawab salah satu anak kambing tersebut.Â
"Jangan!" larang Akil dengan suara keras.Â
"Kenapa tidak boleh, Akil?" tanya Mueza dengan penasaran.Â
"Aku takut jika terjadi kebakaran. Ini musim kemarau. Banyak ranting kecil kering dan daun daun kering di sekitar sini," kata Akil yang takut jika sampai terjadi kebakaran.Â