"Mueza, biarkan yang sudah terjatuh di tanah. Sini Bibi buatkan piring dari daun pisang itu. Sehingga kalau buah naga itu jatuh, hanya akan jatuh di piring daun pisang. Lalu bisa diambil untuk dimakan kembali," kata merpati putih kepada Mueza dengan penuh kasih sayang.Â
"Iya, Bibi Merpati. Maaf ya, aku sudah merepotkan!" kata Mueza yang merasa sedikit malu.Â
"Tidak mengapa, Mueza! Yang penting Mueza tetap semangat untuk belajar makan sendiri," kata merpati putih tersebut dengan senyumnya yang ramah.Â
"Aku ingin seperti Akil, Bibi. Bisa membantu yang lain. Tidak manja lagi!" jawab Mueza dengan jujur dan polos.Â
"Anak pintar, kamu pasti bisa!" kata merpati putih sambil mengusap kening Mueza.Â
Akil hanya terdiam dan tidak terlibat dalam obrolan mereka. Masih nampak kesedihan dari wajah Akil. Namun, Akil tetap bisa makan dengan lahap.Â
Setelah selesai makan dan membereskan semua, merpati putih tersebut mendekati Akil yang nampak masih sedih.Â
"Akil, kamu kenapa Nak?" tanya merpati putih dengan suara yang lembut.Â
"Aku sedih, Bibi."Â
"Kenapa sedih? Ayo ceritakan!" lanjut merpati putih.Â
"Banyak yang membuatku sedih, Bibi!" jawab Akil yang sebenarnya sudah mulai kangen dengan keluarganya.Â