Mohon tunggu...
Lina WH
Lina WH Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

• Ibu dari seorang anak laki-laki, Mifzal Alvarez.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fabel] Persahabatan Akil dan Noya [Bagian 18]

18 Januari 2019   13:20 Diperbarui: 18 Januari 2019   13:32 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Akil, ada kebakaran lahan jati di depan sana! Kamu turun ya, di bawah pohon randu besar itu. Aku akan melihat keadaan sana lebih dekat. Kamu jangan pergi. Aku hanya akan melihat pohon randu besar ini jika mencarimu nanti," pesan Pak Elang kepada Akil.

"Iya, Paman! Paman mau membantu memadamkan api?" tanya Akil dengan polosnya.

Pak Elang tidak menjawab pertanyaan Akil, karena sedang berkonsentrasi untuk mendarat di bawah pohon randu besar. Namun, banyak bambu gading yang ranting kecilnya lumayan mengganggu proses pendaratan Pak Elang. Namun, Pak Elang pun akhirnya berhasil.

Akil turun dengan kaki kanan lebih dulu. Lalu menoleh sekitarnya untuk mencari tempat istirahat yang nyaman.

"Akil, di sana nampaknya lebih teduh. Dan pohon randu tersebut juga besar, jadi bisa kamu sandaran."

"Paman belum menjawab pertanyaanku. Paman ke sana hendak memadamkan api seperti pemadam kebakaran?" tanya Akil dengan bahasa sederhana.

"Tidak, Akil. Aku ke sana untuk menolong makhluk hidup lain yang memerlukan pertolongan. Mungkin di lahan jati tersebut banyak habitat sebelumnya," jawab Pak Elang kemudian.

"Biasanya belalang kayu, Paman. Hati-hati ya Paman. Aku akan menunggu Paman di sini. Paman jangan kena api ya," pesan Akil kepada Pak Elang sebelum Pak Elang berangkat menuju lahan jati yang terbakar.

Pak Elang dan Akil saling melambaikan tangan. Sepeninggalan Pak Elang, Akil pun melihat sekitar. Sangat sepi dan tidak terdengar suara makhluk hidup lainnya. Kemudian Akil berjalan menjauh sedikit demi sedikit dari pohon randu besar. Dilihatnya sebuah sungai yang airnya mengalir. Akil pun mencari minum, kemudian mencari buah-buahan yang juga banyak terdapat di sana. Kali ini Akil tidak menemukan lobak, tetapi menemukan wortel kesukaannya. Akil memetik seperlunya. Kemudian, agak kejauhan dilihatnya buah naga yang mulai masak, lalu buah pisang, buah bengkoang dan buah delima. Akil mengambil seperlunya, untuk dirinya sendiri dan Pak Elang nanti.

Akil sangat bersyukur bisa dimudahkan dalam mencari makanan di tepian sungai ini.

Akil kemudian memakan wortel, karena sudah kepengen. Tidak sabar jika makan wortelnya menunggu Pak Elang datang. Namun, baru makan wortel beberapa suap, Pak Elang datang membawa seekor anak musang yang nampak lemas. Akil sangat kaget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun