Pak Elang lalu mengusap-usap kening Akil sebagai tanda sayang. Kemudian, Pak Elang pun mengambil sehelai daun pisang untuk alas duduk.
"Paman, kali ini aku ingin melayani Paman. Paman pasti sangat lelah kan?" kata Akil tiba-tiba.
"Maksudnya apa, Akil?" tanya Pak Elang yang juga belum mengerti maksud Akil.
"Aku hendak mencari makan dan minum untuk Paman. Paman silahkan istirahat saja. Di tepi sungai ini banyak buah-buahan masak yang siap kita makan," jawab Akil dengan senyum lebarnya.
"Baiklah! Tapi hati-hati ya. Jangan terlalu ke tengah sungai jika hendak mengambil air minum. Dan jangan mencari buah jauh-jauh."
"Aku akan selalu hati-hati. Dan tidak akan jauh dari Paman. Paman silahkan istirahat, ya!"
Pak Elang menyetujui kemauan Akil. Akil sangat gembira dan semangat mencari hidangan makanan dan minuman untuk Pak Elang.
Akil bisa mengumpulkan buah masak dan minuman dalam waktu yang begitu cepat. Kemudian mencuci buah-buah tersebut dengan air sungai dan menghidangkan di depan Pak Elang. Pak Elang sangat bangga kepada Akil. Akil yang tegar, cerdas dan juga sopan. Akil yang kuat menahan rindu dengan orang tuanya, dan juga Akil yang kuat menutupi kesedihannya.
Bersambung...Â
Ditulis oleh Lina WH
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI