Mohon tunggu...
Lina WH
Lina WH Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

• Ibu dari seorang anak laki-laki, Mifzal Alvarez.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fabel - Persahabatan Akil dan Noya [Bagian 16]

16 Januari 2019   12:16 Diperbarui: 16 Januari 2019   12:19 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya, Ibu! Akil selamat tidur. Mimpi indah ya!" kata Noya kepada Akil dengan senyum ramahnya.

"Selamat tidur Noya, mimpi indah juga ya! Bibi selamat tidur, mimpi indah ya!"

Kemudian mereka pun segera menuju kamar masing-masing. Mereka menuruti kata ibu Noya, karena mereka sudah lelah dan mengantuk. Noya tidur dengan mudah, tidak lagi rewel seperti sebelum-sebelumnya.

Setelah pagi menjelang, Akil menjalankan rutinitas seperti biasa di rumah Noya. Tetapi kali ini dibantu oleh Noya, yang juga bangun lebih awal. Akil sangat senang ada yang mantunya. Noya pun demikian, merasa senang bisa membantu Akil.

Setelah pekerjaan selesai, lalu mandi dan menggosok gigi. Kemudian sarapan pagi. Sarapan pagi pun Noya sudah tidak disuapi. Beberapa saat setelah sarapan selesai, Pak Elang pun datang untuk menjemput Akil. Akil sudah siap dengan tanpa bekal. Padahal ibu Noya sudah menyiapkan sedikit bekal.

"Bibi, di luar sana banyak buah-buahan yang siap makan. Dan juga ada sungai yang airnya mengalir jernih. Jadi tidak perlu membawa bekal. Aku juga kerepotan jika harus membawa bekal. Nanti Paman Elang menggendong beban yang lebih berat jadinya," kata Akil yang berusaha memberi alasan untuk menolak.

"Oh, begitu! Ya sudah jika itu alasannya. Jaga dirimu baik-baik ya!" kata ibu Noya sambil bersalaman dengan Akil.

Akil lalu mencium tangan ibu Noya yang disalaminya. Kemudian bersalaman dengan ayah Noya, lalu mencium tangan ayah Noya. Selanjutnya bersalaman dengan Noya, dan diakhiri dengan tos tangan.

"Hati-hati, Akil. Aku selalu berdoa untukmu!" kata Noya sambil melambaikan tangan saat Pak Elang mulai terbang sambil menggendong Akil.

Ayah dan ibu Noya pun juga ikut melambaikan tangan, yang diiringi dengan doa.

"Ayah! Ibu! Semoga Akil baik-baik saja, dan tidak bertemu dengan keluarganya!" kata Noya yang membuat kaget ayah dan ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun