Mohon tunggu...
Lina WH
Lina WH Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

• Ibu dari seorang anak laki-laki, Mifzal Alvarez.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fabel - Persahabatan Akil dan Noya [Bagian 16]

16 Januari 2019   12:16 Diperbarui: 16 Januari 2019   12:19 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagian 1 - Bagian 2 - Bagian 3 - Bagian 4 - Bagian 5 - Bagian 6 - Bagian 7 - Bagian 8 - Bagian 9 - Bagian 10 - Bagian 11 - Bagian 12 - Bagian 13 - Bagian 14 - Bagian 15

Hari berikutnya Pak Elang datang kembali ke rumah Noya, untuk menemui orang tua Noya. Maksud kedatangan Pak Elang hanyalah untuk meminta izin kepada orang tua Noya, agar Pak Elang diizinkan mengajak Akil berkeliling di sepanjang desa seberang padang ilalang. Tentu, untuk mencari keluarga Akil.

"Kemarin lusa, saya dan Akil terbang ke desa Bukit Permai. Tetapi, Akil tidak mengenal desa itu. Mungkin besok saya dan Akil mau ke desa Meadow Green. Barangkali keluarga Akil ada di sana," kata Pak Elang kepada orang tua Noya.

"Bagaimana baiknya menurut Pak Elang saja. Dan saya sangat berterima kasih kepada Pak Elang yang begitu peduli dengan Akil, bangsa kami," jawab ayah Noya dengan penuh hormat.

"Akil, persiapkan dirimu besok. Kita akan terbang lagi mencari keluargamu. Banyak istirahat. Cukup makan dan juga cukup tidur!" kata ayah Noya kepada Akil.

"Iya, Paman. Tapi aku belum mau berpisah sama Noya. Jika nanti aku sudah menemukan keluargaku, Noya buat aku ya!" kata Akil dengan polosnya.

"Noya ya tetap di sini, Akil!" jawab ibu Noya dengan santai.

"Noya milik ayah dan ibunya, Akil. Jika nanti kalian mau saling mengunjungi, itu sangat diperbolehkan," kata Pak Elang kepada Akil.

"Aku mau Akil tetap di sini. Akil tidak boleh pergi!" kata Noya dengan suara manjanya yang sedikit keras.

Setelah perdebatan selesai dan saling memberikan pengertian, mereka pun makan-makan. Sangat lahap dan tetap menjaga etika. Noya sudah bisa makan sendiri. Tidak disuapi lagi dan juga tidak semanis dulu lagi.

Ketika malam menjelang, Akil dan Noya pun tetap bermain dan bernyanyi bersama. Berkali-kali ayah dan ibu Noya mengingatkan Akil untuk segera tidur, namun tidak dihiraukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun