Bagian 1 - Bagian 2 - Bagian 3Â - Bagian 4 - Bagian 5 - Bagian 6 - Bagian 7 - Bagian 8 - Bagian 9 - Bagian 10Â
Akil dan Raisya kemudian duduk beralaskan daun pisang di bawah pohon kelapa, persis di samping kiri Pak Elang. Tidur Pak Elang sangat nyenyak, sehingga Akil tidak berani membangunkannya.
"Akil, ayo kita ke sana saja," ajak Raisya yang sebenarnya takut berdekatan dengan Pak Elang yang masih tertidur.
"Di sini saja, sebentar lagi Paman Elang bangun. Kita sambil membuat tikar mainan dari daun pisang, yuk!" ajak Akil untuk menghilangkan rasa takut Raisya terhadap Pak Elang.
"Kamu bisa?" tanya Raisya kemudian.
"Iya, aku bisa. Ibuku yang mengajariku saat melatih motorikku. Aku petik daun pisang dulu ya," kata Akil.
"Aku ikut ya! Siapa tahu aku bisa membantumu," kata Raisya kepada Akil.
"Iya, kamu pasti bisa membantuku untuk membawa daun pisang yang sudah kita petik!"
Lalu mereka berjalan bersama bersampingan. Akil memang mudah bergaul dengan siapapun. Tetapi jika sampai terusik, Akil pasti akan memukul siapapun yang berani mengusiknya.
"Raisya, daun pisang yang tumbuh di sana sangat lebat. Kita petik ya, supaya pohon pisang itu tidak keberatan daun," kata Akil kepada Raisya sambil menuju tempat pohon pisang berada.
"Baiklah! Kita mau petik berapa pelepah?" tanya Raisya setelah setuju terhadap ajakan Akil.