Tiba-tiba saat sedang membuat sarang, Mona merasakan teduh tepat di atas kepalanya. Dan ternyata, Eshal sedang bertengger di dahan teratas tempat Mona membuat sarang. Tubuh Eshal yang gagah dan besar, menghalangi sinar matahari yang mulai panas menyengat.
"Eshal, dari mana kamu?" Tanya Mona dengan senyumnya yang sumringah.
"Dari rumah. Hendak menengokmu dan Moni. Oh iya, di mana Moni?"
"Itu, di pohon seberang sana. Aku biarkan Moni mencari makan sendiri," jawab Mona sambil menunjukkan di mana Moni berada.
"Bukankah Moni sedang sakit?" Tanya Eshal untuk memastikan jika Moni memang belum sembuh total.
"Iya...! Biarkan saja. Aku ingin memberi pelajaran kepadanya," kata Mona dengan jujur.
"Kamu jangan begitu, Mona!" Kata Eshal yang sebenarnya juga khawatir dengan keadaan Moni.
Mona diam sejenak untuk tidak menjawab pertanyaan Eshal. Lalu Mona merapikan dedaunan kering yang hendak dibuatnya sebagai sarang.
"Aku tetap mengawasinya dari sini. Percayalah, Moni akan baik-baik saja. Jika Moni tetap manja, otot kakinya tidak akan berlatih. Dan itu akan menghambat proses penyembuhan," jawab Mona kemudian.
"Baiklah kalau begitu. Aku akan membantumu membuat sarang yang lebih besar. Supaya kalian bisa istirahat dengan nyaman dan leluasa," Eshal pun akhirnya menawarkan bantuan kepada Moni.
"Apakah itu tidak merepotkanmu, Eshal?" Tanya Mona