"Baik Ibu Guru," jawab anak-anak TK A dengan serentak.
"Baiklah anak-anak, sebelum pelajaran dimulai kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa mulai!" Kata Ibu Rina sambil memimpin doa.
Anak-anak pun tetap antusias mengikuti Ibu Rina. Walaupun ada beberapa anak yang saling colek dan saling bercanda. Tetapi, dengan sabar dan ramah Ibu Rina pun membimbing mereka yang rata-rata masih berusia empat tahun. Anak-anak yang masih kental dengan dunia bermain, sehingga di dalam kelas pun Ibu Rina tidak memaksa anak-anak untuk duduk diam.
Karena menurut Ibu Rina, saat usia balita mata pelajaran terpentingnya adalah pendidikan emosi. Ibu Rina sadar, jika menjadi guru TK itu harus sabar, tidak boleh mudah marah, ramah, selalu tersenyum dan memahami karakter anak.
"Anak-anak, kita sekolah sudah memasuki Minggu ke dua. Tentu kalian sudah saling mengenal dan saling tahu nama temannya kan?" Tanya Ibu Rina kemudian.
"Sudah, Ibu Guru!" Jawab Diela dengan tegas.
"Aku belum kenal semua," jawab Shareen jujur.
"Aku lupa namanya, tapi aku tahu itu teman sekolahku. Kemarin aku ketemu itu di Mall. Aku sapa dia. Tapi aku lupa namanya," kata Jihan sambil menunjuk ke arah Inka, siswa yang berasal dari Aceh.
"Hebat kamu Jihan. Kamu tetap menyapa walaupun lupa namanya. Coba, sekarang tanya siapa namanya," puji Ibu Rina kepada Jihan, lalu meminta Jihan untuk menanyakan nama teman yang dimaksud tersebut.
Jihan lalu mendekati Inka, menanyakan nama dan lain sebagainya. Perbincangan panjang malah terjadi. Hingga Ibu Guru akhirnya meminta Jihan dan Inka kembali ke tempat duduk masing-masing.
Kemudian Ibu Guru memanggil Shareen, "Shareen, belum hafal nama teman sekelas?"