Sumber Ilustrasi : Dokumentasi PribadiÂ
Tidur Gizem terbangun karena tetesan air hujan yang mulai lebat. Lalu, Gizem pindah ke tempat yang aman dari air hujan kemudian melanjutkan tidur. Dingin dan petir juga terus menggelegar. Gizem tetap berusaha untuk menghilangkan rasa dinginnya dengan berselimut daun pandan lainnya. Gizem tidak mau sakit, karena Gizem berniat untuk mencari keluarganya.
"Aku harus tetap sehat. Karena aku mau mencari keluargaku nanti. Dan Jose juga bilang kepadaku, jika aku harus cukup makan dan cukup istirahat serta tetap berfikiran positif. Karena kata Jose, fikiran itu mempengaruhi hasil. Aku ingin hasil yang terbaik," kata Gizem menyemangati diri sendiri. "Dan aku juga tidak boleh menangis, karena menangis itu tanda kelemahan," lanjut Gizem.
Pagi ini nampaknya matahari masih tertutup awan kelabu yang tebal. Gizem malas untuk bangun karena masih merasa kedinginan dan hanya bermalas-malasan saja di pucuk daun pandan. Lalu setelah bosan Gizem pun segera mencuci muka, mencari makan dan minum. Gizem sangat menikmati pohon pandan yang bisa memberinya hidup nyaman dan aman.
"Matahari masih tertutup awan kelabu. Padahal aku berharap sinar paginya supaya tubuhku segar. Tapi ini ciptaan Tuhan yang harus disyukuri," gumam Gizem pelan dan sambil senyum memandangi sekelilingnya.
"Kenapa aku tidak melihat Jose? Biasanya Jose datang jam segini. Dan kalaupun tidak datang, pasti aku mendengar kicauan indah Jose dari atas sarangnya sana," kata Gizem heran.
Lalu Gizem pun berusaha menghadap ke atas sambil memanggil Jose. Tetapi tidak ada jawaban. Gizem lalu mengulanginya berkali-kali dan tetap tidak ada jawaban.
"Ah, mungkin suaraku terlalu kecil, sehingga tidak sampai ke sarang Jose di atas sana," kata Gizem dalam hati.
Gizem berfikir akan mengunjungi sarang Jose. Tetapi Gizem masih ragu untuk menjalaninya. Karena di atas sana sering ada burung pemangsa serangga yang melintas. Lalu, Gizem pun memutuskan untuk menunggu Jose hingga siang hari.
"Mungkin Jose juga malas bangun sepertiku tadi karena kedinginan. Sebaiknya aku menunggu hingga siang," kata Gizem dalam hati.
Detik, menit dan jam sudah berlalu, kemudian siang pun menjelang. Gizem semakin cemas karena tidak mendengar kicauan indah Jose. Akhirnya Gizem pun berniat untuk pergi ke sarang Jose di atas pohon jati besar. Gizem akan berusaha menghadapi jika di perjalanan nanti ada bahaya yang menimpa.