"Kenapa kamu sendirian, Gizem? Mana saudaramu? Biasanya bayi belalang selalu bersama saudaranya yang banyak," lanjut Jose yang selalu ingin tahu.
"Aku tidak tahu sekarang mereka ada di mana. Kami pisah setelah kami diserang oleh Pigo si ayam jantan," kata Gizem sambil menangis pelan.
"Gizem, jangan bersedih. Suatu saat nanti pasti kamu akan bertemu mereka. Rajin berdoa ya," kata Jose menghibur Gizem.
Gizem mengangguk dan berusaha menghapus air matanya.
"Aku sekarang tinggal di pucuk pohon pandan ini sendirian. Aku takut tinggal di tempat yang rendah. Daun pohon pandan ini enak kok. Dan aku juga bisa bersembunyi di dalam lorong itu jika ada bahaya mengancam," lanjut Gizem dengam senang.
"Iya Gizem. Kamu jangan bersedih ya, yang penting kamu aman dan banyak persediaan bahan makanan. Jangan lupa makan yang banyak ya, supaya sayapmu cepat tumbuh. Sehingga kamu bisa terbang ke tempat yang tinggi dan jauh untuk mencari orang tua dan saudaramu," kata Jose memberi semangat kepada Gizem, kawan barunya.
Gizem tersenyum senang. Kini Gizem mempunyai kawan untuk berbagi cerita. Gizem tidak lagi bersedih karena kesepian dan Gizem percaya bahwa suatu saat nanti akan bertemu dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
"Terimakasih kawan. Kamu tinggal di mana?" Tanya Gizem selanjutnya.
"Aku tinggal di atas pohon jati yang tumbuh di samping pohon pandan ini. Kita bisa bermain bersama setiap hari, Gizem."
Gizem menatap pohon jati tempat tinggal Jose. Tinggi sekali, hingga Gizem tidak bisa melihat sarang Jose.
"Kamu tinggal sama siapa, Jose?" Tanya Gizem kemudian.