Mohon tunggu...
Lina WH
Lina WH Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

• Ibu dari seorang anak laki-laki, Mifzal Alvarez.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hilang Nurani - Bagian 3

11 Desember 2018   12:22 Diperbarui: 11 Desember 2018   12:33 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Dokumentasi Pribadi

Sebulan kemudian... 


Kanaya semakin terpesona dengan Athen, karena perhatian Athen yang sangat berlebih. Beberapa perempuan memang akan mudah tunduk jika seorang lelaki memberi perhatian lebih. Tetapi, sayangnya kadang tidak bisa membedakan mana perhatian tulus dan mana perhatian palsu yang hanya sekedar dimanfaatkan saja.

"Hai, Kanaya Dilovena! Hari ini ada bazar buku. Barangkali ada novel dari penulis idolamu ada diskon juga," sapa Betty di lobi kampus saat Kanaya sedang sendirian.

"Oh, nanti aku tanya Athen dulu ya," jawab Kanaya singkat.

"Kan, sepertinya dirimu sudah dikuasai Athen, deh! Apa pun, kapan pun, di mana pun selalu Athen, Athen dan Athen."

"Emang kenapa? Masalah buatmu?" Kanaya bertanya dengan nada sinis.

"Enggak juga. Justru ini masalah buatmu, Kan! Tapi sayang, kamu belum sadar juga!" Betty berkata jujur, tetapi tetap tidak dihiraukan Kanaya.

"Bilang saja kamu iri sama aku. Sejak sama Athen, aku merasa diperhatikan. Merasa dilindungi. Dan yang pasti aku bahagia bersama Athen. Hariku lebih baik aku habiskan bersama Athen."

"Itu karena kamu yang membeli Athen!" Betty mulai frontal, tetapi Kanaya tetap tidak memperdulikan.

"Sembarangan amat sih ngomong!"

"Memang kenyataannya begitu! Lihat saja sanggup sampai kapan kamu membeli Athen!" Lanjut Betty dengan kata-kata yang lebih berani.

"Ah, makin ngelantur saja kamu Bet!" Balas Kanaya sambil berlalu meninggalkan Betty.

Betty membiarkan Kanaya pergi. Tetapi Betty akan tetap menyadarkan Kanaya dan hendak mencari bukti supaya Kanaya percaya kepadanya. Bagaimanapun juga, Kanaya dan Betty sudah lama bersahabat yang sering bersama dalam suka dan duka. Jika sekarang sedang renggang, itu karena persahabatan mereka sedang diuji. Terkadang sahabat itu melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat arti persahabatan mempunyai nilai yang indah.

Di lain waktu, Kanaya membuka email-nya. Dan itu rutin dilakukan karena terkadang Kanaya masih berkirim email kepada teman lama, saudara ataupun adik-adiknya. Dan benar, hari ini Kanaya menerima email dari adiknya yang masih SMA dan segera Kanaya membukanya.


Dear Mbak Kanaya...

Mbak apa kabar? Hari-hari Mbak diisi dengan apa saja? Main, nonton, dugem atau apa?

Aku heran, Mbak! Mbak selalu menang dan dibela Bapak-Ibu. Apapun untuk Mbak, pasti dilakukan. Dan kalaupun itu sulit, pasti diusahakan.

Mbak sudah lima bulan selalu meminta uang lebih. Dan itu sangat banyak, lho! Apakah kuliah itu semahal itu? Jika memang iya, aku nggak mau kuliah seperti Mbak. Lebih baik aku kerja setelah lulus SMA nanti. Karena aku tahu bagaimana Bapak-Ibu memperjuangkan semua itu demi Mbak. Hingga aku dan Ariel pun harus mengalah demi Mbak. Bapak sih bilang, "Nanti kalau Mbak mu sudah lulus kuliah dan bekerja, gantian Mbak mu yang membantu kamu."

Ah, tapi aku tidak tega. Karena kuliah itu mahal. Nanti Mbak mau makan apa kalau Mbak membiayai kuliahku dengan jumlah yang fantastis setiap bulannya? Belum uang semester ataupun biaya sewa kost. Aku takut, Mbak. Takut dengan biaya yang fantastis begitu.

Perlu Mbak tahu ya, aku dan Ariel tuh setiap hari jualan nasi bungkus di sekolah. Ibu yang membuatkan. Dan untung dari menjual nasi bungkus itu untuk kami. Kadang untuk jajan dan kadang untuk membeli keperluan kami yang harus segera dibeli. Karena apa? Karena uang Bapak habis untuk Mbak.

Tapi, tidak mengapa. Yang penting Mbak bisa kuliah dan lulus dengan nilai terbaik sehingga mendapatkan pekerjaan yang membanggakan.

Dan jejak Mbak nggak akan aku ikuti. Karena nurani ku tetap kasihan dengan yang membiayaiku nanti.

Semoga sukses dan sehat selalu, Mbak...

Salam dari adik-adikmu si penjual nasi bungkus, Rama & Ariel...


Kanaya tidak segera membalas email adiknya. Tetapi malah menangis karena merasa bersalah.

"Rama, Ariel... Maafkan Mbak ya. Nanti kalau Athen sudah lulus dan bekerja, aku nggak akan begitu lagi. Aku memang salah. Tapi aku dilema antara kalian adik-adikku atau Athen. Yah, kalian belum pernah jatuh cinta saja. Nanti kalau kalian sudah jatuh cinta, pasti kalian juga akan rela melakukan apapun demi cintamu," gumam Kanaya dalam lirih tangisannya. 

Bersambung... 

Lina WH 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun