Akhir tahun… Tiba saatnya untuk berlibur. Agak sedih sebetulnya saat ditanya beberapa teman, “akhir tahun liburan kemana?”. Sepertinya saya hanya di rumah saja, tidak ada rencana untuk liburan atau jalan-jalan. Namun, tanpa sengaja akhirnya saya bisa menikmati liburan yang mengasyikan.
Perjalanan yang sebetulnya tidak pernah direncanakan sebelumnya. Berawal dari perkenalan tanpa sengaja dengan seorang researcher dari MICD UGM yang akan mengadakan riset di kawasan Kampung Laut Cilacap, membuat saya akhirnya merasakan sensasi wisata bahari yang sangat menyenangkan.
[caption id="attachment_81957" align="aligncenter" width="300" caption="Segara Anakan - Nusa Kambangan (Doc. Pribadi)"][/caption]
“waaah orang Cilacap malah nggak tahu kalau Cilacap mempunyai tempat yang sangat indah” begitu selorohnya. Dan memang betul sekali, saya merasa sangat menyesal baru bisa menikmati keindahan tempat ini. Sabtu kemarin, dengan persiapan yang seadanya bersama Lina Wija dan Mas Sulis dari UGM berangkatlah kami menuju Kampung Laut.
Kampung Laut merupakan kecamatan di Kabupaten Cilacap yang terletak ditengah-tengah laguna segara anakan yang ada diantara pesisir selatan pulau jawa dan pulau Nusa Kambangan yang sangat menawan. Kawasan ini menjadi tujuan wisata alam yang sangat menarik. Laguna yang unik, pulau Nusa Kambangan yang mempesona, ekosistem mangrove yang mempunyai komposisi dan struktur hutan terlengkap di pulau jawa.
Kenapa disebut dengan kampung laut?
Karena perkampungan ini berada di tengah-tengah laguna segara anakan yang dikelilingi perairan. Lokasinya lumayan jauh dari pusat kota Cilacap. Perjalanan ke lokasi ditempuh dengan menggunakan perahu compreng dengan ongkos yang sangat terjangkau sekali, hanya Rp 7.000,- per orang.
[caption id="attachment_81958" align="aligncenter" width="300" caption="Perahu Compreng (Doc. Pribadi)"]
2 jam yang memuaskan.
Waktu tempuh dengan perahu compreng menuju Kampung Laut selama dua jam dari pelabuhan Seleko Cilacap. Dari perahu compreng tersebut kita dapat menikmati keindahan hutan mangrove di sepanjang perjalanan. Pemandangan alam yang hijau dan indah dari pulau Nusa Kambangan. Selain itu juga kita bisa melihat dari dekat bangunan-bangunan LP di Nusa Kambangan.
[caption id="attachment_81959" align="aligncenter" width="300" caption="Di Atas Perahu Compreng (Doc. Pribadi)"]
Selama perjalanan, saya terkagum-kagum ternyata di daerah kelahiran saya sendiri terdapat tempat yang begitu indah… berasa bukan di Jawa. Mendekati perkampungan, kejutan-kejutan lain hadir dan membuat saya semakin terpana. Banyak warga kampung Laut yang berprofesi sebagai penambang pasir. Pemandangan yang sangat aneh, ketika dari kejauhan melihat penambang-penambang tersebut berdiri di perahu kecilnya sambil mengacungkan golok. Dari penjelasan yang saya dapat, mereka memang sedang mengancam tukang perahu compreng agar berjalan pelan-pelan. Jika perahu compreng berjalan cepat akan mengakibatkan efek gelombang yang besar dan membuat perahu penambang pasir terbalik.
[caption id="attachment_81970" align="aligncenter" width="300" caption="Penambang Pasir (Doc. Pribadi)"]
Setelah dua jam perjalanan, sampailah saya di sebuah perkampungan. Wow… masih agak tak percaya rasanya. Ditengah-tengah perairan terdapat perkampungan penduduk. Dusun Moetehan desa Ujung Galang menjadi tempat transit pertama. Perjalanan dilanjutkan dengan jalan darat menuju Desa Klaces menggunakan jasa tukang ojek. Ongkosnya pun sangat terjangkau, perjalanan hamper memakan waktu setengah jam hanya Rp 10.000,- sekali jalan.
[caption id="attachment_81972" align="aligncenter" width="300" caption="Dusun Motehan Desa Ujung Galang (Doc. Pribadi)"]
Perjalanan dari Desa Ujung Galang menuju Klaces kita disuguhi pemandangan yang tak kalah indah meskipun sebetulnya agak miris dengan kondisi perkampungan warga yang masih sangat sederhana. Wisata alam lain yang dapat kita nikmati adalah goa-goa alami di wilayah pulau Nusa Kambangan.
[caption id="attachment_81973" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana Perkampungan Kampung Laut (Doc. Pribadi)"]
Goa Masigit Sela. Menurut warga sekitar, goa ini merupakan goa keramat. Wisatawan yang berkunjung mempunyai bermacam-macam tujuan. Ada yang hanya ingin melihat dan menikmati pemandangan seperti saya tentunya, ada pula yang bertujuan ngalap berkah, ada yang bertujuan untuk menenangkan diri, jadi jangan kaget apabila kita memasuki goa ini kita akan menemukan orang yang sedang bersemedi atau bertapa.
[caption id="attachment_81975" align="aligncenter" width="300" caption="Pintu Gerbang Goa Masigit Sela (Doc. Pribadi)"]
Selain Goa Masigit Sela, ada lagi Goa Maria. Menurut cerita, goa ini ditemukan tanpa sengaja oleh Belanda pada abad ke-16. Disebut Goa Maria karena didalamnya terdapat stalakmit yang menyerupai anjing dan perempuan yang sedang menyusui menyerupai bunda Maria.
Sebetulnya masih banyak tempat indah disini yang belum saya kunjungi, namun karena mengejar waktu agar tidak ketinggalan perahu compreng perjalanan ini saya akhiri. Pastinya lain waktu saya kembali lagi…
[caption id="attachment_81978" align="aligncenter" width="300" caption="Menunggu Jasa Penyebrangan (Doc. Pribadi)"]
Jika ada yang tertarik menikmati wisata bahari sekaligus wisata alam yang menyenangkan, saya sarankan datanglah ke Kampung Laut. Tak perlu biaya besar kok, selain untuk tempat berwisata, lokasi ini juga sangat bagus sebagai lokasi penelitian.
Selamat Berakhir Tahun... Selamat Berlibur Kawan...
Cilacap, 27/12/2010
By Lina Sophy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H