[caption id="attachment_192089" align="alignleft" width="150" caption="WC 2010 (doc. google)"][/caption]
Sportifitas. Judul tulisan mas Muhayat Af. Didalam tulisan tersebut jelas menyebut-nyebut nama saya. Memang benar adanya bahwa beberapa waktu lalu kami sempat bertaruh. Semoga bertaruh ini tidak sama dengan berjudi. Karena taruhan kita siapapun tim yang kami favoritkan ternyata kalah dalam laga final WC 2010, maka dia harus dengan rela mengakui keunggulan tim lawan dengan bentuk tulisan dan diposting di kompasiana.
Netherlands dihati saya tetap sang juara walaupun tanpa tropi dan bintang didada. Sebelum WC ini digelar pun saya sempat posting sebuah tulisan yang mengidolakan tim orange. Atau bahkan jauh sebelum itu, bahwa Netherlands dalam permainannya mengolah si kulit bundar telah mencuri hati saya dengan permainan total football-nya. Meski dalam WC 2010 ini tidak terlihat indahnya total football, akan tetapi ramuan van marwijk. Dan kenapa saya masih suka? Banyak hal!!! Salah satunya adalah diantara teman-teman pergaulan baik didunia nyata maupun maya saya nih... jarang sekali yang menyukai Belanda. Dan tak jarang saya dioloh-olok pendukung kompeni. Bangsa penjajah!!! Sudah 350 tahun dijajah kok masih di bela. Salah satunya omongan Aziz Abdul Ngasim yang kurang lebih begini: ”Kakek nenek dan buyut saya berjuang mati-matian ngusir kompeni dari negara ini. Kalau saya bela apa mereka tidak menangis” Please!!! Jangan jadi warga yang pendendam dooong!!! Heuheu... Specialist Runner-Up Begitu peluit wasit berbunyi mengakhiri laga tadi malam, sms dari beberapa kawan masuk hanya untuk bilang 3 kali final, 3 kali Runner-Up. Kujawab enteng aja... "Masih ada tahun 2014 di Brasil!!!" Spain memang lebih OK. Tim penerima gelar Fair Play!!! Merupakan bukti bahwa Spain memang layak menempati posisi 1 dunia dalam olah raga sepakbola ini. Bukan hanya itu Cassilas dkk juga bermain bagus. Ditengah isu tentang “catalunya” yang berkembang dinegaranya. Bahwa beberapa pemain mungkin mengalami perang batin dalam hatinya. Akan tetapi sekali lagi mereka menunjukkan bahwa mereka professional dan loyal dengan tugas yang diembannya. Pantas untuk kita contoh bukan? Mas Muhay, ini sudah cukup belum ya???? Kalau masih belom puas kapan-kapan saya tambahin ya…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H