"Ehhh lagi sama suami  kamu ya?"
"Ya iyalah sama suami aku, masa sama suami tetangga hahah." Mitha tertawa riang
"Kamu tahu lah namanya LDR, kangen aku udah diubun-ubun. Sebulan paling ketemu berapa hari, wajarlah klo ketemu aku pengen nempel terus Hihihi." Mitha terus bercerita sambal tertawa riang. Dia terdengar begitu bahagia.
"Ohh  ya sudah, baik-baik ya. Klo sudah balik dan lagi santai segera hubungi aku ya. Penting." Aku mengakhiri perbincangan dengan Mitha.
Benarkah Mitha sama sekali tak tahu tentang tingkah suaminya. Dia begitu riang dan tanpa beban menikmati kebersamaan dengan suami dan anak-anaknya. Rasanya tak tega merusak kebahagiaan Mitha dengan memberi informasi perempuan bernama Windy dan kemesraan foto-foto bersama suaminya. Oh ya Mitha tak bermain sosial media apapun, dia introvert dan tipe yang tidak butuh hingar bingar sosial media. Mitha tipe wanita santai yang tak butuh pencitraan maupun pengakuan. "Bahagia dan sedih biar hanya menjadi milikku, pake sepeda butut atau  BMW terbaru, tak perlu dunia tahu, biarlah hanya menjadi milik aku."  begitu jawabnya ketika kutanya mengapa tak bermain sosial media apapun.
Sepertinya perempuan bernama Windy  ini sengaja meledek dan  mulai menabuh genderang perang. Motifnya satu, ingin mempublikasi status hubungannya dengan Andre. Perempuan ini kembali memposting foto-foto mesranya bersama Andre. Kali ini tak tanggung-tanggung dia men-tag aku dan beberapa temannya. Mungkin wanita ini sedang terobsesi menjadi pemilik tunggal, dia berharap  mampu menggoyang rumah tangga Andre dan Mitha yang harmonis.
------------------
Cafe langganan kami. Berdua  menikmati capiucino bersama Mitha.
Mitha hanya tersenyum ketika kutunjukkan foto-foto suaminya. Berkali dia katakan tidak percaya foto-foto itu.
"Aku ga percaya foto-foto itu, aku lebih percaya Andre suamiku. Tak ada sedikitpun yang berubah dari Andre." demikian Mitha bicara. Terlihat tenang, tapi tak dapat dipungkiri penuh beban. Berkali-kali dia menggelengkan kepala. "aku yakin itu editan." Mitha melanjutkan kalimatnya.
"Apa kamu bilang? editan? ada-ada aja. Korban drakor nih sampe ga percaya foto sejelas dan sebanyak itu . Mitha, please jangan gila. Kalau ngedit satu dua foto masih oke. Ini  puluhan foto di berbagai tempat dibilang editan. Mit, kamu boleh menghibur diri, tapi jangan naif.  Please, rasional."  Gemas aku mendengar jawaban Mitha.