Bayangkan, bila seorang bupati miskin dan tidak pernah mengelola uang sedemikian banyak. Apakah kita akan mempercayakan uang ratusan miliar dalam kekuasaan tandatangannya pada seorang bupati yang tidak pernah mengelola uang dalam skala besar.Â
Tidak ada garansi yang mampu menjamin pengelolaan uang sedemikian besar jika tanpa didahului dengan kemampuan secara material, lalu intelektual, lalu moral.
Moral saya taruh belakangan, karena biasanya kita mampu melihat material dan intelektual secara kasat mata. Moral akan terlihat seiring waktu berjalan.Â
Calon bupati tidak cukup hanya baik saja. Baik tapi mudah ditololi, akan merusak masyarakat seluruh wilayah tersebut. Demikian pula kalo pintar tapi licik, akan membahayakan kondisi masyarakat di daerah itu.Â
Seorang calon kepala daerah harus cukup memiliki moral yang mampu membuat timbangan baik dan buruk secara tepat. Juga membuat keputusan yang tegas tepat.
Bagaimana cara masyarakat atau partai menilai bahwa seorang calon memiliki kemampuan mengelola keuangan daerahnya.
Tidak harus kaya-raya, kok...
Tapi, mengukur sejauh mana kelompok pengusaha yang memiliki uang siap memberikan investasi terhadap kebutuhan pencalonan hingga kemenangan si calon kepala daerah dapat dijadikan tolok ukur.
Apakah ini menyangkut uang?
Tidak!
Ini menyangkut kepercayaan.
Seberapa besar para pebisnis besar memberikan kepercayaan kepada si calon kepala daerah.
Jika si calon cuma berfikir kerdil, tentu tidak akan ada pengusaha yang mau memberikan investasi bagi pembiayaan pemenangan si calon kepala daerah.