Mohon tunggu...
Herlina Butar
Herlina Butar Mohon Tunggu... Administrasi - LKPPI Lintas Kajian Pemerhati Pembangunan Indonesia

Cuma orang yang suka menulis saja. Mau bagus kek, jelek kek tulisannya. Yang penting menulis. Di kritik juga boleh kok. Biar tahu kekurangan....

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Pilkades ala Juki dan Woto (1)

9 Januari 2019   00:35 Diperbarui: 9 Januari 2019   02:51 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Woto juga kerap mencari kelemahan-kelemahan pekerjaan Juki saat kepemimpinan Kades Juki.

Woto melihat keakraban Juki dengan babah Acong, Salmin dan Mail bisa menjadi titik lemah lemah Juki. Babah Liong memiliki kebiasaan membakar dupa, dan setahun sekali menggelar acara tepekong saat imlek sambil membagi-bagikan ang pao kepada penduduk desa. Woto sangat paham dengan tradisi itu, karena asal-usul keluarga Wotopun berasal dari Sentiong. Selama ini, Woto merepresentasikan diri sebagai Ketua kubu "Tumenggung Sakti" agar masyarakat desa lupa bahwa kakek nenek Woto berasal dari Sentiong.

Woto memerintahkan pendukungnya, kubu "Tumenggung Sakti" untuk menghasut orang desa. Woto menyatakan bahwa acara tepekong merupakan acara yang diharamkan. Acara tepekong akan membuat bencana. Roh-roh di gunung Kencana marah sehingga bisa menimbulkan penyakit ganas.  Woto juga menyatakan bahwa acara Tepekong akan membuat orang-orang Sentiong berdatangan dan menguasai desa. Kubu Woto menghasut orang desa bahwa bila orang-orang Sentiong berdatangan dan menguasai desa, maka orang desa akan terusir dan menjadi budak di desanya sendiri. 

Beberapa tokoh masyarakat menyayangkan cara-cara Woto untuk memenangkan Pilkades. Haji Mahmud melihat masyarakat desa mulai menjadi saling terbelah. Terasa aroma permusuhan antara kubu Juki dan kubu Woto. Haji Mahmud menyarankan agar Woto mencoba bersaing dengan membentuk kelompok-kelompok untuk membangun desa. Tapi, kelihatannya Woto lebih suka menggunakan metode menyerang.

Ulah Woto membuat sikap warga desa terbelah. Sebagian dari mereka percaya hasutan Woto dan mulai membenci Juki yang telah mengajak babah Liong ke desa sehingga ada acara Tepekong. 

Sebagian lagi tetap merasa bahwa kerja Juki sebagai kepala desa telah membuat desa Gandul Sari maju sehingga orang-orang desa bisa berdagang dengan lancar.

Menurut pemikiran Prawoto, politik pecah belah merupakan metode yang lebih jitu untuk memenangkan Pilkades saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun