Mohon tunggu...
Lina Nauli
Lina Nauli Mohon Tunggu... -

https://twitter.com/LinaNauli

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

13 Hari di Negeri Tirai Bambu

17 Agustus 2013   23:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:11 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malamnya kami terpaksa menginap di stasiun kereta api Beijing karena kami salah masuk stasiun untuk bertolak ke Shanghai. Biarpun tiket dibeli di Beijing Railway Station, ternyata kami seharusnya berangkat dari Beijing East Railway Station. Kami kembali mengganti tiket dengan potongan 5%. Penggantian jadual hanya dapat dilakukan sekali. Jika jadual ingin diganti lagi, tiket dibatalkan dan kita harus membeli tiket baru sesuai jadual yang diinginkan. Untungnya stasiun kereta api tempat kami menginap cukup nyaman sehingga kami dapat tidur nyenyak.

13767512131164813793
13767512131164813793
Stasiun kereta api yang mirip mal

Jumat, 28 Juni 2013 dihabiskan dengan berkeliling Beijing dengan jalan kaki. Kereta api dari Beijing tiba di Shanghai pada hari Sabtu, 29 Juni 2013. Salah seorang teman saya memiliki teman dari jejaring sosial couchsurfing yang menyediakan kamar untuk kami bertiga. Sambil menunggu waktu bertemu Chai Hai Yan, si pemilik apartemen yang menyediakan kamar, kami menghabiskan waktu di Shanghai Museum. Lagi-lagi, saya terkagum-kagum dengan museum yang tertata apik. Museum gratis ini buka pukul 10 pagi. Namun, antrian sudah panjang sebelum jam menunjukkan pukul 10 tepat. Antusiasme pengunjung sangatlah besar dengan mengantri di tengah hujan rintik-rintik. Pengunjung diizinkan masuk sebelum pukul 4 sore karena museum tutup pukul 5 sore. Dalam hati saya bertanya bagaimana bisa museum ini dikelola dengan baik tanpa pembayaran tiket.

13767518591706940782
13767518591706940782
Shanghai Museum yang terletak di taman

Setelah makan malam sekitar pukul 7, The Bund yang merupakan ikon Shanghai menjadi tujuan berikutnya. Uniknya, rata-rata orang yang saya temui tidak paham sewaktu saya menanyakan transportasi ke sana dengan menyebutnya 'The Bund'. Informasi saya dapat sewaktu saya menanyakannya dengan nama aslinya, 'Wei Tan'.

13767525071437016395
13767525071437016395
Salah satu kapal dalam parade kapal hias yang lewat pukul 9 malam di The Bund

Minggu, 30 Juni 2013, kedua teman saya bertolak ke Hangzhou, sedangkan saya masih menghabiskan satu malam di Shanghai. Kami berpisah di Shanghai karena tujuan saya berikutnya adalah Zhangjiajie. Paginya kami menghabiskan waktu dengan jajan di pasar tradisional Shanghai. Pasar tradisional adalah salah satu hal yang saya sukai di Cina karena suasananya sangat nyaman. Banyak jenis jajanan dan buah-buahan relatif murah. Siangnya kami habiskan di Yuyan Garden. Sorenya kedua teman saya menuju stasiun kereta api, sedangkan saya memilih berjalan kaki menyusuri Shanghai.

13767534601198134998
13767534601198134998
Sekilas tentang Yuyuan Garden

Senin, 1 Juli 2013 saya bertolak ke Zhangjiajie dengan kereta api K 533. Perjalanannya terhitung lama. Kereta berangkat sekitar pukul 11.25 siang dan tiba di Zhangjiajie sekitar pukul 9 pagi hari Selasa, 2 Juli 2013. Dari stasiun kereta api saya bertolak ke Wulingyuan. Hostel yang saya tuju tidak punya kamar kosong lagi sehingga saya memesan hostel di Zhangjiajie National Park yang merupakan tempat yang menginspirasi Steven Spielberg memproduksi AVATAR. Saya berasumsi bahwa tempat ini komersil karena tiket masuk yang berlaku 3 hari dipatok seharga 245 yuan + 3 yuan untuk asuransi. Setelah masuk lokasi, barulah saya paham. Taman nasional ini memang sangat luas. Ada bus serta mini bus bagi pengunjung. Pengunjung tak perlu membayar lagi untuk layanan bus.

1376754564539479284
1376754564539479284
Pemandangan gunung di Zhangjiajie National Park

Saya menghabiskan waktu hingga Kamis, 4 Juli 2013 di Zhangjiajie National Park. Hostel tempat saya menginap mewajibkan saya naik Bailong Elevator dengan membayar 72 yuan sekali naik. Rabu, 3 Juli 2013, saya terlena berjalan kaki sehingga turun gunung. Agar bisa tiba di hostel, terpaksa saya relakan 72 yuan lagi untuk naik Bailong Elevator. Walaupun direkomendasikan di beberapa artikel wisata, elevator ini tidaklah istimewa buat saya. Pengunjung seringkali berdesak-desakan saat di dalam elevator sehingga tidak menikmati pemandangan. Di hari terakhir lagi-lagi saya terpaksa mengeluarkan uang untuk naik Bailong Elevator. Beruntung kali ini hanya membayar 60 yuan karena seorang pemimpin tur Korea menawarkan membelikan. Dia rupanya dapat diskon. Saya tersesat di hari terakhir sehingga untuk naik bus turun gunung, saya harus menggunakan elevator. Kaki saya sangat capai akibat berjalan naik turun tangga di hari sebelumnya. Oh ya, terakhir kali menggunakan Bailong Elevator, saya menolak untuk berdesakan. Sewaktu giliran saya, hanya saya seorang diri di lift. Rekaman video pemandangan di elevator hanyalah selama sekitar 1 menit. Jadi, buat saya pemborosan naik elevator itu. Jalan kaki adalah cara terbaik menikmati pemandangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun